World Trade Organization WTO dan Pertanian

sumberdaya yang digunakan. Daya saing dapat diukur dengan dua cara yaitu melalui keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Konsep keunggulan komparatif dikembangkan oleh David Ricardo. Menurut hukum keunggulan komparatif yang dikembangkan oleh David Ricardo, mekipun sebuah negara kurang efisien dibanding atau memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam memproduksi kedua komoditi namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar komoditi ini memiliki keunggulan komparatif Salvatore, 1997. Sedangkan konsep keunggulan kompetitif dikembangkan oleh M. Porter. Menurut Porter dalam Hadi 2001, dalam era persaingan global saat ini suatu bangsa atau negara yang memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional bila memiliki empat faktor penentu Keegan dan Green, 1997;268 dalam Hadi, 2001 yaitu factor conditions, demand conditions, factor strategy structurerivalry dan factor strategy structurerivalry.

2.1.3 World Trade Organization WTO dan Pertanian

World Trade Organization WTO merupakan organisasi perdagangan dunia dan satu-satunya badan internasional yang mengurus tentang masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu pertujuan berupa kontrak antar negara-negara yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan perdagangannya yang berisi aturan-aturan perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota WTO. WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995. Perundingan Uruguay Round yang berlangsung sejak bulan September 1986 hingga April 1994 merupakan awal pembentukan WTO World Trade Organization WTO yang merupakan penyempurnaan dari GATT General Agreement on Tariff and Trade yang telah berdiri semenjak tahun 1984. Dalam Perundingan Uruguay Round telah disepakati upaya mengadakan perbaikan kelembagaan GATT. Kartadjoemena 1997, Penyempurnaan institusional ini dianggap perlu karena Uruguay Round telah meningkatkan cakupan substansi yang ditangani dan telah menghasilkan banyak perjanjian baru di bidang yang sebelumnya tidak pernah ditangani GATT. Perjanjian Uruguay Round telah mengubah status organisasi GATT menjadi WTO sebagai organisasi intrrnasional sepenuhnya dan bukan lagi lembaga intern. Persetujuan-persetujuan dalam WTO mencakup barang, jasa, dan kekayaan intekektual yang mengandung prinsip utama liberalisasi yang berhubungan dengan beberapa sektor seperti pertanian, standar prouk, lisensi impor, dan lain-lain. Persetujuan di bidang pertanian Agreement on Agriculture AoA berlaku sejak tanggal 1 Januari 1995 dan bertujuan untuk melakukan reformasi kebijakan perdagangan di bidang pertanian dalam rangka menciptakan suatu sistem perdagangan pertanian yang adil dan berorientasi pasar. Program reformasi tersebut berisi komitmen-komitmen spesifik untuk mengurangi subsidi domestik, subsidi ekspor dan meningkatkan akses pasar melalui penciptaan peraturan dan disiplin GATT yang kuat dan efektif. Persetujuan tersebut juga meliputi isu-isu di luar perdagangan seperti ketahanan pangan, perlindungan lingkungan, perlakuan khusus dan berbeda special and differential treatment – SD bagi negara-negara berkembang, termasuk juga perbaikan kesempatan dan persyaratan akses untuk produk-produk pertanian bagi negara-negara tersebut. Dalam Persetujuan Bidang Pertanian dengan mengacu pada sistem klasifikasi HS harmonized system of product classification, produk-produk pertanian didefinisikan sebagai komoditi dasar pertanian seperti beras, gandum, dll. dan produk-produk olahannya seperti roti, mentega, dll. Sedangkan, ikan dan produk hasil hutan serta seluruh produk olahannya tidak tercakup dalam definisi produk pertanian tersebut. 3 3 Semua informasi tentang persetujuaan di bidang pertanian diperoleh dari http:www.deptan.go.idklnberitawtottg-wto.htm [30 Maret 2011]

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan mengenai daya saing dan hortikultura telah banyak dilakukan dengan berbagai macam hasil yang telah didapat sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan akan topik-topik tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini mengambil beberapa komoditi dari subsektor hortikultura dimana komoditi tersebut dipilih dari setiap subsektor yang mempunyai volume ekspor dan potensi yang besar . Kemudian, perbedaan lainnya yaitu apabila di penelitian-penelitian sebelumnya hanya menganalisis di pasar dunia atau hanya di beberapa negara tujuan ekspor saja, penelitian ini mengkaji kinerja ekspor dan daya saing hortikultura Indonesia di sepuluh negara tujuan ekspor dan pasar dunia. Berikut merupakan beberapa penelitian tentang daya saing dan hortikultura yang pernah dilakukan sebelumnya.

2.2.1 Penelitian Mengenai Daya Saing

Penelitian tentang daya saing yang dilakukan oleh Karina 2009 dalam analisis daya saing produk Indonesia yang sensitif terhadap lingkungan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Berdasarkan analisis daya saing komparatif dengan menggunakan Revealed Comparative Advantage RCA dan analisis daya saing kompetitif dengan menggunakan Export Product Dynamic EPD, produk yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang tinggi, yaitu produk Palm kernel or babassu oil and frac Minyak Sawit. Dua diantaranya lebih memiliki keunggulan komparatif, produk tersebut adalah Plywood consisting solely of sheets Kayu Lapis dan Semi-bleached or bleached Pulp of Paper Bubur Kertas. Sedangkan produk Coniferous of Wood kayu serabut tidak mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif. Suroso 2008, dalam analisis daya saing dan dampak regional pengembangan kelapa sawit di Kabupaten Siak. Untuk menganalisis daya saing dan tingkat efisiensi kelapa sawit digunakan Policy Analysis Matrix PAM, sedangkan untuk menganalisis dampak ekonomi regional digunakan Social Accounting Matrix SAM. Pengusahaan perkebunan kepala sawit petani plasma