73
3.5 Analisis Kebijakan
Kebijakan policy merupakan serangkaian keputusan yang diambil oleh mereka yang memiliki tanggungjawab dan otoritas di area kebijakan yang ada
Keeley dan Scoones, 1999; dalam Abidin, 2004. Kebijakan itu biasanya dikaitkan dengan kepentingan keputusan pemerintah karena pemerintah
mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat dan bertanggungjawab melayani kepentingan umum. Oleh karena itu, kebijakan sering
diartikan dengan kebijakan publik Abidin, 2004. Parsons 2008 menjelaskan bahwa sebuah kebijakan adalah usaha untuk mendefinisikan dan menyusun basis
rasional untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Yang paling pokok dalam kebijakan adalah adanya tujuan, sasaran atau kehendak Abidin,
2004. Analisis kebijakan adalah upaya mencapai kehendak untuk mengatasi isu-isu
dan masalah yang terjadi di masyarakat. Genesis kebijakan itu diawali dengan pengenalan isu-isu yang berkembang di masyarakat dan mendefinisikannya
menjadi suatu masalah. Tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dituangkan dalam bentuk kebijakan. Dasar utama dalam analisis kebijakan adalah
pendefinisian masalah. Pemahaman proses tentang terjadinya masalah adalah sangat penting bagi penanganan suatu masalah tertentu melalui kebijakan
Parsons, 2008. Gambar 31 memperlihatkan diagram alir analisis kebijakan.
Diagram alir proses analisis kebijakan keberlanjutan lahan sawah diperlihatkan pada Gambar 32. Pendefinisian masalah berdasarkan pada
permasalahan keberlanjutan lahan sawah yang telah dipetakan pada peta IKLS. Rumusan kebijakan untuk penyelesaian masalah merupakan hasil pengkajian
pengelolaan lahan sawah dengan mempertimbangkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dalam merespon masalah dampak yang ditimbulkan
oleh tekanan terhadap agroekosistem lahan sawah karena peningkatan jumlah Isu
Masalah Kebijakan
Gambar 31. Diagram alir analisis kebijakan
74 penduduk. Rumusan kebijakan tersebut diarahkan untuk mendukung panataan
ruang dalam rangka mewujudkan pemanfaatan lahan sawah berkelanjutan. Keberhasilan untuk mengimplementasikan rumusan kebijakan
keberlanjutan lahan sawah ini ditentukan oleh ketepatan dalam penentuan model pengambilan keputusan. Dermawan 2005 menjelaskan bahwa model keputusan
yang baik pada dasarnya merupakan fungsi dari pandangan yang menyeluruh tentang sesuatu masalah. Menurut Marimin 2004, model pengambilan keputusan
dengan pendekatan sistem dapat mengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan dan dapat mengarahkan pemecahan secara
menyeluruh. Model pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem ini diantaranya adalah Proses Hirarkhi Analitik Analytical Hierarchy Process-AHP.
Metode AHP ini cocok untuk diterapkan dalam pengambilan keputusan dalam rangka mewujudkan pemanfaatan lahan sawah berkelanjutan. Dipilihnya
metode AHP karena keunggulannya dalam berbagai hal, yaitu keputusan yang diambil dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami, keputusan
yang kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang mudah ditangani, dan penilaian keputusan dapat diperbaiki karena adanya
penilaian konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas Marimin, 2004.
Keunikan atau keunggulan utama metode AHP untuk pengambilan keputusan terletak pada kemampuannya untuk menguraikan masalah secara
Gambar 32. Diagram analisis kebijakan keberlanjutan lahan sawah
Pengelolaan Lahan Sawah
Peta IKLS
Peraturan Perundangan
Rumusan Kebijakan Pengelolaan Lahan
Sawah Pemanfaatan Lahan
Sawah Berkelanjutan
Penataan Ruang