203
6.2.2.4 Penyelenggaraan Penataan Ruang
Secara struktural, penataan ruang diselenggarakan secara proporsional oleh pemerintah dan masyarakat Gambar 75. Penyelenggaraan penataan ruang
tersebut adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan penataan ruang. Pelaksanaan penataan ruang dilakukan melalui tiga
kegiatan, yakni: 1 perencanaan tata ruang, 2 pemanfaatan ruang, dan 3 pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang menghasilkan rencana
umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun secara berjenjang, yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional, RTRW
Provinsi, dan RTRW KabupatenKota. Rencana rinci tata ruang terdiri atas rencana tata ruang pulaukepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis nasional,
rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, rencana tata ruang kawasan strategis kabupatenkota, dan rencana detail tata ruang kabupatenkota UUPR
Pasal 5.
Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana struktur ruang merupakan rencana sistem pusat permukiman
Gambar 75. Struktur penyelenggaraan penataan ruang Rustiadi et al., 2008
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pengaturan Pembinaan
Pengawasan
Pelaksanaan
Perencanaan Pengendalian
Pemanfaatan
Pemerintah
Pemerintah dan Masyarakat
Ruang dan Sumberdaya dalam Ruang
204 dan rencana sistem jaringan prasarana. Adapun rencana pola terdiri atas ruang
peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Lebih lanjut, peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya yang mencakup peruntukan ruang untuk
kepentingan kelestarian lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, dan keamanan. Dalam rangka pelestarian lingkungan hidup, pemangku kepentingan
harus menetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 dari luas daerah aliran sungai UUPR Pasal 17 ayat 5.
Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya UUPR Pasal 32 ayat 1 Pemanfaatan ruang
mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam lain UUPR Pasal 33 ayat 1.
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi
UUPR Pasal 35. Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi ditetapkan dengan: a
peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional; b peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; dan c peraturan
daerah kabupatenkota untuk peraturan zonasi sistem kabupatenkota UUPR Pasal 35 dan Pasal 36. Ketentuan perijinan dikeluarkan oleh pemerintah. Ijin
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW dibatalkan oleh pemerintah. Ijin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan RTRW
dapat dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah dengan memberikan ganti rugi yang layak UUPR Pasal 37. Pemberian insentif merupakan upaya memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, yaitu berupa keringanan pajak, pembangunan serta pengadaan infrastruktur,
kemudahan prosedur perijinan, dan atau pemberian penghargaan UUPR Pasal 38 ayat 2. Sebaliknya, disinsentif juga dapat diterapkan apabila terdapat
pelaksanaan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW, yaitu berupa pengenaan pajak yang tinggi dan pembatasan penyediaan infrastruktur serta
penalti UUPR Pasal 38 ayat 3.