60 Buku Guru Kelas XII SMASMK
hak dasar manusia? Guru menentukan bobot tiap jawaban. Demikian pula pada kegiatan 9 dapat diterapkan tes tertulis. Pada kegiatan 10 guru dapat
melakukan penilaian sikap melalui self assessment penilaian diri sendiri
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 61
Praktik Hak Azasi Manusia di Indonesia
Bahan Alkitab: Bilangan 35: 9-34
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-1 Menghayati dan mengamalkan aja-
ran agama yang dianutnya 1.1 Menerima HAM sebagai
anugerah Allah. KI-2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, res-
ponsif dan pro-aktif dan menunjuk- kan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Mengembangkan perilaku yang mencer-
minkan nilai-nilai HAM.
Bab
2
62 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-3 Memahami, menerapkan, menga- nalisis dan mengevaluasi pengeta-
huan procedural, konseptual, pro- cedural, dan metakognitif berdasar-
kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wa- wasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan ma-
salah. 3.1.1 Memahami arti HAM
dan hubungannya de- ngan tuntutan keadilan
yang Allah kehendaki
3.1.2 Menganalisis berbagai pelanggaran HAM di
Indonesia yang meru- sak kehidupan dan ke-
sejahteraan manusia.
KI-4 Mengolah, menalar, menyaji dan
mencipta dalam ranah Konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.1. Menerapkan sikap dan
perilaku yang menghar- gai HAM.
Indikator:
• Mendiskusikan bagian Alkitab yang menulis tentang hak asasi manusia. • Menjelaskan tugas dan tanggung jawab remaja Kristen dalam mewujudkan
hak asasi manusia. • Membuat karya sebagai wujud kepedulian terhadap HAM.
• Melakukan kegiatan sebagai bukti peduli HAM.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 63
A. Pengantar
Pada bagian pertama pembelajaran topik 1 peserta didik telah belajar mengenai pengertian HAM dan praktik HAM di Indonesia serta pembahasan
secara umum mengenai HAM menurut Alkitab. Penjelasan yang lebih rinci dari perspektif iman Kristen akan dibahas pada pelajaran ini dan pelajaran
berikutnya. Pada pembahasan topik kedua peserta didik dibimbing untuk mendalami praktik HAM di Indonesia termasuk berbagai pelanggaran HAM
yang terjadi. Pada topik pertama telah dibahas bahwa bangsa Indonesia mengalami masa-masa yang cukup pahit dan kelam di bidang HAM. Penjajahan
selama berabad-abad dan pemerintahan yang otoriter menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk dalam penindasan HAM. Kelamnya praktik HAM di
Indonesia perlu dipelajari oleh generasi muda Kristen, sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan oleh para pendahulunya.
Tanggung jawab sebagai remaja Kristen hendaknya memperoleh porsi yang cukup untuk dibelajarkan. Menghindari tumpang tindih materi dengan mata
pelajaran PPKn maka pemaparan lebih diarahkan pada ajaran iman Kristen, yaitu bagaimana remaja Kristen belajar untuk menjadi pelaku HAM, menerima
dan menghargai sesamanya sebagai manusia bermartabat dan makhluk mulia ciptaan Allah.
B. Hak Azasi Manusia di Indonesia
Indonesia dibentuk sebagai sebuah negara yang demokratis. Hak asasi manusia diakui seperti yang tersirat dalam rumusan Pancasila. Sila kedua,
“Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebenarnya sudah mencakup ayat-ayat yang
berkaitan dengan hak asasi manusia yang tertulis dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Namun sekadar pernyataan bahwa negara Indonesia yang berdiri di atas dasar negara Pancasila dan dipandu oleh UUD 1945 tidak dengan sendirinya
menjamin perwujudan hak asasi manusia. HAM tidak dapat terwujud secara otomatis namun melalui sebuah proses yang panjang dalam pembelajaran,
pembiasaan, serta penghayatan.
“Laporan Tahunan Tentang Praktek Hak Asasi Manusia – 2008” yang dikeluarkan oleh Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Perburuhan,
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, menyatakan:
64 Buku Guru Kelas XII SMASMK
Kebebasan dasar telah berkembang sejak 1999, dan sepanjang tahun ini pemerintah telah mengambil langkah berarti dalam memajukan
hak-hak asasi manusia dan memperkuat demokrasi termasuk: sidang peradilan terbuka dan putusan hukum terhadap 13 anggota marinir
sehubungan dengan peristiwa bentrokan Mei 2007 di Alastlogo; beberapa penuntutan terhadap pejabat tinggi atas dakwaan korupsi;
pengakuan dan penerimaan Presiden Yudhoyono terhadap kesimpulan dan rekomendasi dari Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia
Timor-Leste bahwa aparat keamanan Indonesia secara kelembagaan bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di tahun 1999
dan harus menjalani pelatihan peningkatan hak asasi manusia; dan Mahkamah Agung memperkuat putusan hukuman 20 tahun penjara
terhadap Pollycarpus Budihari Priyanto atas pembunuhan Munir Said halib pada tahun 2004.
Upaya mewujudkan HAM di sebuah negara tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Laporan di atas jelas menunjukkan masih
banyak pekerjaan rumah yang harus dijalankan oleh bangsa Indonesia, supaya benar-benar dapat menunjukkan kerinduan kita akan sebuah negara dan
bangsa yang benar-benar menjunjung tinggi HAM sesuai dengan apa yang dirumuskan pada Pancasila dan UUD 1945.
C. Pergulatan Bangsa Indonesia di Bidang Hak Asasi Manusia
Ketika Undang-Undang Dasar 1945 disusun, muncul perdebatan tentang tempat hak asasi manusia di dalam UUD. Moh. Hatta mengusulkan agar hak
asasi manusia dimuat secara jelas di dalam UUD 1945. Sementara Soepomo, yang menganut paham integralistik yang antara lain mengutamakan
negara kesatuan menentang hal itu. Menurut Soepomo, hak asasi manusia mengutamakan hak-hak individu yang akan mengancam kesatuan bangsa.
Akibatnya, hak asasi manusia dipandang sebagai musuh yang akan memecah belah bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Adnan Buyung Nasution
dalam makalahnya,
Secara sosial, HAM dikualiikasikan sebagai paham individualistik yang bertentangan dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia
yang kolektivistik; secara politik HAM distigmatisasi sebagai paham liberalistik yang bertentangan dengan Pancasila; dan secara budaya
diajukan argumen partikularistik bahwa bangsa Indonesia memiliki