Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.10 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Cina Tahun 2000-2010
5.1.5 Jepang
Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 6.852 pulau. Sebagian besar pulau di Jepang yaitu berupa pegunungan dan sebagian
diantaranya merupakan gunung berapi. Jepang merupakan kawasan beriklim sederhana yang memiliki empat musim yaitu musim salju, panas, gugur dan salju.
Jumlah penduduk Jepang pada tahun 2009 mencapai 127.560.000 jiwa, Jepang juga merupakan salah satu dari negara yang maju dalam bidang perekonomian
dengan PDB sebesar US 5.067.526.000.000 pada tahun 2009. Kemajuan Jepang terjadi di berbagai bidang salah satunya yaitu bidang pertanian. Meskipun luas
wilayah pertanian di Jepang tidak begitu luas, namun Jepang mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang berkualitas karena Jepang memiliki
keadaan tanah yang subur dan kemampuan dalam berinovasi dan memanfaatkat teknologi guna meningkatkan kualitas dan efisiensi produk pertanian mereka.
Salah satu produk pertanian Jepang yaitu produk hortikultura, berikut merupakan gambaran neraca perdagangan beberapa produk hortikultura Jepang yang dibahas
dalam penelitian ini pada tahun 2001, 2005 dan 2009.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.11 Neraca Perdagangan Hortikultura Jepang Tahun 2001, 2005 dan 2009
Pada Gambar 5.11 terlihat bahwa neraca perdagangan hortikultura Jepang bernilai negatif pada semua komoditi yang dibahas pada penelitian ini,
sehingga membuka peluang bagi Indonesia dan beberapa negara pesaingnya untuk bersaing di Pasar Jepang. Defisit neraca perdagangan tertinggi yaitu pada
komoditi jahe, sedangkan yang terendah pada komoditi cendawan tanah. Gambar 5.57 menggambarkan tentang perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia di
Pasar Jepang pada tahun 2000-2010.
Sumber: UN Comtrade, 2011
Gambar 5.12 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Jepang Tahun 2000-2010
Perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia di Pasar Jepang pada tahun 2000 hingga 2010 sangat berfluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan nilai
ekspor sebesar 17,36 persen. Penurunan nilai ekspor cukup drastis terjadi pada
tahun 2007 dengan penurunan sebesar -67,51 persen. Ekspor tertinggi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir ke Pasar Jepang adalah komoditi jahe. Berbagai
kendala dialami eksportir Indonesia dalam memasuki Pasar Jepang, sama seperti Cina dan negara-negara importir lainnya yang menuntut kesamaan ukuran,
kesamaan rasa, kesamaan warna, penampilan yang menarik dan bebas dari residu
pestisida serta pasokannya bisa dijamin berkelanjutan.
5.1.6 Malaysia