Metode Pengumpulan Data MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN BERBASIS REDD+

73 No Tujuan Penelitian Jenis Data Data dan Informasi yang Diperlukan Sumber Data 1 Menghitung tingkat potensi emisi karbon dari deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir  Primer  Sekunder  Data historis tata guna lahan  Data biomassa standing stock  Data stok karbon  Peta RBI dan peta-peta tematik: Tataguna Lahan, Perairan dll. skala 1:25.000  Peta Citra Satelit dan penafsirannya  Peta penutupan lahan TNS  Ground check  Hasil deliniasi Peta Citra  Balai TNS dn Dishut Banyuasin  Bakosurtanal 2 Menganalisis indikator penggerak potensi emisi karbon di kawasan pesisir  Primer  Sekunder  Pola tata guna lahan  Tekanan penduduk terhadap lahan  Dokumen kebijakan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabuapaten Banyuasin  Data demografi dan sosek  Peraturan dan perundangan pamanfaatan ruang  Dokumen Rencana Pengelolaan Kawasan TNS  Hasil deliniasi Peta Citra  BAPPEDA  Dinas Kehutanan  Balai TNS 3 Menghitung kecenderungan dua model skenario business as usual Skenario BaU dan model skenario carbon crediting Skenario CC terhadap fenomena laju emisi CO 2 serta keberlanjutan pengelolaan sumberdaya pesisir  Primer  Laju deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir di TNS dan di FA  Laju emisi CO 2 di TNS dan FA  Laju carbon offset di TNS dan di FA  Hasil deliniasi Peta Citra  Data hasil analisis allometrik  Data hasil pemodelan 4 Menganalisis implikasi kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis REDD+  Primer  Sekunder  Tren laju emisi CO 2 yang terhindarkan serta Net Carbon Offset di kawasan TNS  Dokumen kebijakan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabuapaten Banyuasin  Data hasil pemodelan  BAPPEDA  Dinas Kehutanan

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data biomassa untuk areal berhutan dilakukan dengan pendekatan kerincian tinggi Tier 2-3, yaitu suatu kombinasi metode remote sensing dan ground survey berupa jalur berpetak berdasarkan plot sampel Tier 3 dengan data hipotetis untuk jenis yang sama di lokasi lain Tier 2 IPCC GL 2006; Wibowo 2010. Pada metode dengan Tier 3 ini, plot utama memiliki ukuran 5x40 m, digunakan untuk menginventarisasi dan mengukur pohon berdiamater 5-30 cm. Apabila terdapat pohon berdiamater lebih dari 30 cm, maka plot diperbesar menjadi 20x100 m Hairiah et al. 74 2001. Demikian halnya untuk valuasi ekonomi digunakan data hipotetis yang digunakan pada kawasan konservasi mangrove di wilayah Sumatera dan Selat Malaka Kusumastanto et al. 1998. Data-data sekunder yang diperlukan diinventarisasi terutama dari instansi- instansi terkait dengan penelitian, yaitu Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Balai TN Sembilang serta instansi lainnya. Metode pengumpulan data primer dan data sekunder secara ringkas disajikan pada Tabel 8 dan Ilustrasi bentuk jalur dan ukuran plot sampel disajikan pada Gambar 18. Tabel 8 Metode pengumpulan data No Tujuan Penelitian Jenis Data Data dan Informasi yang Diperlukan Metode Pengumpulan Data 1 Menghitung tingkat potensi emisi karbon dari deforestasi dan degradasi sumberdaya pesisir  Primer  Sekunder  Data potensi mangrove dan biomassa  Data historis deforestasi dan degradasi hutan di FA dan TNS  Peta RBI dan peta-peta tematik: Tataguna Lahan, Perairan dll. skala 1:25.000  Peta Citra Satelit dan penafsirannya  Peta penutupan lahan TNS  Ground check  Deliniasi Peta Citra  Inventarisasi dokumen pengelolaan di TNS, Bappeda dan Dishut.  Beli di Bakosurtanal 2 Menganalisis indikator penggerak potensi emisi karbon di kawasan pesisir  Primer  Sekunder  Data historis deforestasi dan degradasi hutan di FA dan TNS  Dokumen kebijakan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabuapaten Banyuasin  Data demografi dan sosek  Peraturan dan perundangan pamanfaatan ruang  Dokumen Rencana Pengelolaan Kawasan TNS  Deliniasi Peta Citra  Inventarisasi data di BAPPEDA, Dinas Kehutanan dan Balai TNS 3 Menghitung kecenderungan dua model skenario BaU business as Usual dan skenario CC carbon crediting  Primer  Data historis deforestasi dan degradasi hutan di FA dan TNS  Data emisi CO 2 dan Data Carbon Offset  Variabel-variabel penting yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan TNS di masa depan  Deliniasi Peta Citra  Analisis allometrik  Pemodelan sistem dinamik 4 Menganalisis implikasi kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis REDD+  Primer  Sekunder  Skenario pada berbagai opsi untuk keberlanjutan pengelolaan masa depan  Dokumen kebijakan RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan RTRW Kabuapaten Banyuasin  Pemodelan sistem dinamik  Inventarisasi dok. di BAPPEDA, Dinas Kehutanan 75 Gambar 18 Ilustrasi bentuk jalur dan ukuran plot sampel di areal berhutan Parameter utama yang diukur pada pohon adalah diameter setinggi dada yaitu 1,3 meter DBHDiameter Breast High. Parameter lainnya yang diukur pada masing- masing plot sampel adalah jumlah pohon, jenis pohon, dan tinggi pohon. Selanjutnya data-data tersebut digunakan untuk menduga stok biomassa dan stok karbon. Ilustrasi di bawah ini menggambarkan lay out sederhana yang menggambarkan plot sampel pengukuran karbon. Lokasi pengambilan sampel vegetasi skala plot 5m x 40m dilakukan pada areal hutan mangrove primer Hmp yaitu di Pulau Alanggantang SPTNSatuan Pengamanan Taman Nasional II Sembilang, hutan mangrove sekunder Hms di Pulau Betet SPTN III Tanah Pilih, areal hutan kebun Hk Eucalyptus di PT. SHP tahun tanam 2003, areal kebun Acacia mangium di PT. SHP tahun tanam 2004, dan pada areal kebun Acacia crasicarpa di PT. SHP tahun tanam 2004 di sebelah barat TN Sembilang. Sementara itu pengukuran pada areal semak belukar rawa Br pada skala plot 5 m x 5 m dilakukan di sekitar Karya Agung Ilir SPTN I Sungsang.

3.6 Metode Analisis Data