Memahami HAM dalam Alkitab

52 Buku Guru Kelas XII SMASMK Meskipun Alkitab menulis tentang manusia yang dianugerahi kehidupan dan berhak menjalani hidupnya, namun Alkitab juga menulis tentang terjadinya pelanggaran HAM dan ketidakadilan terhadap manusia. Berbagai bagian Alkitab menulis bagaimana manusia memperlakukan sesamanya secara tidak adil, menindas, memeras dan merampas hak mereka, misalnya, Kitab Yeremia 22:13-19; Kitab Yesaya 1:10-20, Kitab Amos 5:7-15, Kitab Raja-Raja 21. Pada bahagian lain dari Alkitab, digambarkan betapa indahnya masayarakat yang hidup bersama tanpa saling menyakiti, misalnya, Kitab Mazmur 133 berbicara tentang suatu masyarakat yang hidup rukun bagai saudara. Masyarakat yang hidup rukun seperti ini tentu akan saling menghargai sesamanya. Mereka tidak akan saling menekan, menindas, memeras, apalagi menganiaya. Menurut pemazmur, masyarakat seperti itu akan tampak indah. Ya, sudah tentu, karena masyarakat seperti itu tidak akan banyak mengalami konlik. Konlik atau perbedaan pendapat akan mereka selesaikan dengan baik. Kepada masyarakat seperti itulah Tuhan Allah akan melimpahkan berkat-Nya. Mengapa demikian? Jika Mazmur 133 bicara tentang masyarakat yang hidup rukun, maka Kitab I Raja-Raja pasal 21 bicara tentang bagaimana Raja dan Isterinya menggunakan kekuasaan untuk menindas dan merampas hak warga negaranya.

D. Sejarah Singkat HAM

Kesadaran akan HAM berawal dari lahirnya magna charta pada tahun 1215 di Inggris. Sebuah piagam yang dikeluarkan di Inggris guna membatasi monarki kekuasaan absolut sejak masa raja John. Magna charta dianggap sebagai lambang perjuangan hak-hak asasi manusia. Menyusul lahirnya Bill of rights di inggris pada tahun 1689, yaitu undang-undang yang dicetuskan dan diterima oleh parlemen Inggris yang isinya mengatur tentang kebebasan memilih dan mengeluarkan pendapat. UU ini dipercaya mendorong lahirnya negara-negara demokrasi, persamaan hak asasi, dan kebebasan. Pada perkembangan kemudian, di Amerika lahir Declaration of Independent deklarasi kemerdekaan yang mempertegas bahwa kemerdekaan itu ialah hak sejak manusia lahir, sehingga tidak logis apabila setelah lahir ia terbelenggu. Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah the French Declaration deklarasi prancis, dimana hak-hak lebih rinci dilahirkan dari dasar the rule of law. Hak-hak ini dikenal dengan liberte kebebasan egalite kesamaan fraternite persaudaraan. Pada tanggal 6 Januari 1941, Presiden Amerika serikat F.D Roosevelt berpidato di depan kongres Amerika dan mengemukakan empat kebebasan yang dikenal dengan the four freedom. Adapun 4 kebebasan tersebut, yaitu, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 53 • bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat freedom of speech and expression • bebas memilih agama freedom of religion • bebas dari rasa takut freedom from fear, dan • bebas dari kekurangan dan kelaparan freedom from want Pada saat pidato tersebut disampaikan, masyarakat dunia berada dalam bayang-bayang kehancuran karena Perang Dunia II sudah di ambang pintu. Ada beberapa peristiwa menyedihkan yang terjadi, yaitu Perang Dunia II yang membunuh cukup banyak umat manusia serta menghancurkan berbagai tempat di dunia. Pembantaian etnis Yahudi oleh Nazi Jerman di bawah pemerintahan Adolf Hitler. Perang Dunia II telah meninggalkan bekas-bekas yang pahit bagi sejarah umat manusia, yaitu penghancuran terhadap tatanan masyarakat serta pelanggaran besar-besaran terhadap hak asasi manusia. Belajar dari kepahitan itu, pada tahun 1948 bangsa-bangsa di dunia sepakat untuk memberlakukan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of Human Rights. Kesepakatan itu ditandatangani oleh semua negara anggota PBB di New York pada tahun 1948. Semua rangkaian pengakuan hak asasi manusia di atas, tepatnya setelah perang dunia ke-2, yaitu pada tahun 1948 PBB melahirkan rumusan HAM yang kemudian dikenal dengan the universal declaration of human rights. Piagam Hak-hak asasi manusia tersebut berisi 30 pasal diantaranya mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk hidup, kemerdekaan dan keamanan diri, diakui kepribadiannya, memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum, masuk dan keluar wilayah suatu negara, mendapatkan asylum, mendapatkan suatu kebangsaan, bebas memeluk agama, mengeluarkan pendapat.

E. Praktik HAM di Indonesia

Hampir di seluruh dunia berbagai elemen bangsa pernah mengalami kepahitan penindasan dan kehilangan hak-hak sebagai manusia. Perkembangan kesadaran HAM semakin meningkat seiring dengan terjadinya berbagai perubahan di dunia. Menjelang perang dunia ke-1 dan setelah perang dunia ke-2 secara global muncul kesadaran HAM bersamaan dengan upaya untuk menghancurkan kolonialisme atau penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain.