Kartikasari 2008 dengan penelitiannya yang berjudul analisis daya saing komoditi tanaman hias dan aliran perdagangan anggrek di pasar internasional.
Hasil yang diperoleh dari analisis daya saing tanaman hias dengan metode RCA menunjukan bahwa perkembangan industri tanaman hias Indonesia lebih lambat
dibandingkan dengan Thailand sebagai kompetitor utama di pasar tanaman hias dunia untuk kawasa Asia Tenggara. Selain itu pangsa ekspor tanaman hias
Indonesia di negara tujuan secara umum lebih rendah dibandingkan dengan Thailand. Indonesia memiliki keunggulan komparatif untuk komoditi tanaman
hias di Pasar Korea, sementara di Pasar Jepang, Amerika Serikat dan Beland Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif. Hal ini berarti tanaman hias
Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di Pasar Korea. Amelia 2009 tentang analisis daya saing jahe Indonesia di pasar
internasional dengan menggunakan metode RCA didapat hasil bahwa untuk keunggulan komparatif di Pasar Malaysia, Indonesia memiliki daya saing yang
baik pada tahun 2000-2004. Dari tahun 2005-2007 daya saing Indonesia di pasar ini lemah dengan nilai RCA yang kurang dari satu. Di Pasar Singapura, Indonesia
memiliki daya saing kuat pada tahun 2000-2002, tahun 2003-2007 daya saing Indonesia melemah di pasar ini. Di Jepang, daya saing Indonesia lemah pada
tahun 2000-2007. Sedangkan di Bangladesh pada tahun 2000-2005 kecuali tahun 2003 daya saing Indonesia dapat diterima baik, setelah tahun 2005-2007 daya
saing Indonesia melemah. Menurunnya daya saing Indonesia ini karena penurunan nilai ekspor yang disebabkan oleh menurunnya kualitas jahe Indonesia.
2.3 Kerangka Pemikiran
Volume produksi komoditas hortikultura yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan potensi yang besar bagi Indonesia untuk menjadi salah satu
negara eksportir terbesar. Produk hortikultura Indonesia juga mempunyai kekhasan tersendiri baik dari keberagaman produknya, rasa dan penampilannya
yang diminati oleh negara-negara importir. Meskipun volume produksi hortikultura Indonesia menunjukan pergerkan yang positif, hal ini tidak diikuti
oleh neraca perdagangan yang menunjukan angka negatif dan penurunan yang
drastis dari tahun ke tahun. Ini mengindikasikan bahwa pangsa ekspor kita yang tidak sebanding dengan pangsa produksi dan volume impor yang lebih banyak
dibandingkan dengan ekspor. Ancaman akan kalahnya produk hortikultura Indonesia baik di pasar
domestik maupun internasional menjadi bayangan yang nyata. Banyaknya negara- negara pesaing yang muncul dengan keunggulan produk hortikulturanya masing-
masing dan persaingan yang semakin kental dengan adanya perdagangan bebas membuat Indonesia harus meningkatkan daya saingnya agar produk hortikultura
Indonesia tetap dapat bertahan di pasar domestik maupun internasional, sehingga perlu dilihat bagaimana daya saing ekspor hortikultura Indonesia di negara-negara
importirnya dengan adanya negara pesaing yang menjadi pembandingnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi daya
saing serta diversifikasi pasar ekspor dan diversifikasi produk ekspor beberapa komoditi utama hortikultura seperti kubis, jamur, cendawan tanah, jahe,
temulawak, pisang, nanas, jambu, mangga dan manggis di sepuluh negara tujuan importir utama seperti Hongkong, Belanda, Singapura, Taiwan, Cina, Jepang,
Malaysia, Saudi Arabia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan pasar dunia. Penelitian ini hanya menganalisis berdasarkan keunggulan komparatifnya
saja dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage untuk mengukur keunggulan atau kerugian komparatif beberapa produk hortikultura
Indonesia dan untuk mengukur tingkat dinamika serta daya saing beberapa komoditi utama hortikultura Indonesia berdasarkan performa produk ekspor yang
dimilikinya menggunakan Export Product Dinamyc. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai ekspor dan pesaing
hortikultura Indonesia di sepuluh negara tujuan utama dan dunia serta menganalisis data-data yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian
ini dapat menjadi masukan bagi perumusan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk meningkatkan daya saing hortikultura Indonesia. Gambaran lengkap mengenai
kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Era perdagangan bebas sebagai suatu tantangan bagi
Indonesia
Bagaimana posisi daya saing hortikultura Indonesia di
sepuluh negara tujuan utama dan dunia
Revealed Comparative
Advantage RCA untuk
mengestimasi keunggulankeru
gian komparatif Export Product
Dynamic EPD untuk mengetahui
posisi daya saing komoditas
hortikultura Indonesia
berdasarkan performa produk
ekpor dinamis yang dimilikinya
Kebijakan peningkatan daya saing dan kinerja ekspor
hortikultura Indonesia Perkembangan nilai ekspor
dan pesaing hortikultura Indonesia di sepuluh negara
tujuan utama dan dunia
Metode Analisis
Deskriptif Peluang Indonesia sebagai
salah satu produsen dan eksportir besar
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series tahun 2001, 2005 dan 2009. Jenis data yang diperoleh meliputi
data volume ekspor, nilai ekspor, dan data produksi. Sumber data sekunder yang digunakan adalah diperoleh dari Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik
BPS, United Nations Commodity and Trade Database UN Comtrade, dan Food and Agriculture Organization FAO.
Data ekspor dan impor yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari United Commodity and Trade Database UN Comtrade. Setiap komoditi
hortikultura mempunya kode Harmonized System HS. Untuk komoditi bunga potong ,kubis dan pisang yang dikaji dalam penelitian ini merupakan agregasi dari
beberapa komoditi turunannya seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kode Komoditi Hortikultura dalam Harmonized System HS
No Kode HS
Komoditi
1 0603
Bunga dan kuncup bunga potong dari jenis yang cocok untuk
karangan bunga
atau untuk
keperluan pajangan, segar, kering, dicelup, dikelantang,diresapi, atau
dikerjakan secara lain 2
0704 Kubis, bunga kol, kohlrabi, kale dan brassica sejenis yang
dapat dimakan,segar atau dingin 3
070951 Jamur
4 070952
Cendawan tanah 5
080300 Pisang, termasuk plantain, segar atau kering.
6 080430
Nanas 7
080450 Jambu Biji, Mangga da Manggis
8 091010
Jahe 9
091030 Temulawak
Sumber: UN Comtrade, 2011
3.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk