Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Berprestasi memiliki kontribusi pengaruh terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Paket
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran 20152016 sebesar 41,5 sedangkan 58,5 ditentukan oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Mengingat hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kesiapan
Kerja memiliki tingkat korelasi yang tinggi dan koefisien determinasinya 41,5, sehingga dimungkinkan bahwa Motivasi Berprestasi dapat
dijadikan prediksi Kesiapan Kerja. Model regresi menggunakan model sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Y = aX
1
+ K Dimana Y merupakan prediksi Kesiapan Kerja, a merupakan koefisien
prediktor, X
1
merupakan variabel Motivasi Berprestasi dan K merupakan angka konstanta atau ketetapan. Perhitungan model regresi yang diperoleh
adalah sebagai berikut: Y = 0,657X
1
+ 45,494 Model regresi tersebut memiliki arti bahwa diperkirakan setiap
peningkatan 1 satuan pada skor X
1
atau Motivasi Berprestasi maka akan meningkat 0,657 satuan pada Y atau variabel Kesiapan Kerja.
Penelitian ini juga dilakukan uji signifikansi menggunakan uji t. Berdasarkan hasil uji t diperoleh t
hitung
8,329 lebih besar dari nilai t
tabel
sebesar 1,984 pada taraf signifikansi 5 atau p 0,000,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Berprestasi terhadap Kesiapan Kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Akhmad Kardimin 2004: 2-3 bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi
Kesiapan Kerja adalah faktor internal dan faktor eksternal. Motivasi dalam hal ini adalah Motivasi Berprestasi merupakan salah satu faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Motivasi Berprestasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang sehingga tergerak untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai prestasi setinggi mungkin. McClelland 1961 melalui
Herminarto Sofyan dan Hamzah Uno 2012: 45 menekankan bahwa “pentingnya kebutuhan prestasi karena orang-orang yang berhasil dalam
dunia bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatunya”. Ditambah lagi menurut Michael Zwell melalui Wibowo,
2011: 339 bahwa “Peningkatan motivasi akan meningkatkan kompetensi
yang dapat meningkatkan kinerja seseorang ”. Dengan demikian adanya
Motivasi Berprestasi akan membuat seseorang lebih menyiapkan dirinya semaksimal mungkin untuk dapat bekerja sesuai dengan harapan dan
tujuan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Syamsul Bahri yang berjudul “Hubungan Antara Minat
Siswa dalam memilih Program Keahlian Akuntansi dan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Kesiapan Kerja Siswa kelas X Program
Keahlian Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman Tahun Ajaran 20122013”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara Motivasi Berprestasi Siswa dan Kesiapan Kerja ditunjukkan r
hitung
0,616 lebih besar r
tabel
0,207. Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, makin menguatkan
penelitian yang dilakukan sekarang. Motivasi Berprestasi berperan dalam membentuk Kesiapan Kerja. Seorang siswa yang hendak lulus dihadapkan
pada masalah seperti penentuan jati diri, akan kemana setelah lulus, apakah bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Seorang siswa yang
mempunyai Motivasi Berprestasi tinggi sudah mempunyai rencana kerja dan tujuan yang jelas sehingga ia akan berusaha untuk mewujudkan hal
tersebut. Sehingga siswa akan termotivasi untuk maju dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan sehingga mencapai prestasi tertinggi.
Dengan demikian dari segi penguasaan materi pengetahuan, siswa akan siap untuk terjun ke dunia kerja. Motivasi Berprestasi yang tinggi akan
menyebabkan Kesiapan Kerja siswa menjadi tinggi dan sebaliknya, Motivasi Berprestasi yang rendah akan menyebabkan Kesiapan Kerja
siswa menjadi rendah. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan tersebut
semakin menguatkan bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Paket Keahlian
Akuntansi SMK Negeri 1 Bantul tahun ajaran 20152016. Terbuktinya hipotesis pertama tersebut dapat memberikan informasi bahwa ternyata
Motivasi Berprestasi perlu diperhatikan agar Kesiapan Kerja yang dimiliki siswa semakin tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu memiliki
tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki tujuan yang realistis, memiliki rencana kerja menyeluruh dan berjuang merealisasikan
tujuannya, mempunyai daya saing, tekun menghadapi tugas, senang bekerja mandiri, dan bersedia menerima perubahan dan umpan balik.
Terutama untuk indikator-indikator yang mempunyai skor rendah untuk lebih diperhatikan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan skor variabel Motivasi Berprestasi yang rendah disebabkan oleh
pencapaian skor pada indikator memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang merealisasikan tujuannya serta memiliki tingkat tanggung
jawab pribadi yang tinggi yang masih rendah. Sehingga masih ada 12 siswa 12 yang masuk dalam kelompok bawah yaitu yang mempunyai
kecenderungan Motivasi Berprestasi yang rendah. Oleh karena itu diperlukan peran dari guru Bimbingan Konseling dan guru mata pelajaran
lain untuk memotivasi siswa agar lebih meningkatkan prestasinya.