3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data selama 6 bulan, yakni bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011 yang terbagi atas beberapa tahap: 1
studi pendahuluan selama 2 bulan sampai dengan, 2 pengumpulan data primer selama 3 bulan dan sampai dengan 3 pengumpulan data sekunder selama 1 bulan.
Penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Utara dan pengambilan data primer difokuskan pada 13 desa pantai Gambar 2.
Gambar 2 Lokasi penelitian mobilitas nelayan di Provinsi Sulawesi Utara
3.2 Pengambilan Sampel
Mengingat daerah penelitian yang luas, maka ditentukan beberapa wilayah contoh yang mempunyai usaha perikanan tangkap yang dapat mewakili seluruh
populasi yang ada di wilayah penelitian. Menurut Parel 1973, metode penarikan
KotaDesa:
Belang Kema
Bitung Likupang
Bulo Manado
Tanawangko Tumpaan
Amurang Blongko
Poigar Inobonto
Lolak
contoh yang sesuai untuk populasi yang menyebar pada wilayah yang luas adalah dengan metode penarikan contoh bertingkat multi stage sampling.
Pengambilan contoh rumah tangga nelayan dilakukan dengan cara penarikan contoh acak secara “cluster” dan bertingkat multi-stages mengacu
pada strategi pengambilan sampel dari Sevilla et al. 1993 sebagai berikut: Tingkat pertama: dari 15 kabupatenkota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara,
diidentifikasikan 13 kabupatenkota yang memiliki desa, pantai atau yang memiliki penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Tingkat kedua: dengan menggunakan teknik purposive sampling Sevilla et al. 1993 ditentukan desa yang menjadi lokasi penelitian dengan karakteristik
berikut: 1 desa pantai, 2 terdapat kegiatan nelayan yang intensif dan 3 efektif dan mudah dijangkau. Dengan demikian, lokasi penelitian ditetapkan sebanyak 13
desakota yang tersebar di 5 kabupatenkota yaitu Kota Manado, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten
Bola’ang Mongondow, adapun desakota yang yang ditetapkan menjadi lokasi penelitian adalah: Desa Belang, Desa Kema, Kota Bitung, Desa Likupang, Desa
Bualo, Kota Manado, Desa Tanawangko, Desa Tumpaan, Kota Amurang, Desa Blongko, Desa Poigar, Desa Inobonto dan Desa Lolak.
Tingkat ketiga: memilih responden nelayan yang berasal dari desakota yang menjadi lokasi penelitian, setiap desa diambil responden secara variatif
antara 40-50 responden dan responden tersebut mewakili nelayan skala kecil, baik nelayan pemilik maupun nelayan buruh. Penentuan responden ini dilakukan
dengan cara snowball sampling. Menurut Mcall dan Simmons dalam Babbie 1994, snowball sampling adalah teknik pencarian sampel dengan dimulai dari
satu orang kemudian dari orang tersebut dicari tahu responden berikutnya dan seterusnya. Berdasarkan hasil dari snowball sampling ini diperoleh sekitar 700an
responden, kemudian dipilih 400 responden nelayan yang dianggap mewakili dan mereka diwawancarai untuk mengetahui mobilitas nelayan, faktor-faktor yang
mempengaruhi mobilitas nelayan dan dampak yang ditimbulkan mobilitas nelayan itu sendiri. Bagan tahapan pengambilan sampel penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.
Ukuran sampel responden memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil analisis Structural Equation Modelling SEM. Menurut
Ferdinand 2006 bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100–200. Bila ukuran sampel menjadi terlalu besar, misalnya lebih dari 400, maka metode
menjadi sangat sensiitif sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran Goodness of Fit yang baik. Ferdinand 2006 juga menyarankan bahwa ukuran
sampel minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap estimated parameter. Dengan demikian bila estimated parameter 12, maka jumlah sampel minimum
adalah 60. Adapun pedoman ukuran sampel adalah sebagai berikut: 1
Untuk teknik Maximum Likelihood Estimation ML menggunakan jumlah
sample 100–200.
2 Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah
5–10 jumlah parameter yang diestimasi.
3 Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel
laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5–10. Bila terdapat 20
indikator, maka besarnya sampel 100–200.
Gambar 3 Tahap pengambilan sampel penelitian
Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Misalnya bila jumlah sampel diatas 2500 maka teknik estimasi Asymtoticaly
Distribution Free Estimation ADF dapat digunakan. Mengacu pada Maximum Likelihood Estimation MLE, maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk
analisis SEM adalah 100-200 sampel. Ukuran sampel ini dengan pertimbangan syarat-syarat keterwakilan aspek kajian dan kebutuhan analisis. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, hal ini dilakukan mengingat jumlah populasi penelitian yang terlalu besar dan tersebar tidak merata
di 15 kabupatenkota di Provinsi Sulawesi Utara. Responden penelitian terdiri atas mereka yang berprofesi sebagai nelayan terutama nelayan-nelayan yang telah atau
pernah dan bahkan sedang melakukan mobilisasi kerja dan demografis. Lebih dikhususkan kepada nelayan skala kecil. Responden yang lain juga termasuk
Pemda, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan Akademisi.
3.3 Jenis dan Sumber Data