Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.6 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Singapura Tahun 2000-2010
Perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia di Pasar Singapura selama satu dekade terakhir seperti pada Gambar 5.6 cenderung meningkat,
kecuali pada tahun 2001, 2002, dan 2003 nilai ekspor Indonesia menurun. Rata- rata pertumbuhan nilai ekspor Indonesia selama satu dekade terakhir yaitu sebesar
7,80 persen. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 2000 dan didominasi oleh komoditi jahe yaitu sebesar US 691.562. Jahe juga menjadi komoditi yang paling banyak
di ekspor oleh Indonesia di Pasar Singapura.
5.1.3 Taiwan
Taiwan merupakan negara beriklim subtropis dengan empat musim yaitu, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Jumlah penduduk
Taiwan pada tahun 2009 sebanyak 23.120.000 jiwa WTO, 2010. Perekonomian Taiwan merupakan salah satu perekonomian yang cukup kuat, terbukti dengan
bertahannya perekonomian Taiwan di tengah krisis tahun 1997. PDB Taiwan pada tahun 2009 sebesar US 378.610.000.000 WTO, 2010 dan salah satu upaya
untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi Taiwan yaitu dengan melakukan perdagangan luar negeri seperti produk agrikultural. Taiwan mempunyai pusat
jasa di bidang pelayaran, kargo dan penerbangan yang reputasinya cukup baik dan cukup kuat. Pelabuhan kaohsiung merupakan pelabuhan kargo yang melayani arus
barang ekspor impor dari dan menuju berbagai kawasan didunia, seperti pelabuhan Singapura dan Rotterdam di Eropa.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.7 Neraca Perdagangan Hortikultura Taiwan Tahun 2001, 2005 dan 2009
Pada Gambar 5.7 untuk komoditi kubis dan temulawak pada tahun 2001, 2005 dan 2009 mengalami defisit neraca perdagangan. Sedangkan pada komoditi
jambu biji, mangga dan manggis hanya pada tahun 2001 saja yang mengalami defisit neraca perdagangan. Pada tahun 2005 dan 2009 neraca perdagangannya
menunjukan angka positif dan mengalami kenaikan yang signifikan. Maka dengan adanya defisit neraca perdagangan berarti impor negara Taiwan akan komoditi
tersebut lebih besar daripada ekspornya. Sehingga ini membuka peluang Indoensia untuk merebut Pasar Taiwan dan mengembangkan ekspornya serta
bersaing dengan negara eksportir lainnya. Berikut merupakan gambaran perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia dan negara pesaingnya di Pasar
Taiwan pada tahun 2000-2010.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.8 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Taiwan Tahun 2000-2010
Pada Gambar 5.8 digambarkan bahwa perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus menurun dari tahun
2000 hingga 2004. Pada tahun 2005 nilai ekspor Indonesia kembali menguat walaupun terus berfluktuasi tetapi secara kontinyu. Rata-rata pertumbuhan nilai
ekspor Indonesia sebesar 26,58 persen. Nilai ekspor tertinggi selama satu dekade yaitu pada komoditi jahe, sedangkan ekspor terkecil yaitu pada komoditi
cendawan tanah. Indonesia belum mampu untuk memperbanyak ekspor pada komoditi cendawan tanah karena budidayanya yang cukup sulit sehingga belum
mampu untuk memenuhi permintaan ekspor luar negeri.
5.1.4 Cina