Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 227
2. Dalam cara apakah “damai sejahtera” dapat hilang dalam hidup manusia? Apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki “damai sejahtera”?
3. Apabila kamu mengucapkan “syalom” kepada sesamamu, tanggung jawab apakah yang ada pada pihakmu untuk memastikan bahwa teman
yang kamu sapa itu benar-benar dapat merasakan “damai sejahtera” yang penuh?
4. Dalam cara apakah kamu dan teman-temanmu di kelas dapat ikut terlibat dalam menghadirkan “damai sejahtera” kepada orang-orang yang hidup
di sekitar kalian? 5. Bandingkan kegiatan yang dilakukan oleh gerejamu itu dengan “Doa
Orang Lapar” yang kamu baca pada awal bahan pelajaran ini
F. Penutup
Guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama menyanyikan lagu dari Nyanyian Ke me nangan Iman, No. 178:1 dapat juga dinyanyikan dengan lagu
Nyanyi kanlah Kidung Baru, No. 196:1, ”Kuberoleh Berkat”, dan ditutup dengan doa syafaat yang disusun oleh Dewan Gereja-gereja se-dunia dalam rangka
Dasawarsa Mengatasi Kekerasan, tahun 2009.
Damai yang Padaku
Damai yang padaku tak dib’rikan dunia, Tak dapat diambilnya pun.
Meski susah tempuh, takutku tidaklah, Kar’na damai Tuhanku turun.
Ref. Damai yang dib’ri-Nya sangat besar;
Damai yang dijadikan hati gemar. Tuhan beserta aku s’panjang jalanan;
Yesuslah saja kuharapkan.
228 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Doa Penutup Doa dari Jamaika
Jagalah agar gerejamu tetap bebas, ya Tuhan, agar ia boleh menjadi saluran
agar lewat Dia mengalirlah keadilan dan perdamaian, integritas dan keutuhan,
keselarasan dan niat baik kepada mereka yang tidak punya apa-apa dan yang putus asa,
agar kiranya Kerajaan-Mu boleh datang dalam segala kepenuhannya dengan kehidupan dan sejahtera dan perdamaian,
melalui Yesus Kristus Tuhan kami
sumber tidak dikenal, dikirim oleh Pdt. John Carden
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 229
Bab
12
Kabar Baik di Tengah Kehidupan Bangsa dan Negara
Bahan Alkitab: Mazmur 137; Nehemia 2:1-20 Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
KI-1 Menghayati dan mengamalkan aja-
ran agama yang dianutnya 1.4 Menghayati perannya
sebagai pembawa damai sejahtera dalam kehidu-
pan sehari-hari.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerja
sama, toleran, damai, santun, res- ponsif dan pro-aktif dan menun-
jukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri se- bagai cerminan bangsa dalam per-
gaulan dunia 2.4 Mengembangkan
perilaku sebagai pem- bawa damai sejahtera
dalam kehidupan sehari- hari.
230 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-3 Memahami, menerapkan, menga-
nalisis dan mengevaluasi penge- tahuan faktual, konseptual, prose-
dural, dan metakognitif berdasar- kan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebang- saan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pe-
ngetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk mem- ecahkan masalah
3.4 Menguraikan perannya sebagai pembawa damai
sejahtera dalam kehidu- pan sehari-hari selaku
murid Kristus.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji,
dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.4 Proaktif sebagai pem- bawa damai sejahtera
selaku murid Kristus.
Indikator:
• Menjelaskan pentingnya peranan pemimpin terhadap kesejahteraan mereka yang dipimpinnya.
• Menjelaskan pentingnya membawa pesan damai sejahtera kepada orang- orang di lingkungannya.
• Membuat komitmen secara pribadi danatau bersama gereja untuk ikut serta mengatasi krisis kehidupan bangsa dan negara untuk orang-orang di
lingkungannya.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 231
A. Pengantar
Dalam pembelajaran bab ini, peserta didik diajak untuk melihat keterkaitan antara tindakan seorang pemimpin yang salah yang berakibat buruk terhadap
mereka yang dipimpinnya. Walaupun di Alkitab ada sejumlah pesan yang disampaikan kepada bangsa Israel untuk mematuhi pemimpin, namun seorang
pemimpin yang salah dan tetap dipatuhi oleh rakyatnya ternyata berdampak buruk dan dampak ini dapat menjadi sangat berkepanjangan. Di Alkitab juga
ada pesan untuk menjadi pembawa damai sejahtera kepada orang-orang di lingkungan, tanpa menunggu untuk disuruh oleh pemimpin. Artinya, terlepas
dari apa pun yang dilakukan pemimpin, sudah menjadi tugas kita selaku rakyat yang dipimpin dan terlebih lagi sebagai murid Kristus untuk selalu membawa
damai sejahtera di lingkungan kita masing-masing. Untuk Indonesia saat ini, tugas sebagai pembawa damai sejahtera ini menjadi penting karena
berbagai kondisi yang membuat Indonesia terpuruk dan untuk itu diperlukan pemimpin bangsa yang sungguh-sungguh mau melayani rakyat. Hal buruk
yang terjadi di Indonesia adalah maraknya korupsi yang dilakukan di berbagai bidang oleh pemimpin di berbagai jenjang. Seharusnya, pemimpin yang baik
adalah yang menghantarkan rakyat yag dipimpinnya mencapai kesejahteraan, bukan malah menumpuk kekayaan untuk dirinya. Ketaatan beribadah bukan
hanya nampak dalam seringnya beribadah di gereja, melainkan juga perlu ditunjukkan dalam perilaku bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
baik. Peserta didik diajak untuk memahami bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai warga negara yang baik adalah menjaga agar keadilan dan
kebenaran tetap ditegakkan di negara kita. Pemahaman tentang pentingnya menjalankan komitmen selaku murid Kristus khususnya sebagai pembawa
damai sejahtera inilah yang ingin ditanamkan kepada peserta didik.
B. Penjelasan Alkitab tentang Pengalaman Bangsa Israel Ketika Dibuang ke Babel
Peserta didik diajak untuk melihat ungkapan pengalaman bangsa Yehuda ketika mereka hidup di negeri asing, di Babel, sebagai bangsa buangan.
Pada tahun 597 SM, Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yehuda, dan mengalahkannya Wikipedia “Babylonian captivity”. Raja Zedekia, raja Israel
saat itu, mencoba tetap melawan. Ia membangun persekutuan dengan Firaun Hofra dari Mesir Yeremia 37:7; 44:30. Oleh karena itu, pada tahun 589 SM,
Nebukadnezer kembali ke Yehuda dan mengepung Yerusalem selama 18 bulan. Banyak orang Yehuda yang lari ke daerah-daerah sekitar, seperti Moab, Amon,
Edom, dan negara-negara lain untuk menyelamatkan diri Yeremia 40:11-12.
232 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Yerusalem kembali jatuh, dan Nebukadnezar sekali lagi menjarah kota itu dan Bait Suci, lalu menghancurkan keduanya pada tahun 587 SM.
Raja Zedekia, yang dianggap memberontak, ditawan dan diangkut ke Babel, dan Yehuda dijadikan provinsi Kerajaan Babel yang disebut “Yehud”.
Tamatlah riwayat kerajaan Daud. Selain korban yang tewas, sekitar 4.600 orang Yehuda dibuang ke Babel. Yeremia 52:29. Pembuangan berlangsung
sampai tahun 538 SM, ketika Babel jatuh ke tangan Koresh, raja Persia, yang mengizinkan bangsa Yahudi dari nama “Yehuda” kembali ke negeri mereka.
Secara keseluruhan sekitar 10.000 orang anggota keluarga istana, tokoh-tokoh masyarakat, para tukang dan ahli, serta lainnya dibuang ke Babel.
Pembuangan ke Babel adalah sebuah peristiwa traumatis dalam sejarah bangsa Yahudi. Kerajaan mereka hancur. Demikian pula Bait Suci di
Yerusalem. Tanpa Bait Suci, mereka merasa tidak dapat lagi beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Mereka bersedih hati karena tidak memiliki tanah air.
Mereka merasa terhina karena diserahkan ke tangan bangsa kair, bukannya malah melayani Allah di Bait Allah yang kudus. Mereka menderita terutama
karena mereka sadar bahwa keberadaan mereka di negeri asing itu terutama sekali disebabkan oleh dosa-dosa mereka. Musuh-musuh mereka mengejek
dan mencemooh. Orang Yehuda disuruh menyanyi. “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion” begitu kata mereka. Nyanyian yang diminta tentunya
adalah nyanyian pujian, madah penghormatan dan pengagungan Allah yang perkasa, pelindung Israel. Akan tetapi justru inilah ironisnya. Allah seolah-
olah sudah memalingkan wajah-Nya dan tidak peduli lagi kepada Israel, umat- Nya. “Bagaimana mungkin kami menyanyikan pujian bagi Tuhan,” pemazmur
bertanya, “ketika kami menyadari bahwa kami terpuruk dalam keberdosaan kami? Bagaimana mungkin kami menyanyikan nyanyian dari Sion, sementara
kami terbuang di negeri asing?” Mazmur 137: 3
Berita Suka Cita
Umat Israel tidak selama-lamanya menderita di Babel. Setelah berakhir masa penghukuman mereka, Tuhan Allah mengirimkan utusan-Nya untuk
memberitakan kabar suka cita. Mereka telah ditebus Allah. Mereka akan diperbolehkan kembali ke Sion, kota Allah. Dengan demikian maka mereka
akan dapat memproklamasikan, “Allahmu itu Raja” Yesaya 52:7. Apakah artinya ini? Ini berarti suka cita umat Allah hanya dapat terjadi apabila mereka
mengakui bahwa Allah itulah Raja. Kehendak Allah haruslah dinyatakan di dalam kehidupan umat.