Pengaruh Kegiatan Perikanan Tangkap Terhadap Lingkungan

potensi ini dimanfaatkan. Artinya bahwa masih besar peluang pengembangan bisnis industri ini. Kedua, kenyataan bahwa perairan Indonesia merupakan arena perburuan ikan oleh nelayan asing yang secara ilegal namun terkoordinir masuk dan menguras sumber daya ikan Indonesia. Fakta ini memberi indikasi bahwa sumber daya ikan di negara mereka memang sudah terkuras habis tetapi sebaliknya masih tersedia di perairan Indonesia. Ketersediaan itu menjadi daya tarik penangkapan ikan secara ilegal yang penuh dengan resiko. Ketiga, semaraknya pembangunan perikanan di daerah, utamanya di kabupaten dan kota pesisir. Kesemarakan pembangunan ini dilihat dari dijadikannya usaha perikanan sebagai usaha basis pemberdayaan ekonomi masyarakat serta peningkatan kontribusi pendapatan daerah dari sektor perikanan. Ini hanya bisa terjadi karena sumber daya ikan di perairan dekat pantai inshore waters masih cukup tersedia Nikijuluw 2005.

2.6 Pengaruh Kegiatan Perikanan Tangkap Terhadap Lingkungan

Penggunaan teknik atau alat tangkap untuk menangkap ikan yang bersifat merusak sumber daya hayati laut, bukan saja merusak biota ikan yang menjadi sasaran namun juga mempengaruhi komponen ekosistem lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dahuri 1998 menyatakan bahwa penggunaan teknik dan alat tangkap, seperti: bahan peledak, bahan beracun sodium atau potassium sianida jauh lebih berbahaya, karena dapat memusnahkan beberapa spesies ikan karang. Selanjutnya, jaring trawl pukat harimau merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang telah dilarang beroperasi di wilayah perairan Indonesia. Dicontohkan bahwa, kepunahan sumber daya perikanan di Bagan Siapi-api merupakan kerusakan sumber daya perikanan akibat penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak memperhatikan kelestarian sumber daya. Berdasarkan studi-studi kasus perikanan skala kecil dan kemiskinan di Bangladesh dan Tanzania, diklaim bahwa akar dari tragedi milik bersama adalah pembatasan kebebasan bukan kebebasan tanpa batas dan bahwa diperdebatkan apakah orang-orang yang tidak memiliki pilihan lain selain untuk melanjutkan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian mereka, bahkan dalam ekosistem over-exploited, bisa dipahami untuk bebas Jentoft 2010. Setyohadi 1997 menyatakan bahwa pemanfaatan secara optimal dan lestari merupakan upaya mendayagunakan sumber daya perikanan dengan memperhitungkan potensi dan daya dukung wilayah perairan untuk mendapatkan keuntungan tanpa merusak lingkungan dan kelangsungan jenis hayati yang ada, seperti: terumbu karang, hutan bakau atau biota laut lainnya. Dahuri 1998 menyatakan bahwa masalah lain yang berhubungan dengan teknik penangkapan ikan yang menyebabkan terganggunya kelestarian sumber daya hayati pesisir dan laut adalah pelanggaran terhadap peraturan mengenai waktu, ukuran dan jenis ikan yang ditangkap. Penangkapan ikan pada waktu dan ukuran yang tidak tepat berarti menghambat proses regenerasi sumber daya ikan. Jenis-jenis ikan yang telah tergolong langka, seperti: ikan napoleon masih banyak ditangkap secara ilegal. Jadi permasalahannya perlu pelaksanaan dan pengawasan dari peraturan yang berlaku.

2.7 Wilayah Pesisir