Perumusan Masalah MODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR BERKELANJUTAN BERBASIS REDD+

6 sumberdaya pesisir berkelanjutan ini adalah adanya suatu bentuk pengaturan pemanfaatan kawasan untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan memperhatikan kelestarian stok sumberdaya alam yang ada. Sebagaimana yang pernah dikaji Kusumastanto 1995 dalam penyusunan suatu model dinamis dinyatakan bahwa selain faktor-faktor input-output yang dimasukan dalam model, diintroduksikan juga unsur- unsur yang tidak bernilai pasar non market value dari lingkungan serta penilaian terhadap aspek-aspek sosial.

1.2 Perumusan Masalah

Model pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata telah menyebabkan turbulensi pada bidang ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan data IPCC 2007 menunjukkan bahwa di Indonesia antara 1970-2004 telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2 -1 o C yang berdampak pada sistem alam dan biologis: penurunan produksi pangan yang dapat meningkatkan resiko bencana kelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat banjir dan badai, meningkatnya sumber penyakit serta semakin merosotnya tingkat kualitas hidup umat manusia. Peningkatan konsentrasi CO 2 di atmosfir telah direspon Pemerintah Indonesia dengan komitmen penurunan emisi GRK secara sukarela sebesar 26 dan bila ada bantuan internasional dalam hal pendanaan, peningkatan kapasitas dan transfer teknologi maka penurunan tersebut akan ditingkatkan menjadi 41. Dari manakah sumber mitigasi tersebut? Salah satu sumbernya adalah dari bagaimana model pengelolaan sumberdaya Taman Nasional yang ada di Indonesia dapat dikelola dan menguntungkan secara ekonomi, mandiri secara finansial serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Pemanfaatan sumberdaya pesisir TNS secara faktual telah mengalami deforestasi dan degradasi sumberdaya. Beberapa faktor penyebabnya antara lain diprediksi terjadi baik secara terencana planned deforestation berdasarkan alih fungsi RTRW maupun secara tidak terencana unplanned deforestation, seperti adanya kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam ilegal illegal logging dan sebagainya, perambahan hutan oleh masyarakat sekitar serta permasalahan yang disebabkan oleh kondisi alam seperti kebakaran hutan. Selama tahun 1995-2000 diperkirakan 18 mangrove terdegradasi di sekitar Semenanjung Banyuasin Balai TNS 2008. Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, hal ini akan menyebabkan semakin meningkatnya 7 penetrasi terhadap kawasan TNS. Deforestasi dan degradasi hutan mangrove TNS akan semakin meningkat, sehingga dapat menimbulkan potensi emisi karbon di masa yang akan datang. Selain itu juga diprediksi telah terjadi pencemaran limbah domestik serta limbah berbagai kegiatan pemanfaatan hutan produksi di hulu upland area melalui sungai-sungai yang mengalir ke kawasan TNS dan mengakibatkan pendangkalan akibat proses sedimentasi di Teluk Sekanak dan Teluk Benawang, Pulau Betet, Pulau Alanggantang, Semenanjung Banyuasin serta perairan di sekitarnya. Upaya pendekatan telah dilakukan untuk mengurangi degradasi hutan mangrove diantaranya pembinaan terhadap masyarakat di sekitar zona penyanggah, serta pengaturan pengusahaan kawasan pada zona pemanfaatan. Namun demikian, mengingat belum adanya suatu konsep penataan, pengelolaan serta pengusahaan kawasan yang terintegrasi, khususnya pengelolaan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan serta terbatasnya anggaran, maka beragam permasalahan yang dihadapi di kawasan ini akan terus berlanjut : eksploitasi dan konversi hutan mangrove melebihi daya regenerasinya serta limbah memasuki kawasan TNS melampaui batas kemampuannya carrying capacity. Terlebih lagi di bagian timur dan berbatasan langsung dengan TNS akan dibangun pelabuhan internasional Tanjung Api-api. Limbah kapal yang keluar masuk kawasan diprediksi dapat mencemari perairan pesisir TNS. Atas dasar permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Sampai sejauhmana dapat dilakukan pengelolaan kawasan konservasi mangrove di wilayah pesisir agar dapat mandiri secara finansial ? 2 Sampai sejauhmana dapat dilakukan pembinaan terhadap masyarakat di luar kawasan TNS frontier area serta arah pemanfaatan tata ruang pesisir agar tidak terjadi carbon leakage di sekitarnya. 3 Model dinamik pengelolaan sumberdaya pesisir yang bagaimana yang dapat disusun untuk menata, mengelola dan mengusahakan sumberdaya wilayah pesisir, yang secara ekonomi harus efisien dan optimal, secara sosial budaya berkeadilan dan dapat diterima, serta secara ekologis tidak melampaui daya dukung lingkungannya ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian