Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

53 Provinsi. Penggunaan data status kawasan tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya tumpang tindih alokasi penggunaan lahan pada zona agroekologi lahan sawah yang dipetakan. Data yang dikumpulkan adalah dalam bentuk geospasial digital peta dan citra satelit Landsat ETM, SPOT-5tahun2007, Alos Prismtahun 2007 dan Avnir- 2tahun 2007 dan data diskriptif data statistik, jurnal ilmiah, laporan. Agar posisi keruangannya menyatu dengan sistem referensi Nasional, georeferensi semua data geospasial yang digunakan tersebut mengacu pada sistem ellipsoid World Geodetic System tahun 1984 WGS’84. Data geospasial ini memiliki keunggulan dalam memberikan informasi posisi keruangan pada permukaan bumi, sehingga penggunaannya untuk zonasi agroekosistem lahan sawah merupakan pilihan yang tepat. Data untuk penelitian tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Data primer dikumpulkan melalui interpretasi citra Inderaja, analisis laboratorium, dan survei lapangan; sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BAKOSURTANAL, Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian BBSDLP Kementerian Pertanian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, Badan Pusat Statistik BPS, Kemeterian Kehutanan KemHut, dan Kementerian Pekerjaan Umum KemPu. Jenis data, kegunaan, dan sumber data dimaksud dirangkum pada Tabel 9.

3.2 Pengolahan Data

Pengolahan data geospasial menggunakan teknologi SIG dan Penginderaan Jauh Inderaja. Kedua teknologi ini memiliki hubungan erat. Menurut Maguire 1991, teknologi SIG merupakan hasil integrasi dari teknologi Inderaja, katografi, komputer grafis CAD: Computer Automated Design, dan basisdata DBMS = database management system. Teknologi Inderaja berfungsi untuk mendukung kemampuan SIG dalam hal pengolahan data dari citra satelit Inderaja. Teknologi kartografi dan komputer grafis mendukung kemampuan SIG dalam visualisasi data. Teknologi basisdata mendukung kemampuan SIG untuk menghimpun dan mengintegrasikan data geospasial dan atribut diskriptif. 54 Tabel 9. Jenis data yang digunakan untuk penelitian Nomor Jenis Data Kegunaan Sumber Keterangan 1 Peta rupabumi Peta dasar BAKOSURTANAL 1: 250.000 1: 25.000 Tahun 2007 2 Peta sistem lahan Evaluasi kesesuaian lahan BAKOSURTANAL 1: 250.000 Tahun 2007 3 Peta penutup lahan Identifikasi sebaran lahan sawah BAKOSURTANAL Interpretasi citra Satelit ALOS 1: 250.000 1:25.000 Tahun 2000-2005 4 SRTM Pembuatan DEM NASA Amerika Resolusi 90 m Tahun 2000 5 Peta agroklimat Identifikasi agroklimat BMG Tipe Oldeman Periode 1998-2007 6 Peta irigasi Identifikasi kondisi irigasi Departemen Pekerjaan Umum 1: 250.000 Tahun 2003 7 Peta pola pemanfaatan ruang RTRW Identifikasi status kawasan Departemen Pekerjaan Umum 1: 250.000 Tahun 2003 8 Peta Kawasan Hutan Identifikasi status kawasan hutan Departemen Kehutanan 1:250.000 Tahun 2005 9 C-organik tanah N-total P-tersedia K-tersedia Indikator biofisik keberlanjutan lahan sawah, evaluasi kesesuaian lahan Survei lapangan Analisis laboratorium 10 Peta status hara P dan K Indikator biofisik keberlanjutan lahan sawah, evaluasi kesesuaian lahan Puslitanak 1: 250.000 Tahun 2003 11 Ekonomi dan sosial budaya Indikator keberlanjutan lahan sawah, perumusan kebijakan Survei lapangan BPS Persepsi petani Persepsi birokrat Persepsi pakar Kondisi pertanian padi sawah Pengolahan data geospasial dengan teknologi SIG memiliki keunggulan dalam mengintegrasikan berbagai data dengan format georeferensi berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Burrough 1986, SIG mempunyai fungsi utama untuk pengumpulan data spasial, penyajian data pada layar monitor retrieving, transformasi data manipulasi dan analisis, dan penyajian hasil akhir output dalam bentuk peta dan data tabular. Karena berbasis komputer, pengolahan data 55 geospasial dengan teknologi SIG dan Inderaja dapat dilakukan secara cepat dengan ketepatan yang andal.

3.2.1 Pembuatan Basisdata Geospasial

Pengertian basisdata geospasial tidak jauh berbeda dengan pengertian basisdata umum yang banyak digunakan di sektor perbankan, telekomunikasi, dan lain-lain. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli Date, 1995; Connoly dan Begg, 2002; Rigaux et al., 2002, pada hakekatnya basisdata merupakan kumpulan berkas files dijital yang terorganisasi dan terstruktur yang dirancang untuk tujuan tertentu. Yang membedakan antara basisdata geospasial dan basisdata umum adalah jenis datanya. Pada basisdata geospasial, data yang dikelola adalah data grafis bergeoreferensi, sedangkan pada basisdata umum adalah data tekstual. Walaupun jenis datanya berbeda, tujuan utama kedua jenis basisdata tersebut adalah sama, yaitu untuk menghindari kemubadiran data, upaya berbagai data data sharing, menjaga konsistensi dan integritas data, serta memudahkan pemutakhiran data. Basisdata geospasial yang dibangun dalam penelitian ini adalah untuk menghimpun berbagai data geospasial beserta atributnya yang didesain pada sistem referensi nasional DGN’95 agar data tersebut mudah ditelusur atau Kartografi Berkomputer DBMS CAD Inderaja SIG Gambar 23. Hubungan teknologi SIG dengan teknologi spasial lainnya Maguire, 1991