Penapisan Indikator Keberlanjutan Lahan Sawah

144

5.3.4 Penilaian Indeks Keberlanjutan Lahan Sawah

Nilai Indeks Keberlanjutan Lahan Sawah IKLS didasarkan pada nilai respon variabel-variabel indikator utama untuk masing-masing faktor yang diteliti, yaitu faktor lingkungan biofisik, ekonomi, dan sosial-budaya. Penghitungan nilai IKLS di setiap zona agroekologi menggunakan nilai standar dari variabel- variabel indikator utama ketiga faktor tersebut. Nilai IKLS memiliki kisaran angka 0 – 1 jika dikalikan 100 kisarannya menjadi 0 - 100. Kisaran nilai indeks ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai indeks semakin baik tingkat keberlanjutannya. Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks semakin buruk tingkat keberlanjutan. Dalam penelitian ini, nilai IKLS diklasifikasikan menjadi 4 kelas status keberlanjutan, yaitu: 0-25 buruk, 25-50 kurang, 50-75 cukup, 75-100 baik.

5.3.5 Pengkategorian Indeks Keberlanjutan Lahan Sawah

Pengkategorian nilai IKLS di setiap zona agroekologi menggunakan analisis diskriminan. Dengan analisis diskriminan, status keberlanjutan lahan sawah di setiap zona agroekologi dapat dikelompokkan apakah termasuk kategori buruk, kurang, cukup, atau baik. Model analisis diskriminan untuk pengkategorian IKLS di setiap zona agroekologi merupakan fungsi linear, yang menurut Supranto 2004 dapat dinyatakan sebagai berikut: D i = nilai skor diskriminan dari kategori IKLS ke-i i = 1, 2, ........ n. D merupakan variabel tak bebas X ij = variabel atribut indikator utama ke-j dari kategori IKLS ke-i b j = koefisien diskriminan dari atribut indikator utama ke-j Penghitungan nilai parameter statistik seperti koefisien diskriminan dan nilai eigen, korelasi kanonik, Wilk’s lamda λ, serta nilai F untuk uji nyata statistik model menggunakan perangkat lunak Systat versi 12.0. Menurut Supranto 2004, nilai eigen mencerminkan tingkat superior fungsi diskriminan. Korelasi kanonik mengukur seberapa kuat asosiasi antara skor diskriminan dan kelompok kategori. Wilk’s lamda nilainya antara 0 dan 1. Kalau nilai besar mendekati 1 D i = b o + b 1 X i1 + b 2 X i2 + b 3 X i3 ......+ b j X ij + .......+ b k X ik 145 menunjukkan bahwa rata-rata antar kelompok tidak berbeda, sebaliknya kalau angkanya kecil mendekati 0, rata-rata kelompok sangat berbeda, artinya fungsi diskriminan yang diperoleh adalah cukup nyata untuk membedakan suatu kelompok. 5.4 Hasil dan Pembahasan 5.4.1 Indeks Keberlanjutan Lahan Sawah Hasil analisis faktor Tabel Lampiran 4-12 menunjukkan bahwa setiap zona agroekologi lahan sawah memiliki indikator utama yang berbeda-beda. Indikator utama hasil seleksi dengan faktor analisis tersebut didasarkan pada nilai muatan faktor faktor loading minimal 50. Nilai varian faktor dari indikator utama untuk semua zona agroekologi berkisar dari 71.20 hingga 94.2. Nilai varian minimum ditunjukkan oleh indikator utama keberlanjutan lahan sawah di zona B S1IP200, sedangkan terbesar di zona F S2IP100. Berdasarkan hasil analisis diskriminan Tabel 34, nilai IKLS dari indikator utama yang terseleksi dengan analisis faktor dapat dikategorikan menjadi dua kelas, yaitu “cukup berkelanjutan” nilai IKLS rata-rata: 52 - 60 dan “kurang berkelanjutan” nilai IKLS rata-rata: 43 - 50 . Indikator utama tersebut ada yang berperan sebagai faktor penghambat dan pendukung keberlanjutan lahan sawah. Indikator utama yang berperan sebagai faktor penghambat ditunujukkan dengan nilai koefisien diskriminan negatif, sedangkan yang berperan sebagai faktor pendukung ditunjukkan dengan nilai koefisien diskriminan positif. Kategori IKLS dari hasil analisis diskriminan dipetakan pada Gambar 54. Hasil pemetaan tersebut menunjukkan bahwa status keberlanjutan lahan sawah di P. Jawa dengan luas total 3,101,354 ha terdiri dari 2,867,055 ha 92 dengan kategori “cukup berkelanjutan” dan 234,299 ha 8 dengan kategori ”kurang berkelanjutan”. Lahan sawah yang termasuk kategori ”cukup berkelanjutan” meliputi zona A S1IP300, B S1IP200, C S2IP100, dan D S2IP300, G S3IP300 dan H S3IP200; sedangkan yang termasuk kategori ”kurang berkelanjutan” terdiri dari zona E S2IP200, F S2IP100, dan I S3IP100. Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 35, zona agroekologi lahan sawah yang memiliki status ”cukup berkelanjutan” tersebut sebagian besar merupakan dataran aluvial volkanik dengan jenis tanah dominan: Alluvial Epiaquepts,