Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 107
K. Penilaian
Bentuk penilaian adalah tes lisan pada kegiatan 2 ketika peserta didik mepresentasikan laporan dan diskusi hasil observasi, guru juga dapat
melakukan penilaian kinerja menilai proses observasi yang dilakukan oleh peserta didik apakah dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan menerapkan
kaidah ilmiah tentu tidak sama dengan prosedur di mata pelajaran IPA atau mata pelajaran lainnya. Maksudnya, apakah pelaksanaan observasi benar-
benar dilakukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Guru juga dapat menilai dokumen hasil observasi peserta didik. Penilaian tertulis ketika peserta didik
menuliskan komentar mengenai
langkah-langkah apa yang sudah diambil oleh lembaga-lembaga keagamaan untuk melakukan kritik dan usulan pada
pemerintah dalam menindak para pelaku pelanggaran hak asasi manusia Contoh format penilaian dan penjelasan mengenai penilaian tercantum dalam
pengantar buku guru.
L. Tugas
1. Cari dari berbagai sumber beberapa tokoh ini dan pengabdian mereka dalam membela hak-hak asasi manusia yaitu: Dr. Yap hiam Hien, Pdt.
Rinaldy Damanik dari Poso, Sulawesi Tengah, Ibu Yosepha Alomang atau Mama Yosepha dari Papua, Ibu Ade Sitompul dari Jakarta, Pdt.
Solagratia Lummy, Dr. Mokhtar Pakpahan.
2. Lakukan wawancara dengan pendeta atau majelis jemaat di gereja masing- masing. Tanyakan kepada mereka bagaimana keterlibatan gereja yang
mereka layani dalam upaya hak asasi manusia. Kumpulkan tugas ini pada pertemuan berikut untuk dinilai, dan hasil waancara dipresentasikan di
depan kelas. Adapun untuk panduan datar pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah ada program jemaat yang berkaitan dengan hak asasi manusia? Kalau tidak ada, mengapa?
2. Kalau ada program seperti itu, siapa saja yang terlibat di dalamnya? Mengapa mereka mau terlibat?
3. Siapa yang menjadi sasaran program? 4. Mengapa mereka yang menjadi sasaran program?
108 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 109
Bab
5
Multikulturalisme
Bahan Alkitab: Galatia 3:28; Kolose 3: 11
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya 1.2 Mensyukuri pemberian
Allah dalam kehadiran multikultur di Indone-
sia
KI-2 Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong
royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia 2.2. Mengembangkan si-
kap dan perilaku yang menghargai multikul-
tur
110 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-3 Memahami, menerapkan, menganal-
isis dan mengevaluasi pengetahuan prosedural, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu penge-
tahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kema-
nusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta mener- apkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. 3.2. Memahami nilai-nilai
multikultur.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelaja- rinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan 4.2. Berperan aktif
dalam menjunjung kehidupan multikultur.
Indikator Hasil Belajar • Mencari dari berbagai sumber mengenai multikulturalisme kemudian
menjelaskan pengertian multikulturalisme serta mendiskusikan cara mensyukuri multikulturalisme.
• Menyusun tulisan pendek mengenai multikulturalisme di Indonesia. • Mempresentasikan poin-poin atau pokok-pokok penting menyangkut ni-
lai-nilai multikultur yang dapat dimanfaatkan dalam rangka memperkuat kesatuan umat Kristen secara khusus dan bangsa Indonesia.
• Menilai diri sendiri, apakah peserta didik memiliki kesadaran multikultur dan menerapkan dalam sikap hidup sebagai orang beriman.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 111
A. Pengantar
Multikulturalisme merupakan topik penting untuk dipelajari oleh remaja SMA. Saat ini dunia kita adalah multikultur di mana masyarakat tidak lagi
bersifat homogen melainkan heterogen. Masyarakat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu negara ke negara lainnya dan dengan sendirinya
menciptakan keberagaman ataupun multikultur. Di sekeliling kita ada begitu banyak keberagaman yang tampak mata. Keberagaman itu melahirkan
berbagai dampak dalam kehidupan sosial kemasyarakatan bahkan dalam kehidupan beragama. Ada berbagai suku, kebangsaan, budaya, agama, kelas
sosial, keberagaman gaya hidup dan cara pandang, itulah multikulturalisme. Jadi, yang dimaksudkan dengan multikulturalisme bukan hanya sekadar
kepelbagaian budaya tetapi mencakup keberagaman yang telah disebutkan di atas.
Melalui pembahasan ini diharapkan peserta didik memiliki wawasan dan memperoleh pencerahan mengenai apa dan bagaimana multikulturalisme.
Selanjutnya peserta didik termotivasi untuk memiliki kesadaran multikultur serta mampu menerima dan menghargai multikultur, pada gilirannya mereka
mampu menerapkan kesadaran multikultur dalam sikap hidup sebagai remaja Kristen.
Pembahasan topik ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu peserta didik diminta mencari dari berbagai sumber mengenai
multikulturalisme, mendiskusikannya dan mempresentasikan hasil temuan, dan melakukan kajian. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk menulis
releksi mengenai multikulturalisme di Indonesia ataupun di daerah masing- masing.
Bab ini dan dua bab berikutnya saling berkaitan satu dengan yang lain. Bab ini membahas mengenai multikulturalisme, sedangkan bab berikutnya
membahas mengenai sikap gereja terhadap multikulturalisme, setelah itu peserta didik membahas mengenai sikap terhadap orang yang berbeda iman
pada bab berikutnya. Mengapa pembahasan mengenai sikap terhadap orang yang berbeda iman ditempatkan bersamaan dengan pembahasan mengenai
multikulturalisme? Hal ini dikarenakan di Indonesia pada umumnya keberagaman melekat dalam identitas suku dan agama. Bahkan untuk
kekristenan sendiri gereja-gereja di Indonesia turut diwarnai oleh kepelbagaian suku dan kebudayaan.
112 Buku Guru Kelas XII SMASMK
B. Pengertian Multikulturalisme
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai deinisi Multikulturalisme: • Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan.
• Multikulturalisme merupakan suatu gagasan untuk mengatur keberagaman dengan prinsip-prinsip dasar pengakuan akan keberagaman itu sendiri.
Gagasan ini menyangkut pengaturan relasi antara kelompok mayoritas dan minoritas, keberadaan kelompok imigran masyarakat adat dan lain-
lain Taylor.
• Parsudi Suparlan mengungkapkan bahwa multikulturalisme adalah adanya politik universalisme yang menekankan harga diri kulturalisme sebagai
sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan semua manusia, serta hak akan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
sosial.
• Multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan
yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik Azyumardi Azra, 2007.
Menurut Lawrence Blum, multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan
dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai deinisi terse- but diambil dari: http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2203877-
pengertian-multikulturalixzz2CGSbdgUo, http:mohkusnarto.wordpress. commasyarakat-multikulturalisme, www.wikipedia.org.
Mengacu pada beberapa pendapat tersebut di atas, dapatlah disimpulkan bahwa multikulturalisme mencakup: gagasan, cara pandang, kebijakan, sikap
dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang masyarakatnya beragam dari segi etnis, budaya, agama, kelas sosial, gaya hidup dan sebagainya. Dalam
kepelbagaian itu, masyarakat mengembangkan semangat kebangsaan dan mempertahankan keberagaman sebagai suatu kekayaan dan anugerah Allah.
Dalam cakupan pandangan ini ada penerimaan terhadap realitas keagamaan yang pluralis dan multikultural yang ada dalam kehidupan masyarakat.