membangkitkan rasa ingin tahu, menciptakan lingkungan fisik, emosional, dan soaial yang positif. Selain itu juga bertujuan untuk menenangkan rasa takut,
menyingkirkan hambatan belajar, banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah, merangsang rasa ingin tahu, mengajak belajar penuh dari awal.
Sedangkan untuk persiapan pembelajaran tersebut dapat dilakukan sebelum dimulainya program belajar Ruhimat, dkk, 2011: 134.
Dengan demikian, maka persiapan pembelajaran harus dilakukan dengan baik, agar tercipta suasana belajar yang terencana, menyenangkan, dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu, dengan adanya persiapan pembelajaran yang tersusun dengan baik, akan menjadikan kegiatan belajar
mempunyai target pembelajaran guna merubah perilaku dan kemampuan berpikir para peserta didik. Beberapa hal yang terkait pada persiapan pembelajaran adalah
kurikulum, silabus, RPP, metode, dan media. Secara detail beberapa hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik Ahmadi, dkk, 2011: 59. Johnson dalam Sukmadinata 2012: 40 mengartikan bahwa kurikulum sebagai
rencana hanya terkait dengan tujuan. Kurikulum adalah seperangkat tujuan atau hasil belajar yang diharapkan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan, Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 15 dalam Siregar dan Hartini Nara 2011: 68.
Mulyasa 2007: 19-20 mengemukakan bahwa dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 15 dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP. KTSP
disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut.
1 Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk
mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. 2
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan. Serta mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Tujuan diterapkannya KTSP secara khusus adalah sebagai berikut Mulyasa, 2007: 22.
1 Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2 Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3
Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sataun pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP secara substansial juga
merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Tujuan diberlakukannya otonomi tersebut agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan
dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat. Dalam sistem KTSP sekolah memiliki full authority and responsibility dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan tersebut. Sekolah dituntut untuk mengembangkan SK dan KD ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas,
mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah.