Susunan Motif Batik Tinjauan Tentang Batik

Mori berasal dari Bombyx Mori yaitu suatu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih dan halus. Dilihat dari bahan dasarnya, kain mori berasal dari katun dan sutera asli ataupun sutera tiruan. Berdasarkan kehalusannya, mori dari katun dibedakan menjadi 3 tiga golongan, yakni g olongan yang sangat halus disebut “Primissima”, golongan halus yakni “Prima” dan golongan sedang yakni “Biru”. Seiring dengan perkembangan waktu maka kain mori ditambah satu golongan kasar yakni “kain grey” atau “blaco”. a Primissima berasal dari kata “primus-prima” artinya yang utama dari kelas satu. Mori primisima merupakan golongan mori yang paling halus. Mori primisima dibuat batik secara batik tulis, yang jarang dikerjakan secara batik cap. Ketetalan atau kepadatan benang untuk lungsi antara 105-125 per inchi 42-50 per cm dan untuk pakan antara 100-120 per inchi 40-48 per cm. Mori primissima mengandung kanji ringan dibawah 10. b Mori prima adalah golongan mori halus yang kedua setelah golongan primissima. Mori prima dapat digunakan untuk batik halus dan dapat pula untuk batik cap. Susunan kain mori prima rata-rata mempunyai total benang per inchi untuk lungsi 85-105 dan untuk pakan 70-90, sedangkan benangnya dalam nomor sistem Inggris Ne 1 untuk lungsi antara 36-46 dan untuk pakan antara 38-48 dengan kandungan kanji ringan yaitu sekitar 10. c Golongan kwalitas yang ketiga dari setelah primissima dan prima adalah mori golongan biru medium. Mori biru biasanya digunakan untuk membuat batik kasar dan sedang yang mempunyai susunan berkisar ukuran tetal lungsi 65- 85, tetal pakan 60-70 per inchi, dan nomor benang Ne 1 26-34 untuk lungsi Ne 1 28-36 untuk benang pakan. d Golongan kain yang paling rendah kwalitasnya adalah golongan blaco,yang disebut pula golongan mori merah atau kain grey karena biasanya dijual dipasaran dalam keadaan merah atau belum diputihkan. Mori blaco tiap piece mempunyai ukuran lebar antara 30-43 inchi panjang 48 yard, sedangkan konstruksi anyaman nomor benang lungsi Ne 1 34-20, pakan Ne 1 34-20, tetal per inchi lungsi 64-68, pakan 48-64. 2 Lilin Batik Lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist terhadap warna yang diberikan pada kain tersebut. Bahan pokok lilin adalah gondorukem, damar mata-kucing, parafin putih dan kuning, microwax, lemak binatang kendal, gajih, minyak kelapa, lilin tawon, lilin lanceng. Sedangkan untuk lilin yang diperoleh dari lorodan disebut “lilin bekas” atau lilin hitam karena warna lilin kehitaman, yang kemudian lilin bekas tersebut dicampurkan kembali pada pembuatan campuran lilin baru. a Malam Tawon disebut juga “kote” atau lilin tawon yang mempunyai sifat- sifat yakni warnanya kuning suram, mudah meleleh dan titik lelehnya rendah 58 C, mudah melekat pada kain, tahan lama dan tidak berubah oleh perubahan iklim, mudah lepas pada lorodan dengan air panas. Malam tawon atau lilin kote biasanya digunakan sebagai campuran pada lilin klowong. b Gondorukem berasal dari pinus-merkusii, getah pinus disuling untuk memisahkan terpentijn dan air didalamnya sehingga menyisakan gondorukem. Sifat-sifat umum pada gondorukem ialah jika dipanaskan lama menjadi encer atau lama meleleh, gondorukem yang telah encer lebih mudah menembus kain, yang telah melekat dan setelah dingin membeku pada kain akan mudah patah, tidak tahan larutan alkali loog, titik leleh gondorukem antara 70 -80 C. Gondorukem sering digunakan sebagai campuran pada lilin klowong maupun lilin tembokan. c Damar matakucing diambil dari pohon Shorea spece yang telah diambil dari pohon damar yang prosesnya tidak mengalami pengolahan seperti gondorukem, melainkan hanya dipecah-pecah menjadi lebih kecil dan dibersihkan dari kotorannya. Matakucing digunakan sebagai campuran lilin agar lilin batik dapat membentuk bekas atau garis-garis lilin yang baik dan melekat pada kain dengan baik. Damar matakucing memiliki sifat sukar meleleh, lekas membeku, dan tahan terhadap larutan alkali. d Parafin putih bersih atau kuning muda dipakai dalam campuran lilin batik agar lilin batik mempunyai daya tahan tembus basah yang baik dan mudah lepas ketika dilorod. Parafin memiliki sifat-sifat seperti mempunyai daya tolak tembus basah yang baik, mudah encer dan lekas membeku, daya lekat kecil dan mudah lepas, titik leleh rendah baik parafin putih maupun kuning yakni 60 C-56 C, tahan terhadap larutan alkali tetapi tidak bertahan lama. e Microwax atau lilin micro merupakan jenis parafin yang lebih halus dengan berwarna kuning muda. Lilin micro digunakan sebagai campuran pada lilin