Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 21
belajar-mengajar di sekolah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan PAK membuat PAK berbeda dengan mata pelajaran lain, yaitu PAK menjadi
sarana atau media dalam membantu peserta didik berjumpa dengan Allah di mana pertemuan itu bersifat personal, sekaligus nampak dalam sikap hidup
sehari-hari yang dapat disaksikan serta dapat dirasakan oleh orang lain, baik guru, teman, keluarga maupun masyarakat. Dengan demikian, pendekatan
pembelajaran PAK bersifat student centered berpusat pada peserta didik, yang memanusiakan manusia, demokratis, menghargai peserta didik sebagai subjek
dalam pembelajaran, menghargai keanekaragaman peserta didik, memberi tempat bagi peranan Roh Kudus. Dalam proses seperti ini, maka kebutuhan
peserta didik merupakan kebutuhan utama yang harus terakomodir dalam proses pembelajaran.
Proses Pembelajaran PAK adalah proses di mana peserta didik mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh guru.
Penjabaran kompetensi dalam pembelajaran PAK dirancang sedemikian rupa sehingga proses dan hasil pembelajaran memiliki bentuk-bentuk karya, unjuk
kerja dan perilakusikap yang merupakan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dapat diukur melalui penilaian assessment sesuai kriteria pencapaian.
D. Pembelajaran PAK di Buku Siswa
Urutan pembahasan di buku peserta didik dimulai dengan Pengantar di mana pada bagian pengantar peserta didik diarahkan untuk masuk ke dalam
materi pembahasan, kemudian uraian materi, Penjelasan Bahan Alkitab, Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian atau assessment.
1. Pengantar
Pengantar merupakan pintu masuk bagi uraian pembelajaran secara lengkap, bagian pengantar bisa berupa naratif tapi juga aktivitas yang
dipadukan dengan materi.
2. Uraian Materi
Penjelasan bahan pelajaran secara utuh yang disampaikan oleh Guru. Materi yang ada dalam buku guru lebih lengkap dibandingkan dengan
yang ada dalam buku peserta didik. Guru perlu mengetahui lebih banyak mengenai materi yang dibahas sehingga dapat memilih mana materi
yang paling penting untuk diberikan pada peserta didik. Guru harus teliti menggabungkan materi yang ada dalam buku peserta didik dengan
yang ada dalam buku guru. Hendaknya diingat bahwa yang menjadi
22 Buku Guru Kelas XII SMASMK
target capaian adalah Kompetensi dan bukan materi, jadi guru tidak perlu menjejali peserta didik dengan materi ajar yang terlalu banyak. Jika
dilihat model yang ada dalam buku peserta didik, maka nampak jelas proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Hal ini
menguntungkan guru karena guru tidak harus menunggu selesai proses belajar baru diadakan penilaian, tetapi dalam setiap langkah kegiatan
ada penalaran materi dan ada juga penilaian. Sejak bertahun-tahun kita terjebak dalam bentuk penilaian kognitif yang tidak menguntungkan
peserta didik terutama melalui model ujian pilihan ganda dan model evaluasi yang kurang membantu peserta didik mencapai transformasi
atau perubahan perilaku. Karena itu, sudah saatnya guru berubah, dalam pembelajaran ini akan lebih banyak fokus pada diri peserta didik, selalu
dimulai dari peserta didik dan berakhir pada peserta didik, demikian pula bentuk penilaian lebih banyak bersifat penilaian diri sendiri sehingga
peserta didik dapat melihat apakah ada perubahan dalam hidupnya.
3. Penjelasan Bahan Alkitab
Salah satu perubahan yang penting dalam buku guru kurikulum 2013 adalah Penjelasan Bahan Alkitab. Penjelasan Bahan Alkitab diperlukan untuk
membantu guru-guru memahami referensi Alkitab yang dipakai. Melalui penjelasan bahan Alkitab guru memperoleh pengetahuan mengenai latar
belakang nats Alkitab yang diambil kemudian dapat menarik relevansinya dengan topik yang dibahas. Penjelasan Bahan Alkitab hanya untuk guru
dan tidak untuk diajarkan pada peserta didik. Bahan penjelasan Alkitab dalam buku ini sebahagian diadaptasi dari situs internet www.sabda.or.id.
4. Penilaian
Penilaian membahas ketercapaian Kompetensi Dasar melalui sejumlah Indikator. Dalam penjelasan pokok materi pembelajaran, dapat dibaca
perubahan cara penilaian yang ada dalam kurikulum 2013, yaitu proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses
penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai dan bentuk penilaian cukup variatif mengenai skala
sikap, penilaian diri, tes tertulis, penilaian produk, proyek, observasi dll. Guru harus berani membuat perubahan dalam bentuk penilaian. Memang,
biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini bertentangan dengan jiwa kurikulum 2013, khususnya kurikulum PAK
yang memang terfokus pada perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah berguna ketika apa yang