Klasifikasi Batik Tinjauan Tentang Batik

3 Bandul yang digunakan untuk menahan mori yang akan dibatik agar tidak mudah tergeser dan tertiup angin atau bahkan tarikan dari pembatik secara tidak sengaja. Bandul biasanya terbuat dari bahan timah atau kayu dan dapat juga terbuat dari bahan batu. 4 Wajan yang merupakan perkakas untuk mencairkan malam atau lilin batik, pada zaman sekarang wajan terbuat dari bahan logam baja dan tanah liat pada zaman dahulu. Tujuan diberikannya tangkai pada wajan agar wajan mudah untuk diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain. 5 Kompor kecil digunakan sebagai peralatan dalam membuat api yang tujuannya untuk memanaskan malam atau lilin batik. 6 Saringan malam atau lilin batik ialah alat untuk menyaring malam atau lilin batik dalam keadaan panas yang tentunya juga banyak mengandung kotoran. Apabila malam batik disaring maka kotoran tidak mengganggu jalannya malam atau lilin batik pada cucuk canting ketika digunakan untuk membatik. 7 Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu yang dipergunakan sebagai contoh motif batik yang akan dibuat.

f. Bahan Pembuatan Batik

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan batik meliputi mori batik, bahan-bahan lilin batik, zat-zat warna dan obat-obat pembantu Susanto, 1980: 53-181. Berikut adalah uraian dari masing-masing bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan batik antara lain sebagai berikut. 1 Mori Batik Mori berasal dari Bombyx Mori yaitu suatu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih dan halus. Dilihat dari bahan dasarnya, kain mori berasal dari katun dan sutera asli ataupun sutera tiruan. Berdasarkan kehalusannya, mori dari katun dibedakan menjadi 3 tiga golongan, yakni g olongan yang sangat halus disebut “Primissima”, golongan halus yakni “Prima” dan golongan sedang yakni “Biru”. Seiring dengan perkembangan waktu maka kain mori ditambah satu golongan kasar yakni “kain grey” atau “blaco”. a Primissima berasal dari kata “primus-prima” artinya yang utama dari kelas satu. Mori primisima merupakan golongan mori yang paling halus. Mori primisima dibuat batik secara batik tulis, yang jarang dikerjakan secara batik cap. Ketetalan atau kepadatan benang untuk lungsi antara 105-125 per inchi 42-50 per cm dan untuk pakan antara 100-120 per inchi 40-48 per cm. Mori primissima mengandung kanji ringan dibawah 10. b Mori prima adalah golongan mori halus yang kedua setelah golongan primissima. Mori prima dapat digunakan untuk batik halus dan dapat pula untuk batik cap. Susunan kain mori prima rata-rata mempunyai total benang per inchi untuk lungsi 85-105 dan untuk pakan 70-90, sedangkan benangnya dalam nomor sistem Inggris Ne 1 untuk lungsi antara 36-46 dan untuk pakan antara 38-48 dengan kandungan kanji ringan yaitu sekitar 10. c Golongan kwalitas yang ketiga dari setelah primissima dan prima adalah mori golongan biru medium. Mori biru biasanya digunakan untuk membuat batik kasar dan sedang yang mempunyai susunan berkisar ukuran tetal lungsi 65-