2.8 Konsep Pendapatan dan Kelayakan Investasi
Secara sederhana, ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari cara menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan umat
manusia yang tidak terbatas Bramantyo 2008. Ekonomi sangat berkaitan dengan penerimaan atau pendapatan. Pendapatan atau penerimaan adalah jumlah produksi
atau keluaran total dikalikan dengan nilai pasar luaran dalam usaha penangkapan, penerimaan adalah nilai penjualan hasil tangkapan. Besarnya penerimaan sangat
tergantung dari banyaknya hasil tangkapan serta harga Collier 1986. Dalam analisis usaha, pendapatan dan biaya merupakan faktor yang
terpenting, faktor tersebut adalah Total Profit TP atau keuntungan total yang didapatkan per satuan waktu operasi, yang diperoleh dari hubungan antara total
pendapatan yang didapat dari penjualan ikan yang dihasilkan TR = Total Revenue dan total biaya untuk produksi ikan tersebut TC = Total Cost. Jadi TP
= TR – TC. Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan
finansial dari suatu usaha yaitu metode Average Rate of Return, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index, Net Benefit – Cost
Ratio dan Gross Benefit – Cost Ratio. Masing-masing metode ini memerlukan data dan asumsi tertentu, sehingga dalam suatu analisis kelayakan finansial sering
digunakan dua atau lebih metode Kadariah 1978; Husnan dan Suwarsono 1994. Pendapatan didefinisikan sebagai penghasilan yang berupa upahgaji,
bunga, keuntungan dan suatu arus uang yang diukur dalam waktu tertentu Kadariah et al. 1981, sedangkan Soekartawi 2002, mengatakan bahwa
pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan usahanya. Adapun kriteria investasi dalam suatu
investasi adalah analisa RC yaitu singkatan dari return cost ratio, atau lebih dikenal sebagai perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya. Jika RC = 1,
maka proyek bersifat tidak untung dan tidak rugi hanya sekedar menutupi biaya saja. Jika RC lebih besar dari 1 maka hasil yang diperoleh lebih besar dari pada
biaya total sehingga proyek dapat dilaksanakan. Jika RC lebih kecil dari 1, maka hasil yang diperoleh lebih kecil dari pada biaya total usaha maka proyek tidak
dapat dilaksanakan. Semakin tinggi RC ratio, maka semakin tinggi prioritas yang dapat diberikan pada proyek tersebut.
Pakar kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri menyatakan untuk mengetahui tingkat pendapatan nelayan, bisa dilakukan dengan melihat proporsi
produksi ikan dengan jumlah nelayan per hari. Indonesia yang memiliki potensi ikan lestarinya 6,4 juta ton per tahun, namun produksi nelayan Indonesia per
harinya hanya mencapai 5,5 kgnelayanhari, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain yang potensi perikanannya tidak sebesar Indonesia.
Nelayan Rusia bisa mencapai 140 kgnelayanhari, Jepang memperoleh 70 kgnelayanhari, dan Amerika Serikat dapat memperoleh 100 kgnelayanhari.
Angka-angka itu menunjukkan bahwa nelayan Indonesia belum mampu memanfaatkan sumber daya ikan yang dimilki Indonesia untuk kesejahteraan
mereka FPIK-IPB 2009.
2.9 Nelayan dan Pendapatan