Analisis Deskriptif Analisis SEM

5 Miskin sekali, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari 240 kg beras untuk pedesaan dan 360 kg untuk daerah kota. 6 Paling miskin, apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih rendah dari setara 180 kg beras untuk pedesaan dan 270 kg beras untuk daerah kota. Kebijakan modernisasi perikanan perlu digaris-bawahi, karena tekanan kemiskinan dan terjadinya polarisasi sosial yang makin mencemaskan di lingkungan komunitas desa pantai sesungguhnya banyak dipicu oleh kebijakan seperti ini. Studi yang dilakukan Siahaan dan Singgih 1990, pernah menemukan kebijakan negara tentang modernisasi perikanan blue revolution di kawasan Pesisir Utara Jawa Timur yang dicanangkan pada awal tahun 1970-an, telah mempengaruhi secara signifikan kondisi sumber daya setempat. Kebijakan yang berorientasi ekspor dan hanya menekankan aspek peningkatan produktivitas ini telah mendorong perairan Pesisir Utara Jawa Timur berada dalam situasi lebih tangkap overfishing. Hasil yang relatif sama juga ditemukan Kusnadi ketika mengkaji kehidupan masyarakat nelayan di Jawa Timur. Dalam struktur sosial keluarga nelayan tradisional ini umumnya tergolong keluarga miskin atau maksimal mereka berada sedkit di atas garis kemiskinan atau near poor. Bisa dibayangkan, apa yang dapat dilakukan keluarga nelayan tradisional jika hasil sehari-hari yang mereka peroleh tidak menentu, sementara kebutuhan sehari-hari terus melambung tak terkendali? Jika selama ini banyak kajian menyatakan bahwa nelayan pada umumnya merupakan kelompok masyarakat yang tergolong paling miskin, maka yang namanya keluarga nelayan tradisional boleh jadi adalah lapisan yang lebih miskin lagi. Mereka adalah korban pertama yang paling menderita dan mengalami marginalisasi akibat proses modernisasi perikanan dan tekanan krisis. Mubyarto 1984; Kusnadi 2002

2.11 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang sementara berlangsung. Tujuan utama metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu Travers 1978. Gay 1976 mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Seperti penelitian sejarah tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang telah terjadi demikian pula penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya dapat mengukur apa yang ada exist. Salah satu kegunaan analisis deskriptif adalah dapat memberikan sumbangan kepada ilimu pengaetahuan melalui pemberian informasi keadaan muktahir dan dapat membantu kita dalam mengindentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan penelitian; juga dapat menganalisis keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu Sevilla et al. 1993.

2.12 Analisis SEM

Structural equation modeling, yang untuk selanjutnya akan disebut SEM, adalah suatu teknik modeling statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor faktor analysis, analisis jalur path analysis dan regresi regression. SEM adalah penggabungan antara dua konsep statistika, yaitu konsep analisis faktor yang masuk pada model pengukuran measurement model dan konsep regresi melalui model struktural structural model. Model pengukuran menjelaskan hubungan antara variabel dengan indikator-indikatornya dan model struktural menjelaskan hubungan antar variabel. Model pengukuran merupakan kajian dari psikometrika sedangkan model struktural merupakan kajian dari statistika. Definisi lain menyebutkan Structural Equation Modeling SEM adalah teknik analisis multivariat yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi- versi khusus dalam jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus-kasus khusus. Definisi berikutnya mengatakan bahwa Structural Equation Modeling SEM merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan confirmatory dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus dalam SEM. Sedikit berbeda dengan definisi-definisi sebelumnya mengatakan structural equation modeling SEM berkembang dan mempunyai fungsi mirip dengan regresi berganda, sekalipun demikian nampaknya SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi correlated independents, kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi correlated error terms, beberapa variabel bebas laten multiple latent independents dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indikator dan satudua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis faktor, analisis time series dan analisis kovarian. Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan confirm dari pada untuk menerangkan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak dari pada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan untuk menerangkan. Salah satu keunggulan SEM ialah kemampuan untuk membuat model konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel–variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi diestimasi dalam model dari variabel-variabel yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan variabel–variabel laten tersebut. Dengan demikian hal ini memungkinkan pembuat model secara eksplisit dapat mengetahui ketidak-reliabilitas suatu pengukuran dalam model yang mana teori mengizinkan relasi–relasi struktural antara variabel-variabel laten yang secara tepat dibuat suatu model. Ferdinand 2006 mengungkapkan bahwa SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik yang memungkinkan pengujian beberapa variabel dependen dengan beberapa variabel independen secara simultan, SEM memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional. Pada saat menghadapi pertanyaan penelitian berupa identifikasi dimensi-dimensi sebuah konsep atau konstruk dan pada saat yang sama ingin mengukur pengaruh atau derajat hubungan antar faktor yang telah diidentifikasi dimensi-dimensinya, maka SEM akan memungkinkan untuk melaksanakannya. SEM juga merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor, model struktural dan analisis jalur path analysis Solimun 2002. 1 Ukuran sampel Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan SEM adalah minimum berjumlah 100, selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap parameter yang diestimasi. Oleh karena itu, bila mengembangkan model dengan lebih dari 20 parameter maka minimum di gunakan 100 sampel. 2 Normalitas dan Linearitas Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas terpenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut dengan pemodelan SEM. Normalitas dapat di uji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan model statistik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji skewness yang menunjukkan bahwa hampir seluruh variabel normal pada tingkat signifikansi 0,01 1. Hal ini terlihat pada nilai CR dari skewness yang berada di bawah + 2.58 Arbuckle 1997. 3 Outliners data pencilan Outliners adalah obsrevasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariate yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya.

2.13 Analisis SWOT