Kekristenan dan Hak Asasi Manusia

70 Buku Guru Kelas XII SMASMK itu, atau di rumah uskup. Perlindungan diberikan kepada orang-orang yang dituduh mencuri, membunuh, atau berzina. Juga budak yang melarikan diri akan diberikan perlindungan, namun ia akan dikembalikan kepada tuannya bila sang tuan mau bersumpah di atas Alkitab bahwa ia tidak akan bertindak kejam. Hak suaka ini kemudian dikukuhkan oleh semua konsili sesudah Orleans.

E. Penjelasan Bahan Alkitab dari Bilangan 35: 9-34

Musa diperintahkan membangun enam kota perlindungan. “Tiga kota harus kamu tentukan di seberang sungai Yordan dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan; semuanya kota-kota perlindungan” ay. 14. Untuk apa kota-kota perlindungan ini didirikan? Kota-kota ini harus dibangun “...supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana” ay. 15. Ini adalah perintah yang menarik, sebab kita tahu bahwa pola kehidupan di masyarakat Israel kuno sangat keras. Dalam Keluaran 21:23-25, misalnya, kita menemukan perintah berikut: 23 Tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, 24 mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, 25 lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak. Demikian pula dalam Kitab Imamat 24:19-20 dikatakan: 19 Apabila seseorang membuat orang sesamanya bercacat, maka seperti yang telah dilakukannya, begitulah harus dilakukan kepadanya: 20 patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya. Dari ayat-ayat di atas kita dapat melihat bahwa hukum-hukum Israel didasarkan pada lex talionis atau hukum pembalasan. Nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak. Itu berarti, seseorang yang membunuh sesamanya sudah pasti akan dibalas dengan hukuman mati pula. Namun masalahnya, bagaimana jika kematian itu terjadi bukan karena kesengajaan? Bukankah kasus-kasus seperti ini sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari – pengemudi mobil yang menabrak seseorang yang menyeberang di jalan raya karena jalan itu licin akibat hujan, atau karena tiba-tiba matanya terkena sinar yang sangat terang sehingga ia tidak dapat melihat orang yang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri 71 menyeberang itu. Bagaimana seharusnya orang ini diperlakukan? Apakah harus diberlakukan hukum pembalasan?

F. Kegiatan Pembelajaran

Pengantar Pada bagian pengantar peserta didik diarahkan untuk mempelajari berbagai fakta mengenai praktik HAM di Indonesia. Bahwa belajar mengenai praktik HAM memotivasi peserta didik untuk memiliki kesadaran HAM serta bertindak proaktif dalam mewujudkan HAM. Kegiatan 1 Pendalaman materi mengenai HAM di Indonesia. Dikemukakan beberapa fakta dan peristiwa yang berkaitan dengan pelanggaran HAM. Kegiatan 2 Diskusi Jika jumlah peserta didik kurang dari 10 orang, diskusi diadakan dengan teman sebangku tetapi jika jumlah peserta didik lebih dari 10 orang, dapat dilakukan diskusi kelompok. Hasil diskusi dilaporkan di kelas untuk dinilai oleh guru. Bahan diskusi tercantum dalam buku siswa, yaitu mengenai : • Mengapa hak asasi manusia penting bagi manusia sebagai pribadi maupun komunitas bangsa? • Mengapa pelaksanaan hak asasi manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab negara tetapi juga merupakan tanggung jawab warga negara? • Jika peserta didik menyaksikan seseorang diperlakukan secara tidak adil dan harkat serta martabatnya direndahkan, apa tindakannya? Ataupun jika ada peristiwa kekerasan atau pembunuhan yang menimpa seseorang dan peserta didik menyaksikannya, apakah tindakannya? Kegiatan 3 Setelah melakukan diskusi dan melaporkan hasil diskusi yang bertujuan memberikan pencerahan serta memotivasi peserta didik untuk bersikap peduli HAM, pembelajaran dilanjutkan dengan pendalaman materi.