b. Dinamika Budaya Batik
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan sesudahnya. Perkembangan batik banyak
dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Kerajaan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain
untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja. Hasil
pembatikan digunakan untuk pakaian raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik
tersebut dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing- masing Prasetyo, 2010: 10-11.
Dalam perkembangannya, lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah
tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya batik yang tadinya hanya digunakan sebagai pakaian untuk keluarga istana, kemudian berkembang menjadi
pakaian yang juga digunakan oleh rakyat biasa. Bahan kain putih yang digunakan pada saat itu adalah kain hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna
yang digunakan terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia diantaranya adalah pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya terbuat dari soda abu,
serta garamnya terbuat dari tanah lumpur Prasetyo, 2010: 11. Oleh karena itu, kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman
kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan-kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik tersebut menjadi milik rakyat Indonesia,
khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis hingga awal abad ke-XX dan batik cap baru
dikenal setelah usai PD I atau sekitar tahun 1920. Kemudian pada saat ini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia Prasetyo, 2010: 11.
c. Klasifikasi Batik
Seni batik menurut teknik pembuatannya diklasifikasikan menjadi 2 dua kategori yaitu yang pertama adalah batik tradisional dan kedua adalah batik
dengan gaya bebas atau modern Tim Sanggar Batik Barcode, 2010: 84-85 yakni sebagai berikut.
1 Batik Tradisional
Jenis batik tradisional ditinjau dari teknik pembuatannya terdiri dari yang pertama batik pekalongan yaitu batik yang disertai dengan coletan, kedua batik
remekan yaitu batik dengan pemerasan untuk menghilangkan lilin sebagian, ketiga batik kerokan yaitu dengan pengerokan untuk menghilangkan lilin
sebagian, keempat batik kelengan yaitu batik yang dicap, diklowong, diwedel, dilorod, kelima batik monochrom yaitu batik yang sama dengan batik kelengan
hanya saja menggunakan warna bebas, keenam batik kalimantan yaitu batik yang dicap, disoga, dilorod, ketujuh batik lorodan yaitu batik yang diklowong, diwedel,
dilorod, dibirono, disoga, kedelapan batik bedesan yaitu batik yang ditembok, disoga, diklowong, diwedel, dilorod, dan yang terakhir kesembilan batik radioan
yaitu batik yang disoga, diklowong, diputihkan, ditembok, diwedel, dilorod. 2
Batik Gaya Bebas Modern