120
Lahan pekarangan
Areal ini terutama diperuntukan sebagai pemukiman penduduk. Di Lahan Pekarangan ini, masyarakat transmigrasi menanam tanaman perkebunan guna
menunjang kehidupan antara lain, kelapa lokal, kopi, kakao, serta sayur-sayuran.
Areal penggunaan lain
Lahan yang diperuntukkan sebagai tempat sosial antara lain; sekolah SD, SMP dan Madrasah, kantor desa, lapangan olah raga, kuburan, pasar dan kantor penyuluh
lapangan. Masyarakat transmigrasi sebagian besar adalah petani padi pasang surut dan sebagian merangkap sebagai guru, PNS, tukang ojek, pedagang dan lain-lain. Aktivitas
masyarakat dalam pemanfaatan lahan dan hutan adalah sebagian besar masyarakat mengambil kayu bakar dari hutan terdekat sebelah selatan TNS, mencari ikan di
sepanjang Sungai Sembilang dan sekitarnya. Disamping itu terdapat juga sebagian kecil masyarakat yang melakukan perambahan hutan di bekas HPH PT. Sukses Sumatera
Timber SST dan membuka tambak tradisional di luar areal transmigrasi, terutama di dalam kawasan TNS.
c. Kondisi Ekonomi Wilayah
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah ditunjukkan oleh data produk domestik regional
bruto PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di
wilayah domestik tanpa memperhatikan faktor kepemilikan apakah faktor produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk setempat atau tidak.
Kondisi perekonomian Kabupaten Banyuasin dalam dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi positif, yaitu 5,48 pada tahun 2008. Terjadi
perlambatanan pertumbuhan dibanding tahun 2007 6,33. Hal ini terjadi karena tingkat harga minyak dunia mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 sektor perikanan di
kabupaten ini juga mengalami penurunan produksi akibat biaya operasional penangkapan ikan di perairan umum cukup tinggi, demikian halnya biaya operasional di
sektor industri. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Banyuasin BPS 2009 menunjukkan
dimana PDRB termasuk migas atas dasar harga berlaku tahun 2008 sebesar Rp 9.884 milyar mengalami perlambatan antara tahun 2005 23,70, tahun 2006 19,78 dan
tahun 2007 16,07. Kondisi ini terjadi karena harga minyak dunia yang terus melonjak sehingga berpengaruh terhadap biaya produksi seluruh sektor ekonomi.
Namun demikian pertumbuhan kembali meningkat pada tahun 2008 sebesar 21,15.
121
Sementara itu, PDRB tanpa migas relatif lebih fluktuatif dimana antara tahun 2005 dan 2006 mengalami peningkatan dari 14,26 menjadi 18,59. Pada tahun 2007 kembali
mengalami penurunan menjadi 16,07, kemudian pada tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 17,45. Secara diagramatik disajikan pada
Gambar 26.
9.884.377 8.158.813
7.029.269 5.868.620
6.748.402 5.745.816
4.901.154 4.132.697
17,45 21,15
16,07 23,70
19,78 17,23
18,59 14,26
2.000.000 3.000.000
4.000.000 5.000.000
6.000.000 7.000.000
8.000.000 9.000.000
10.000.000
2005 2006
2007 2008
PD R
B R
p
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
Pe rt
um bu
ha n
PD R
B
PDRB dgn migas Rp juta
PDRB tanpa migas Rp juta
Pertumbuhan PDRB dgn migas
Pertumbuhan PDRB tanpa migas
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Banyuasin juga sebagai dampak krisis ekonomi global tahun 20072008. Harga komoditas ekspor produksi sektor pertanian
seperti karet dan sawit mengalami kontraksi di pasar internasional. Kinerja perekonomian sektoral ditandai oleh tumbuhnya beberapa sektor yang cukup tinggi
seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa dan sektor bangunan. Secara grafik disajikan pada Gambar 27.
Sumber: BPS Banyuasin 2009. Data diolah
Gambar 26 Produk domestik regional bruto Kabupaten Banyuasin atas
dasar harga berlaku dan pertumbuhannya
2 4
6 8
10 12
14 16
2005 2006
2007 2008
L a
ju p
e rt
u m
b u
h a
n e
k o
n o
m i
Pertanian Pertambangan
Industri pengolahan Listrik, gas air bersih
Bangunan Perdagangan
Angkutan Keuangan
Jasa-jasa
Sumber: BPS Banyuasin 2009. Data diolah
Gambar 27 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin menurut
sektor
122
Berdasarkan kelompok sektor, PDRB Banyuasin tahun 2008 masih ditopang oleh sektor primer 47,78 sektor pertanian 30,46 dan sektor pertambangan 17,32
dan sektor sekunder 34,82 sektor industri pengolahan 27,50, listrikgasair 0,04, bangunan 7,27. Sementara pangsa sektor tersier menyumbang 17,41 terdiri dari:
perdagangan 11,4, angkutan 0,54, keuangan 0,71 dan jasa-jasa 4,72. Pangsa sektor primer tersebut sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat
48,57. Penurunan pangsa di sektor primer ini terjadi pada sektor pertanian sebesar 32,27 menjadi 30,46. Selengkapnya secara grafik disajikan pada Gambar 28.
32,27 30,46
16,29 17,32
27,16 27,5
7,12 7,27
11,4 11,43
0,53 0,04
0,05 0,54
0,71 0,74
4,43 4,72
5 10
15 20
25 30
35
2007 2008
K o
n tr
ib u
s i s
e k
to r
Pertanian Pertambangan
Industri pengolahan Listrik, gas air bersih
Bangunan Perdagangan
Angkutan Keuangan
Jasa-jasa
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuasin tidak hanya menunjukkan peningkatan output atau tingkat pendapatan secara makro, tetapi pertumbuhan ekonomi
juga menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan pendapatan per kapita masyarakat. Angka pendapatan per kapita ini lazim digunakan sebagai indikator untuk mengukur
tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Banyuasin 20082009 BPS Banyuasin
2009 menunjukkan pertumbuhan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku di kabupaten ini mengalami peningkatan. PDRB per kapita dengan migas tahun 2005
sebesar Rp 7.997.269, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebesar Rp 9.280.812 7,43 dan pada tahun 2007 mengalami sedikit perlambatan 6,94 . Akan
tetapi pada tahun 2008 kembali mengalami kenaikan pertumbuhan PDRB per kapita sebesar Rp 12.380.852 8,32. Kondisi ini mencerminkan bahwa masyarakat
Kabupaten Banyuasin relatif sejahtera. Namun data lapangan menunjukkan tekanan penduduk terhadap lahan hutan relatif masih tinggi. Secara grafis pertumbuhan
pendapatan per kapita disajikan pada Gambar 29.
Sumber: BPS Banyuasin 2009. Data diolah
Gambar 28 Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin
123
10.478.462
733.828 757.398
778.627 798.360
12.380.852 9.280.812
7.997.269 8.452.831
7.379.421 6.471.041
5.631.697 6,06
5,10 6,56
6,78 4,00
7,43 8,32
6,94
- 2.000.000
4.000.000 6.000.000
8.000.000 10.000.000
12.000.000 14.000.000
2005 2006
2007 2008
PD R
B k
ap it
a R
p da
n J
m l
pe nd
ud uk
jiw a
- 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
PDRBkapita dgn migas Rp juta PDRBkapita tanpa migas Rp juta
Jumlah penduduk Pertumbuhan pendapatankapita
dg migas Pertumbuhan pendapatankapita
tanpa migas
4.2. Perkembangan Pengelolaan TN Sembilang