khusus, yang memadai. Hal ini mengindikasikan bahwa mobilitas nelayan di Provinsi Sulawesi Utara cukup beragam dan informasi tentang tipe mobilitas
nelayan ini masih sangat terbatas. Banyak hal yang menyebabkan nelayan bermobilitas dan untuk itu perlu
dikaji faktor apa saja yang mempengaruhi atau memotivasi nelayan melakukan mobilitas, baik secara geografi sebagai nelayan andun, profesi, maupun kombinasi
geografi dan profesi. Selain itu, informasi tentang dampak dari mobilitas nelayan Sulawesi Utara terhadap perubahan alih status nelayan itu sendiri positif atau
negatif belum diketahui secara pasti. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas nelayan dan dampak yang
ditimbulkan oleh mobilitas nelayan itu sendiri, seyogyanya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan solusi strategis untuk
mempercepat alih status nelayan ke arah yang lebih baik.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah: untuk mengkaji mobilitas dan alih status nelayan skala kecil di Provinsi Sulawesi Utara. Untuk melengkapi tujuan
umum tersebut, secara lebih spesifik tujuan khusus penelitian ini adalah: 1
Memetakan tipe mobilitas nelayan di Provinsi Sulawesi Utara. 2
Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mobilitas nelayan. 3
Menentukan dampak terhadap perubahan alih status nelayan ke arah yang lebih baik.
4 Memformulasikan solusi strategis untuk mempercepat alih status nelayan
ke arah yang lebih baik.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu- ilmu dalam bidang sosial ekonomi perikanan, terkait dengan masalah pendapatan
nelayan yang akhirnya menuju pada tingkat kesejahteraan para pelaku perikanan tangkap. Hasil penelitian ini juga dapat memberi manfaat praktis bagi para
penentu kebijakan dan stakeholders lainnya dalam mengembangkan dan memberdayakan potensi nelayan secara optimal. Selain itu, hasil penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk menentukan penting tidaknya mobilitas nelayan di Provinsi Sulawesi Utara.
1.5 Kerangka Pikir
Penelitian
Pembangunan sektor perikanan di Indonesia sesungguhnya adalah sektor yang memberikan sumbangandevisa yang cukup tinggi bagi negara, tetapi
sungguh dilematis karena tenaga kerja yang bekerja di sektor ini adalah tenaga kerja terbelakang pendidikan dan pendapatan sangat rendah termasuk nelayan di
Provinsi Sulawesi Utara. Akibatnya, nelayan di Provinsi Sulawesi Utara, belum
mampu berperan dalam mengelola potensi perikanan yang begitu besar dikarenakan rendahnya kualitas sumber daya manusianya, padahal jika dikelola
dengan baik, maka taraf hidup para nelayan dan keluarganya bisa lebih baik lagi. Strategi yang ditempuh dalam rangka pencapaian program pembangunan
perikanan di Provinsi Sulawesi Utara adalah upaya peningkatan pendapatan, kebutuhan pokok dan taraf hidup masyarakat nelayan. Cara yang dapat dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat nelayan, antara lain dengan meningkatkan produksi hasil tangkapannya. Produksi ini dapat ditingkatkan
dengan mengusahakan unit penangkapan yang produktif, yakni yang tinggi dalam jumlah dan nilai hasil tangkapannya. Namun, hal ini belum berhasil disebabkan
beberapa faktor antara lain alat tangkap yang masih tradisional, daerah penangkapan yang sulit dijangkau dan lain-lain.
Nelayan sangat kesulitan mengatur rumah tangga dan keluarganya disebabkan karena pendapatan yang tidak mencukupi. Nelayan mengeluh ingin
mengubah kondisi perekonomian mereka ataupun ingin beralih status dari nelayan buruh menjadi nelayan pemilik, namun situasi dan kondisi sampai sekarang belum
memungkinkan. Akibatnya, nelayan di Provinsi Sulawesi Utara banyak melakukan mobilitas geografi dengan cara melakukan mobilitas geografi sampai
ke perairan desa tetangga atau dengan kata lain mereka melakukan perpindahan wilayah penangkapan ikan karena di wilayah perairan mereka sendiri tidak atau
sulit menemukan ikan untuk dikonsumsi sehari-hari apalagi untuk dijual. Nelayan-nelayan ini bergerak dari tempat tinggal mereka untuk mencari daerah
penangkapan yang diharapkan masih memberikan harapan baru bagi mereka. Ada sebagian nelayan justru mengatasi kesulitan tidak adanya ikan dengan
mengadakan mobilitas ke profesi yang lain, misalnya: menjadi tukang, buruh, ojek, baik di wilayah mereka sendiri maupun di wilayah lain. Sebagian dari
nelayan dapat tinggal berlama-lama di daerah tetangga sampai wilayah perairan mereka kembali normal, tapi ada yang tidak kembali lagi karena berbagai alasan.
Sebagian nelayan ada yang tetap tinggal di desanya dan mencari profesi baru sampai musim pacekliksulit ikan berlalu. Banyak pula yang tetap tinggal di
daerahnya sambil menunggu musim paceklik berlalu tanpa mencari profesi baru. Data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah antara lain: 1
nelayan mana saja yang mengadakan dan atau pernah mengadakan mobilisasi geografi atau mobilitas profesi di Sulawesi Utara; 2 jenis-jenis nelayan yang ada
di Sulwesi Utara; 3 jenis-jenis alat penangkapan ikan yang dominan digunakan oleh nelayan skala kecil di Provinsi Sulawesi Utara, 4 keadaan umum nelayan
skala kecil yang berpengaruh terhadap mobilitas profesi, seperti pendapatan, pendidikan, umur,pengalaman, jumlah tanggungan keluarga dan lain-lain dan 5
apa dampak mobilitas terhadap perubahan status nelayan, serta 6 kebijakan strategis dan program-program pemerintah khususnya dalam rangka upaya
memperbaiki usaha perikanan nelayan skala kecil. Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis
deskriptif kualitatif, SEM dan SWOT. Analisis deskriptif-kualitatif yaitu kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan
sekarang. Seperti penelitian sejarah tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang telah terjadi demikian pula penelitian deskriptif tidak memiliki
kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya dapat mengukur apa yang ada exist.
Salah satu kegunaan analisis deskriptif adalah dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan
muktahir dan dapat membantu kita dalam mengindentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan penelitian, juga dapat menganalisis keadaan yang
mungkin terdapat dalam situasi tertentu Sevilla et al. 1993.
Analisis SEM dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran tentang mobilitas nelayan skala kecil yang meliputi mobilisasi kerja dan hidup sebagai
nelayan di tempat lain, mobilisasi kerja dan hidup sebagai non-nelayan di tempat lain, mobilisasi kerja dari nelayan ke non-nelayan tapi tetap di desa sendiri, tidak
melakukan mobilisasi kerja maupun mobilisasi tempat tinggal. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas
dan dampak yang ditimbulkan oleh mobilitas tersebut. Dengan adanya mobilitas profesi nelayan skala kecil ini apakah bisa tercapai pengalihan status mereka ke
tingkat yang lebih baik untuk memperoleh pendapatan yang layak sehingga menjamin kesejahteraan nelayan dan keluarganya.
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats SWOT dilakukan dengan cara mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi dalam penyusunan kebijakan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dengan tujuan mencari solusi strategis untuk mempercepat alih status nelayan ke arah yang lebih baik.
Pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik, yang disusun dalam suatu
rencana pembangunan. Secara umum pembangunan mencakup segi ekonomi, sosial budaya dan politik, karena pembangunan pada prinsipnya meniadakan
ketimpangan, mengurangi ketidakmerataan dan menghalau kemiskinan. Proses pembangunan seperti ini tidak hanya mencakup segi fisik mengolah sumber daya
alam untuk menghasilkan barang dan jasa tapi juga mencakup segi nilai, mengubah sistem nilai manusia dan masyarakat agar serasi dengan perkembangan
pembangunan. Pembangunan berorientasi pada perhatian terhadap masyarakat dan keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan yaitu, orang atau keluarga yang
belum mampu memenuhi kebutuhan materiil dan kepada kelompok kaya akan sumber-sumber pendapatan untuk dapat disalurkan kepada keluarga yang masih
tertinggal dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Umumnya keluarga nelayan dianggap kelompok yang dikategorikan miskin.
Kegiatan pembangunan nasional diarahkan untuk memberdayakan masyarakat dan keluarga untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan kesenjangan
sosial yang sudah menjadi fenomena utama Usman 1998. Pembangunan yang selama ini dilaksanakan tidak mencakup implementasi program peningkatan
kesejahteraan keluarga tetapi lebih merupakan suatu spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga segenap anggota
masyarakat dan keluarga dapat mandiri, percaya diri, tidak tergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup jadi sengsara. Paradigma
pembangunan nasional seperti ini timbul secara ilmiah dari berbagai kenyataan seperti; pertumbuhan pendidikan, pemanfaatan sumber daya alam potensi sumber
daya yang ada Anonim 1998. Sejalan dengan hal tersebut, pembangunan sumber daya nelayan di Provinsi Sulawesi Utara perlu diarahkan untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan lahir batin, guna membentuk manusia dan masyarakat yang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai individu, keluarga
dan warga masyarakat terutama keluarga nelayan yang statusnya lebih baik.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mobilitas dan Alih Status