93 setempat.
Namun demikian, dalam opsi pemanfaatan “Sylfish” ini dilakukan pengaturan pengurangan luasan secara berkala dalam setiap tahunnya.
Selanjutnya terhadap kedua opsi pemanfaatan tersebut dianalisis secara komparatif berdasarkan kriteria-kriteria:
- Tingkat serapan karbon terestrial carbon sink dan emisi karbon yang dilepaskan carbon source serta reduksi emisi berdasarkan persamaan-persamaan 3.9,
persamaan 3.10, persamaan 3.11, persamaan 3.12, persamaan 3.13 dan persamaan 3.14.
- Tingkat penyerapan tenaga kerja sektor berdasarkan persamaan 3.22, persamaan 3.23 dan persamaan 3.24.
- Tingkat NPV berdasarkan persamaan 3.25, persamaan 3.26 dan persamaan 3.27.
3.6.6 Pendekatan Sistem Dinamik
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu bahwa untuk mencari solusi terbaik dalam menganalisis dinamika ekosistem pesisir yang kompleks adalah dengan
pendekatan sistem dinamik. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi berbagai elemen penyusun sistem, memahami prosesnya serta memprediksi berbagai kemungkinan
keluaran sistem pada jalur waktu time path. Untuk memudahkan dalam penyusunan pemodelan sistem dinamik ini, maka diperlukan tahapan pendekatan sistem serta
tahapan pemodelan.
3.6.6.1 Tahapan Pendekatan Sistem
Dalam pelaksanaan metode pendekatan sistem diperlukan tahapan kerja yang sistematis. Prosedur analisis sistem meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut : analisis
kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, validasi model dan implementasi. Tahapan pendekatan sistem dinamik secara diagramatik
disajikan pada Gambar 20.
a. Analisis Kebutuhan. Dalam konteks penelitian ini, proses pentahapan pendekatan sistem dimulai
dengan penyusunan database hasil penelitian lapangan, selanjutnya data ini akan amerepresentasikan keragaan tata guna lahan di luar kawasan FA serta di dalam
kawasan TNS melalui analisis SIG maupun keragaan masyarakat pesisir. Dalam keragaan tata guna lahan ini terdapat pemangku kepentingan stakeholder yang
94 memiliki kepentingan terhadap sumberdaya alam, baik terhadap hutan lahan kering di
FA maupun hutan mangrove di TNS. Dua entitas ini merupakan satu kesatuan komunitas stakeholder yang sama-sama berkepentingan terhadap kawasan pesisir
TNS. Stakeholder tentunya memiliki serangkaian kebutuhan-kebutuhan serta berbagai pandangan terhadap sumberdaya alam. Oleh karena itu sejumlah kebutuhan tersebut
perlu dieksplorasi secara obyektif. Kebutuhan para stakeholders ini pada umumnya adalah menyangkut area hutan, baik kebutuhan yang direncanakan planed
deforestation seperti RUTR maupun yang tidak direncanakan unplaned deforestation
seperti perambahan hutan.
Gambar 20 Tahapan pendekatan sistem dinamik
Simulasi Model
Implikasi Kebijakan
Identifikasi Sistem Analisis
Kebutuhan Formulasi
Permasalahan
A
Tata Guna Lahan di Frontier Area
dan di TNS Keragaan
Masyarakat di Frontier Area
Stakeholder Analisis
SIG
Mulai
Data Base
No No
No No
Yes
A
Yes
Pemodelan Sistem
Validasi Model
Memuaskan
Implementasi
Memuaskan
95
b. Formulasi Permasalahan.