Kondisi Demografi MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN BERBASIS REDD+

112 Beberapa spesies ikan, udang dan kepiting yang bernilai ekonomi antara lain sembilang Plotosus canius, kakap Lutjanus sp., kerapu Epinephelus tauvina, toman Channa micropeltes, betutu Ophiocara porocephala, bawal putih Pampus argenteus, tenggiri Scomberomus sexfasciatus, belanak Mugil voigiensis, udang galah Macrobrachium rosenbergii, udang lobster Panulirus sp., udang petak Oratosquilla sp., udang tiger Penaeus semisulcatus, kepiting bakau Scylla serrata, kepiting rajungan Portunus pelagicus, dan sebagainya.

4.1.3. Kondisi Sosial Ekonomi

a. Kondisi Demografi

Kawasan TN Sembilang TNS berada pada wilayah Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin. Akan tetapi keberadaan TNS ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas dari masyarakat desa yang berada di dalam kawasan maupun di luar kawasan TNS. Sebagaimana wilayah pesisir yang bersifat terbuka, penduduknya merupakan pencampuran antara etnis lokal dan pendatang terutama dari Bugis sekitar tiga puluhan tahun yang lalu. Etnis ini tersebar di wilayah pesisir Sungsang, kawasan Sungai Bungin dan Sungai Sembilang, Tanjung Birik dan Simpang Ngirawang Bakorendo, Terusandalam, Sungai Benu dan daerah transmigrasi Karang Agung. Data profil desa menunjukkan bahwa populasi di sekitar kawasan TN Sembilang tercatat 18.028 jiwa ±3.603 KK. Tersebar di 8 delapan desadusun yaitu Desa Tanah Pilih, Dusun Sembilang administrasi Desa Sungsang IV, Desa Tabalajaya, Desa Jatisari, Desa Sri Agung, Desa Majuria, Desa Karang Sari, Desa Sumber Rejeki dan Desa Tabala Jaya. Dua desa diantaranya terdapat di dalam kawasan TN Sembilang berjumlah 4.330 jiwa ±886 KK terdiri dari Desa Tanah Pilih 1.850 jiwa ±370 KK dan Dusun Sembilang 1.405 jiwa ±281 KK. Sementara itu masyarakat di beberapa tepian sungai dan muara berjumlah 1.075 jiwa ±215 KK. Jumlah penduduk yang berada di luar kawasan TNS sebesar 13.698 jiwa ±2.717 KK atau sekitar 28,72 dari seluruh populasi penduduk Kecamatan Banyuasin II 47.696 jiwa. Data sebaran pemukiman di dalam kawasan TNS disajikan pada Tabel 14. 113 Tabel 14 Sebaran pemukiman dan jumlah penduduk di dalam kawasan Taman Nasional Sembilang, Kecamatan Banyuasin II No Kelompok Pemukiman Wilayah Resort Jumlah KK Jumlah Pddk Jiwa Sifat Pemukiman Aktifitas Ket. 1 Sungai Sarangelang Lalan SPTN 1 ±30 150 Sepanjang tahun Tuguk baris 2 Muara S.Bungin Lalan SPTN 1 ±25 125 Sepanjang tahun Tuguk baris, tuguk sungai 3 Sungai Apung Lalan SPTN 1 ±20 100 Musiman Jaring blad, sondong 4 bln dlm 1 thn 4 Sungai Solokbuntu Solokbuntu SPTN 1 ±15 75 Musiman Sondong, tuguk sempak 4 bln dlm 1 thn 5 Sungai Barong Solokbuntu SPTN 1 ±15 75 Musiman Sondong, jaring blad, tuguk sempak 4 bln dlm 1 thn 6 Sungai Tengkorak Simpangsatu SPTN 1 ±20 100 Musim kemarau Jaring blad, sondong, pengumpul kerang 4 bln dlm 1 thn 7 Sungai Nibung Simpangsatu SPTN 1 ±20 100 Musiman Sondong, jaring apung 4 bln dlm 1 thn 8 KampungSungai Sembilang Desa Sungsang IV Sembilang SPTN 2 ±281 1.405 Sepanjang tahun Kumpulan nelayan laut, pedagang, pengumpul hasil laut Dusun, Fasum: SD, Puskesmas, Pospol, Pos AL, Pos Polairud, Syahbandar, Babinsa, PPTSL 9 Sungai Bogem SembilangSPTN 2 ±10 50 Sepanjang tahun Jaring apung, jaring kumbang, jaring insang hanyut 10 Sungai Birik P. Alanggantang SPTN 2 ±20 100 Sepanjang tahun Jaring apung, jaring kumbang, jaring insang hanyut, pengumpul hasil laut 11 Sungai Ngirawan Ngirawan SPTN 3 ±30 150 Sepanjang tahun Jaring apung, tuguk baris, sondong 12 Sungai Terusan Dalam Ngirawan SPTN 3 ±30 150 Sepanjang tahun Pengumpul hasil laut, tuguk baris, jaring kumbang 13 Desa Tanah Pilih Benu SPTN 3 ±370 1.850 Sepanjang tahun Pengumpul hasil laut, nelayan laut, pedagang, petani Desa, Fasum: Pos Polairud, Babinsa, SD, Puskesmas, Balai Desa Jumlah 886 4.330 Sumber : Hasil inventarisasi lapangan 2009 dan 2010, Monografi Kecamatan Banyuasin II 2009. Data diolah. 114 Kawasan Tanjung Birik dan Simpang Ngirawan Bakorendo berada di wilayah Desa Sungsang IV. Warga di Tanjung Birik dan Simpang Ngirawan Bakorendo biasanya berasal dari Desa Sungsang I dan Sungsang II. Di Desa Sungsang II terdapat lorong Birik yang umumnya warga Tanjung Birik. Di Tanjung Birik terdapat pula warga dari suku Bugis. Jumlah kepala keluarga di Simpang Ngirawan Bakorendo terdapat sekitar 150 jiwa ±30 KK sedangkan di Tanjung Birik sekitar 100 jiwa ±20 KK. Sebaran penduduk di dalam dan di sekitar kawasan TNS disajikan pada Tabel 15. Table 15 Sebaran penduduk di dalam dan di sekitar kawasan Taman Nasional Sembilang, Kecamatan Banyuasin II No DesaDusunSungai Lokasi Jumlah Penduduk Jumlah Rmh Tangga Kegiatan Ekonomi 1 Desa Tanah Pilih Di dalam TNS 1.850 370 Perikanan 2 Dusun Sembilang Desa Sungsang IV Di dalam TNS 1.405 281 Perikanan 3 Tepian beberapa Sungaimuara sungai Di dalam TNS 1.075 215 Perikanan 4 Desa Jatisari Di luar TNS 1.829 365 Pertanian 5 Trans. Karang Agung 1 Desa Sri Agung Di luar TNS 2.676 535 Pertanian 2 Desa Majuria Di luar TNS 2.142 428 Pertanian 3 Desa Karang Sari Di luar TNS 3.729 745 Pertanian 4 Desa Sumber Rejeki Di luar TNS 1.610 322 Pertanian 5 Desa Tabala Jaya Di luar TNS 1.712 342 Pertanian Total 18.028 3.603 Sumber: Diolah dari Monografi Kecamatan Banyuasin II 2009. Masyarakat di sekitar kawasan TNS pada umumnya tinggal di atas rumah-rumah panggung di tepi sungai di daerah pasang surut, dan sedikit masuk ke arah darat. Ketersediaan air bersihtawar merupakan kendala utama. Sampai saat ini masyarakat masih mengandalkan air hujan sebagai sumber air bersihtawar. Secara geografis, luas wilayah administrasi Kecamatan Banyuasin II adalah 2.681,35 Km 2 sekitar 268.135 ha dengan jumlah penduduk 47.696 jiwa dan kepadatannya sekitar 17,79 jiwa Km 2 . Berdasarkan data tata guna lahan, seluas 202.896 ha 2.028,96 Km 2 dari luas kecamatan merupakan kawasan TN Sembilang, berarti luas wilayah Kecamatan Banyuasin II di luar wilayah TN Sembilang adalah 652,39 Km 2 . Aspek ketenagakerjaan merupakan aspek penting untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk dalam 115 angkatan kerja, yaitu penduduk yang bekerja dan menganggur. Semakin tinggi angka TPAK merupakan indikasi meningkatnya kecenderungan penduduk usia ekonomi aktif untuk mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan ekonomi. Jumlah penduduk usia kerja, kebutuhan penduduk untuk bekerja, dan berbagai faktor sosial ekonomi dan demografis merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi angka TPAK. Angka pengangguran di seluruh wilayah kecamatan rata-rata relatif rendah yaitu sekitar 5,99 tahun 2007 dan pada tahun 2008 sekitar 2,34 dari seluruh populasi angkatan kerja aktif 138.094 jiwa. Sementara itu total populasi penduduk angkatan kerja aktif di Kecamatan Banyuasin adalah 30.485 jiwa BPS Banyuasin 2009. Proporsi jumlah penduduk Kecamatan Banyuasin II terhadap jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 5,97 47.696 jiwa. Populasi penduduk Kabupaten Banyuasin mengalami pertumbuhan rata-rata 2,58 per tahun. Saat ini populasinya berjumlah 798.360 jiwa BPS 2009, tersebar di 15 kecamatan dan 278 desakelurahan dengan luas wilayah 11.832,99 km 2 dan rata-rata kepadatan penduduk 67,47 jiwa per km 2 . Kabupaten Banyuasin sampai saat ini masih merupakan daerah tujuan utama transmigrasi di Sumatera Selatan. Oleh karena itu pertumbuhan penduduknya relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sumatera Selatan. Partisipasi penduduk perdesaan di Kecamatan Banyuasin II lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk perkotaan, hal ini tercermin pada jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian cukup tinggi. Berdasarkan lapangan usaha tercatat jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian termasuk perikanan sangat dominan 62, kemudian diikuti perdagangan 12,44, jasa-jasa 10,75, industri pengolahan 5,07, transportasi dan komunikasi 4,75. Masalah sanitasi lingkungan khususnya sampah kurang mendapat perhatikan dari masyarakat di dalam maupun di luar kawasan TN sembilang. Muara sungai dan laut adalah tempat sampah utama. Hal ini sangat memprihatinkan, karena banyak terdapat sampah anorganik berupa plastik. Pada umumnya tinja langsung dibuang ke laut atau sungai, sehingga sangat logis jenis penyakit yang umum diderita adalah diare. Masyarakat di sini belum memiliki kesadaran untuk membuat septic tank. Pengaruh pasang surut yang besar, menyebabkan sampah tidak terbuang jauh dari pemukiman.

b. Kegiatan Ekonomi Masyarakat