Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

individu internal maupun dari luar individu eksternal. Seperti yang diungkapkan oleh Akhmad Kardimin 2004: 2-3 ada 2 faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja yaitu: 1 Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kematangan baik fisik maupun mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan dan motivasi. 2 Faktor eksternal Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan pengalaman kerja. Ketika faktor yang mempengaruhi adalah faktor yang positif, maka kemungkinan besar Kesiapan Kerja seseorang akan semakin tinggi. Faktor-faktor inilah yang terkadang akan dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk dapat menerima seseorang dalam bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan 2013: 54, bahwa pada umumnya beberapa kualifikasi yang menjadi dasar dalam proses seleksi pengadaan tenaga kerja adalah umur, keahlian, kesehatan, kesehatan fisik, pendidikan, jenis kelamin, tampang, bakat, temperamen, karakter, pengalaman kerja, kerja sama, kejujuran, kedisiplinan, inisiatif, dan kreatifitas. Dengan demikian beberapa kualifikasi tersebut juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya Kesiapan Kerja seseorang. Kesiapan Kerja yang dimiliki seseorang akan memberikan nilai lebih bagi dirinya, karena seseorang yang telah memiliki Kesiapan Kerja pasti dia telah mempersiapkan segala sesuatu yang kemungkinan akan dibutuhkan ketika masuk di dunia kerja. Hadari Nawawi 2006: 167 mengungkapkan bahwa: Semakin tinggi pendidikan pembelajaran formal di lembaga pendidikan, dan pengalaman kerja seseorang belajar nonformal dalam bekerja, maka semakin baik kompetensinya dalam melaksanakan pekerjaanjabatan tersebut. Dengan pendidikan yang diperoleh siswa dari pembelajaran formal dan nonformal, maka pengalaman belajar siswa menjadi lebih lengkap. Di sekolah siswa lebih terfokus pada pembelajaran teoritis, sedangkan dengan mengikuti pembelajaran nonformal seperti pengalaman kerja yang salah satunya diperoleh dari program Praktik Kerja Industri Prakerin akan menambah pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk bekerja nantinya. Kesiapan Kerja yang berisi seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh dari pembelajar memang bisa didapat dan dipersiapkan di dunia pendidikan namun dalam implementasinya tidak semudah itu. Tidak ada artinya penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang baik ketika sikap mentalnya buruk. Menurut Pool dan Sewell 2007 melalui Niko Dimas dan Miftahun Ni’mah 2014: 5 menyatakan bahwa Kesiapan Kerja terdiri dari beberapa faktor utama dan hal yang berkaitan dengan Kepercayaan Diri ialah mengenai refleksi dan evaluasi. Seseorang yang mempunyai kepercayaan diri mereka tidak hanya yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya saja namun seseorang akan bisa menilai dirinya lebih sekaligus mengevaluasi dan memperbaiki kesalahannya. Kepercayaan Diri dapat mempengaruhi Kesiapan Kerja secara tidak langsung dengan membuat seseorang mampu menemukan keunggulan dirinya serta mengambil keputusan dan bertanggungjawab atas pilihan karirnya. Pendapat lain dari Michael Zwell melalui Wibowo, 2011: 339 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompetensiKesiapan Kerja seseorang, yaitu sebagai berikut: 1 Keyakinan dan Nilai-Nilai Keyakinan terhadap diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi perilaku. Individu yang berfikir positif, beranggapan bahwa mereka kreatif dan inovatif akan berusaha berkembang. 2 Keterampilan Keterampilan memainkan banyak peran di berbagai kompetensi. Pengembangan keterampilan secara spesifik pada kompetensi akan berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual 3 Pengalaman Keahlian dalam kompetensi memerlukan pengalaman, seperti pengalaman mengorganisasi orang, komunikasi, dan menyelesaikan masalah. Pengalaman merupakan faktor kesiapan yang dapat berubah mengikuti waktu dan lingkungan. Dalyono 2012: 167 mengemukakan bahwa “pengalaman dapat mempengaruhi fisiologi perkembangan individu yang merupakan salah satu prinsip perkembangan kesiapan readiness siswa dalam mempersiap kan diri memasuki dunia kerja”. Pengalaman yang didapat siswa salah satunya di sini adalah dengan adanya pelaksanaan program Praktik Kerja Industri. Dengan mengikuti program tersebut siswa mendapat banyak pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuknya ketika terjun ke dunia kerja. 4 Karakteristik Kepribadian Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Kepribadian ini dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam penyelesaian konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan membangun hubungan. Selain itu Hadari Nawawi 2006: 171 juga menambahkan bahwa kompetensi kerja memiliki hubungan erat dengan beberapa sifatkarakteristik kepribadian, seperti percaya diri, loyalitas, kejujuran, kreativitas, inovatif, orientasi pada hasil, pemecahan masalah, keterbukaan, dan lain-lain. Sikap-sikap inilah yang turut mempengaruhi besarnya Kesiapan Kerja seseorang. 5 Motivasi Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Motivasi menyebabkan orientasi bekerja seseorang pada hasil, kemampuan mempengaruhi orang lain, meningkatkan inisiatif, dan sebagainya. Peningkatan motivasi akan meningkatkan kompetensi yang dapat meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusi pada organisasi pun menjadi meningkat. Motivasi merupakan suatu siklus yang terdiri dari tiga elemen yaitu adanya kebutuhan needs, dorongan untuk berbuat dan bertindak drives, dan tujuan yang diinginkan goals. Motivasi dalam penelitian ini adalah Motivasi Berprestasi. Seperti yang diungkapkan McClelland pada teori motivasi bahwa “di antara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan”. McClelland 1961 melalui Herminarto Sofyan dan Hamzah Uno 2012: 45 menekankan bahwa “pentingnya kebutuhan prestasi karena orang- orang yang berhasil dalam dunia bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatunya ”. Dengan demikian adanya Motivasi Berprestasi akan membuat seseorang lebih menyiapkan dirinya semaksimal mungkin untuk dapat bekerja menyelesaikan pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawabnya. 6 Isu Emosional Hambatan emosional dapat membatasi penguasaaan kompetensi. Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau menjadi bagian, semuanya cenderung mempengaruhi motivasi dan inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan menyelesaikan konflik antarpekerja. 7 Kemampuan Intelektual Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki masalah-masalah melalui setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor seperti pengalaman dapat meningkatkan kemampuan intelektual. 8 Budaya Organisasi Budaya organisasi dapat meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan: a praktik rekruitmen dan seleksi karyawan, b sistem penghargaan, c praktik pengambilan keputusan, dan d filosofi organisasi, visi, misi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan kompetensi. Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal dari luar diri seseorang. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi Kesiapan Kerja adalah bakat, minat, motivasi berprestasi, nilai-nilai, sikap, kepercayaan diri, kreativitas, kemampuan intelektual, kondisi fisik, dan karakteristik kepribadian. Sedangkan faktor eksternalnya adalah faktor keluarga, sarana prasarana di sekolah, budaya organisasi, informasi dunia kerja, pengalaman kerja dan peran masyarakat sekitar.

c. Ciri-ciri Kesiapan Kerja

Kesiapan Kerja merupakan suatu hal yang cukup penting untuk dicapai seseorang dalam hidupnya. Seseorang yang telah memiliki Kesiapan Kerja yang tinggi akan tercermin dari suatu sikap kerja yang baik pula. Oleh karena itu banyak hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Sugihartono 2000: 15 bahwa ciri-ciri seorang individu yang memiliki Kesiapan Kerja adalah: 1 Adanya tingkat kematangan, yang meliputi a Kematangan fisik, meliputi kondisi otot dan syaraf b Kematangan psikologis, meliputi minat, cita-cita, siap, tanggung jawab, dan stabilitas emosi. 2 Pengalaman belajar, yang meliputi: a Pengetahuan tentang sekolah, kejuruanjurusan, Undang- undang ketenagakerjaan perburuhan dan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan kerja pekerjaan yang dapat dimasuki, syarat-syarat, etika kerja, kemampuan pengembangan, jaminan finansialsosial dan objek kerja b Keterampilan yang meliputi keterampilan menggunakan alat- alat, merawat alat-alat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan. Untuk dapat meningkatkan Kesiapan Kerja seseorang maka orang tersebut harus berusaha meningkatkan kematangan fisik, mental, maupun pengalaman belajarnya. Ketika hal tersebut saling melengkapi dan selalu beriringan membentuk pribadi yang siap kerja. Wibowo 2011: 338 menjelaskan terdapat beberapa kompetensi yang mencermin Kesiapan Kerja yaitu sebagai berikut: 1 Flexibility Fleksibilitas merupakan kecenderungan untuk melihat perubahan sebagai peluang yang menarik daripada sebagai tantangan, misalnya kesediaan untuk adopsi teknologi baru. 2 Information-Seeking Motivation and Ability to Learn Motivasi mencari informasi dan kemampuan belajar merupakan antusiasme untuk mencari peluang belajar teknologi baru dan keterampilan dalam hubungan antarpribadi. Pembelajaran jangka panjang tentang pengetahuan dan keterampilan baru diperlukan oleh perubahan persyaratan pekerjaan di masa depan. 3 Achivement Motivation Motivasi Berprestasi merupakan dorongan untuk inovasi dan “kaizen” perbaikan terus menerus dalam kualitas dan produktivitasnya yang diperlukan untuk menghadapi meningkatnya kompetisi. 4 Work Motivation under Time Pressure Motivasi kerja dalam tekanan waktu merupakan beberapa kombinasi dari fleksibilitas, motivasi berprestasi, resistensi terhadap stres dan komitmen organisasi yang memungkinkan individu bekerja dalam permintaan yang meningkat atas produk dan jasa baru dalam waktu yang lebih pendek. 5 Collaborativeness Kesediaan bekerja sama merupakan kemampuan untuk bekerja secara kooperatif dalam kelompok yang bersifat multidisiplin dan rekan kerja yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan sikap positif terhadap orang lain, memiliki pemahaman tentang hubungan antarpribadi dan menunjukkan komitmen organisasional. 6 Customer Service Orientation Orientasi pada pelayanan pelanggan merupakan keinginan membantu orang lain, pemahaman tentang hubungan antarpribadi, bersedia untuk mendengarkan kebutuhan pelanggan dan tahapan emosi, mempunyai cukup inisiatif untuk mengatasi hambatan dalam organisasi untuk mengatasi masalah pelanggan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25