5.1.4 Perumahan nelayan di Provinsi Sulawesi Utara
Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi masyarakat Indonesia, perumahan merupakan pencerminan dari
jati diri manusia, baik secara perseorangan maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya. Perumahan dan pemukiman juga
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta dikembangkan demi
kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan
kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun
kualitasnya. Status kepemilikanpenguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Sulawesi Utara paling banyak adalah milik sendiri. Perumahan nelayan di
Provinsi Sulawesi Utara sangat variatif jenisnya yaitu bambu, papan, semi tembok, tembok dan lainnya. Untuk jenis rumah bambu ada sebanyak 6 buah,
untuk jenis rumah papan ada sebanyak 57 buah, untuk rumah jenis semi tembok sebanyak 296 buah dan ini adalah yang paling banyak ditemui di lokasi dan untuk
rumah jenis tembok permanen ada sebanyak 67 buah. Berdasarkan data olahan didapatkan angka sekitar 1.5 jenis rumah adalah rumah bambu, para nelayan
yang menempati rumah bambu tersebut mengaku dalam wawancara bahwa mereka merasa baik-baik saja tinggal disana, mereka bersyukur masih memiliki
tempat bernaung. Berdasarkan analisa didapatkan fakta bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan minimnya pendapatan hasil melaut, hasil yang didapat hanya cukup
untuk konsumsi harian, bahkan terkadang kurang apalagi untuk membangun rumah yang lebih layak. Rumah-rumah semi tembok pun awalnya adalah rumah
bambu, mereka merenovasinya dari generasi ke generasi Gambar 11. Nicholson
dalam Sugianto 2005 mengartikan bahwa proses penyediaan perumahan perlu adanya keleluasaan bagi masyarakat penghuni baik
menyangkut perangkat lunak prosedur, peraturan, maupun perangkat keras unit hunian, sarana dan prasarana. Salah satu perilaku yang dimiliki manusia adalah
keberadaan manusia dalam lingkungan yang tidak bisa dikendalikan yang mengakibatkan keterasingan serta mahalnya biaya pembenahan Sugianto 2005.
Perilaku tersebut juga mempengaruhi proses peruntukan perumahan bagi manusia. Kesalahan dalam mengantisipasi perilaku tersebut dan ketidak sesuaian dalam
sistem penyediaan perumahan mengakibatkan tenaga dan dana lebih banyak terbuang dan masa pakai rumah menjadi lebih pendek. Baik program tersebut
disusun atas perpaduan perilaku, sumber daya dan keinginan masyarakat penghuni.
Kondisi-kondisi yang telah disebutkan di ataslah merupakan bagian dari faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan mobilitas dengan harapan dapat
memperbaiki status melalui keadaan perumahan atau tempat tinggal yang lebih layak, atau paling tidak mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
5.2 Potensi dan Produksi Perikanan di Provinsi Sulawesi Utara