236 kebijakan pengelolaan lahan sawah secara terpadu, 3 melaksanakan koordinasi
kegiatan fungsional dalam melaksanakan tugas Badan Persawahan Nasional, 4 pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang pemanfaatan lahan sawah, 5 pelaksanaan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, dan
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
7.3 Pengembangan Peta Zona Agroekologi Lahan Sawah melalui IDSN
Peta zona agroekologi lahan sawah merupakan peta sintesis berbasis SIG yang terbangun dari kumpulan layer dasar dan tematik dalam basisdata DBMS :
database management system terpadu Gambar 85. Layer dasar terdiri dari layer hipsografi garis kontur, utilitas, perairan, batas administrasi, toponimi,
garis pantai jaringan sungai dan tubuh air, layer komunikasi jaringan jalan, layer nama-nama geografi toponimi, layer garis kontur, dan batas wilayah
administrasi. Sedangkan layer tematik terdiri dari layer sistem lahan, penutup lahan, agroklimat, potensi sumberdaya air dan kondisi irigasi irigasi, kawasan
hutan, dan sosial-budaya yang terintegrasi dalam fitur batas wilayah administrasi. Karena beragamnya tema penyusun, maka pengembangan peta zona agroekologi
lahan sawah sangat tergantung pada ketersediaan data di berbagai instansi. Sebagai konsekwensinya, kunci keberhasilan pengembangan peta zona
agroekologi lahan sawah tergantung pada faktor koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam hal akses data.
• •
S S
i i
s s
t t
e e
m m
L L
a a
h h
a a
n n
• •
P P
e e
n n
u u
t t
u u
p p
l l
a a
h h
a a
n n
• •
A A
g g
r r
o o
k k
l l
i i
m m
a a
t t
• •
K K
a a
w w
a a
s s
a a
n n
h h
u u
t t
a a
n n
• •
I I
r r
i i
g g
a a
s s
i i
• •
S S
o o
s s
i i
a a
l l
- -
b b
u u
d d
a a
y y
a a
• •
H H
i i
p p
s s
o o
g g
r r
a a
f f
i i
• •
U U
t t
i i
l l
i i
t t
a a
s s
• •
P P
e e
r r
a a
i i
r r
a a
n n
• •
B B
a a
t t
a a
s s
a a
d d
m m
i i
n n
i i
s s
t t
r r
a a
s s
i i
• •
T T
o o
p p
o o
n n
i i
m m
i i
• •
G G
a a
r r
i i
s s
p p
a a
n n
t t
a a
i i
Basisdata Zona agroekologi
Lahan Sawah
Data spasial dan atributnya tersimpan
dalam Database Management System DBMS
Layer Dasar Layer Tematik
Gambar 85. Basisdata zona agroekologi lahan sawah
237 Dalam penelitian ini, peta zona agroekologi dibuat pada skala 1: 250.000.
Untuk pengembangannya dapat dibuat pada skala yang lebih kecil atau lebih besar, tergantung pada tujuannya. Untuk mendukung pengambilan kebijakan di tingkat
nasional dapat menggunakan skala 1: 1,000,000, sedangkan di tingkat kabupatenkota dapat menggunakan skala 1: 50,00025,000 Tabel 51.
Penggunaan skala peta tersebut disesuaikan dengan format basisdata peta rupabumi RBI. Peta-peta pendukung untuk pembuatan peta zona agroekologi
lahan sawah menggunakan georeferensi nasional Datum Geodesi Nasional tahun 1995 DGN’95. Menurut Matindas et al. 1997, DGN’95 mengadopsi ellipsoid
World Geodetic System tahun 1984 WGS’84. Penyajian peta untuk semua tingkat skala menggunakan koordinat geografi dan sistem proyeksi Universal
Transverse Mercator UTM. Pengembangan basisdata zona agroekologi lahan sawah berbasis SIG dari
kumpulan data spasial pada Tabel 50 diprediksi masih menghadapi berbagai kendala. Hakim dan Shofiyati 2009 mengemukakan bahwa pembangunan
basisdata berbasis SIG di Indonesia masih terkendala oleh masalah ketersediaan data, kelengkapan, standar, akses data, dan duplikasi data. Kendala ini dapat
diatasi dengan pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional IDSN. Konsep pembangunan IDSN bertujuan untuk mewujudkan sharing data spasial beserta
aplikasinya secara on line antar simpul jaringan wali data, sehingga data spasial yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengambil keputusan untuk
perencanaan berbagai aspek pembangunan nasional. Komponen pembangunan IDSN mencakup berbagai aspek, yaitu 1 fundamental data, 2
teknologi, 3 kelembagaan, 4 sumberdaya manusia, dan 5 peraturan perundangan Gambar 86. Sesuai dengan Pasal 5 dari Peraturan Presiden
Perpres No. 852007, pembangunan aspek fundamental data difokuskan pada ketersediaan data spasial, seperti peta dasar RBI Rupa Bumi, penutup lahan,
sistem lahan, liputan dasar laut, kerangka dasar kadastral bidang pertanahan, jaringan jalan dan hidrologi, klasifikasi tanah, dan data spasial lainnya di bidang
pertanian, iklim dan geofisika, dan lain-lain. Komponen data yang tercakup dalam Perpres No. 852007 tersebut berguna untuk mendukung pembuatan
berbagai peta tematik, termasuk peta zona agroekologi lahan sawah.
238 Tabel 51. Kumpulan data untuk pembuatan peta zona agroekologi
lahan sawah
Tingkat Skala
Kumpulan Data Datum
Cakupan Data
Koordinat Proyeksi
N A
S I
O N
A L
1: 1000.000
DGN-95 Wilayah
Pulau Geografi
UTM
P R
O V
I N
S I
1: 250.000 sd
1: 100.000
DGN-95 Wilayah
Provinsi Geografi,
UTM
K A
B U
P A
T E
N
K O
T A
1: 50,000 sd
1:25,000
DGN-95 Wilayah
Kabupaten Kota
Geografi, UTM
- Hipsografi - Komunikasi
- Perairan - Batas administrasi
- Toponimi - Garis Pantai
- Sistem lahan - Agroklimat
- Kawasan hutan - Penutup lahan
- Irigasi - Sosial-budaya
- Hipsografi - Komunikasi
- Perairan - Batas administrasi
- Toponimi - Garis Pantai
- Sistem lahan - Agroklimat
- Kawasan hutan - Penutup lahan
- Irigasi - Sosial-budaya
- Hipsografi - Komunikasi
- Perairan - Batas administrasi
- Toponimi - Garis Pantai
- Sistem lahan - Agroklimat
- Kawasan hutan - Penutup lahan
- Irigasi - Sosial-budaya