5.1.7 Saudi Arabia
Saudi Arabia terletak di antara 15 LU-32
LU dan 34 BT-57
BT, dengan luas kawasannya sebesar 2.240.000 km
2
. Jumlah penduduk menurut data WTO 2010, pada tahun 2009 mencapai 25.391.000. Saudi Arabia memiliki iklim
gurun dengan hamparan gurun pasir yang terbentang luas hampir di seluruh wilayahnya. Tetapi dengan kecanggihan teknologi dan kekayaan yang dimiliki,
negara ini sudah berubah menjadi negara yang hijau dengan pepohonan yang banyak tumbuh menghiasi dan meneduhi berbagai wilayah di negara ini. Negara
ini terkenal dengan minyak, perkebunan kurma, gandum, buah-buahan serta peternakannya. Sistem pertanian digalakkan untuk lebih meningkatkan hasil-hasil
pertanian negara ini. PDB Saudi Arabia pada tahun 2009 mencapai 369.179.000.000 dengan trade per capita sebesar US 15.927 WTO, 2010 yang
menunjukan bahwa penduduk Saudi Arabia memiliki dayabeli yang tinggi. Perdagangan pun menjadi salah satu sektor yang membangun perekonomian
Saudi Arabia. Berikut merupakan neraca perdagangan salah satu sektor yaitu hortikultura Saudi Arabia pada tahun 2001, 2005 dan 2009.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.15 Neraca Perdagangan Hortikultura Saudi Arabia Tahun 2001, 2005 dan 2009
Pada Gambar 5.15 digambarkan perkembangan neraca perdagangan hortikultura Saudi Arabia, dimana hampir semua subsektornya mengalami defisit
neraca perdagangan. Ini memberikan peluang kepada Indonesia dan beberapa negara eksportir lainnya untuk mengekspor produk hortikultura mereka ke Pasar
Saudi Arabia. Defisit neraca perdagangan terbesar yaitu pada komoditi jahe
setelah itu diikuti oleh temulawak. Ini dapat memberikan peluang kepada Indonesia untuk dapat mengusai Pasar Saudi Arabia mengingat jahe dan
temulawak adalah salah satu komoditi ekspor utama dari tanaman biofarmaka Indonesia.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.16 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Saudi Arabia Tahun 2000-2010
Perkembangan nilai ekspor hortikultura selama sepuluh tahun terakhir di Pasar Saudi Arabia cenderung berfluktuasi dengan nilai ekspor tertinggi pada
tahun 2000 yaitu pada komoditi temulawak dan temulawak merupakan ekspor terbesar Indonesia di pasar Saudi Arabia. Indonesia berhasil memanfaatkan
peluang yang ada dengan mengekspor temulawak lebih banyak dari komoditi yang lain. Sedangkan untuk komoditi yang paling sedikit diekspor oleh Indonesia
yaitu kubis dengan total nilai ekspor selama satu dekade terakhir hanya sebesar US 6.064.
5.1.8 Amerika Serikat