Tabel 1.5 Pangsa Ekspor Beberapa Produk Hortikultura Indonesia di Pasar Dunia Tahun 2001, 2005 dan 2009
No Komoditi
Pangsa Pasar Tahun
2001 2005
2009
1 Bunga Potong
0,001 0,006
0,002 2
Kubis 0,025
0,017 0,020
3 Jamur
0,010 0,006
0,000 4
Cendawan Tanah 0,000
0,002 0,010
5 Pisang
0,000 0,000
0,000 6
Nanas 0,002
0,000 0,000
7 Jambu Biji, Mangga da Manggis
0,008 0,009
0,008 8
Jahe 0,034
0,023 0,005
9 Temulawak
0,080 0,020
0,000 Sumber: UN Comtrade, 2011
Dengan volume produksi dalam jumlah besar, seharusnya Indonesia mampu meningkatkan volume ekspornya. Berdasarkan pemaparan sebelumnya,
maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana perkembangan nilai ekspor dan pesaing hortikultura Indonesia
di sepuluh negara tujuan utama dan dunia? 2. Bagaimana posisi daya saing hortikultura Indonesia di sepuluh negara
tujuan utama dan dunia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan perkembangan nilai ekspor dan pesaing hortikultura Indonesia di sepuluh negara tujuan utama dan dunia
2. Menganalisis posisi daya saing produk hortikultura Indonesia di sepuluh
negara tujuan utama dan dunia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat selain bagi penulis yaitu bagi masyarakat umum, para akademisi, untuk penelitian-penelitian
berikutnya tentang konsep daya saing hortikultura maupun untuk pemerintah
sebagai masukan dan bahan rujukan bagi perumuasan kebijakan yang akan dikeluarkan untuk meningkatkan daya saing hortikultura Indonesia.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, daya saing ekspor hortikultura Indonesia diestimasi dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage RCA dan
Export Product Dinamycs EPD pada sepuluh negara tujuan utama dan dunia. Tahun yang digunakan yaitu tahun 2001, 2005 dan 2009 dianggap dapat mewakili
kondisi satu dekade terakhir. Komoditas hortikultura yang akan dianalisis daya saingnya yaitu sayur-sayuran yang diwakili oleh kubis, jamur, dan cendawan
tanah; tanaman hias yang diwakili oleh bunga potong; tanaman biofarmaka diwakili oleh jahe dan temulawak. Sedangkan untuk buah-buahan diwakili oleh
pisang, nanas, jambu, mangga, dan manggis. Kubis, jamur, cendawan tanah, jahe, temulawak, pisang, nanas, jambu, mangga, dan manggis tersebut adalah
merupakan komoditi ekspor utama Indonesia dilihat berdasarkan volume ekspornya dan berdasarkan potensi ekspor yang dimiliki oleh komoditas tersebut.
Negara-negara tujuan ekspor dipilih karena kekontinyuan Indonesia mengekspor ke negara tersebut dan negara-negara tersebut merupakan negara
importir hortikultura Indonesia yang terbesar. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka dipilih sebelas negara yaitu Hongkong, Belanda, Singapura, Taiwan, Cina,
Jepang, Malaysia, Saudri Arabia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan pasar dunia. Negara-negara pesaing utama untuk komoditas sayuran, tanaman
biofarmaka dan tanaman hias yaitu Thailand, kemudian dua negara lainnya yaitu pesaing kesatu dan pesaing kedua dipilih berdasarkan nilai ekspor tertinggi pada
tahun 2001, 2005, dan tahun 2009. Untuk negara-negara pesaing utama buah- buahan yaitu Filipina, sedangkan dua negara pembanding lainnya yaitu pesaing
kesatu dan pesaing kedua dipilih berdasarkan nilai ekspor tertinggi pada tahun 2001, 2005, dan tahun 2009. Berdasarkan kesamaan iklim dan karakteristik
negaranya, maka Thailand dan Filipina menjadi benchmark Indonesia di bidang pertanian, dan karena keberhasilannya menjadi negara eksportir utama di ASEAN
sehingga Thailand dan Filipina dipilih sebagai negara pesaing utama Indonesia.
Selain itu, tidak semua komoditi yang digunakan dalam penelitian ini dibahas pada setiap negara tujuan ekspornya karena kemungkinan nilai ekspor yang tidak
kontinyu menyebabkan ada beberapa komoditi yang tidak dibahas pada negara- negara tujuan ekspor tertentu baik pada saat membahas estimasi RCA ataupun
EPD.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN