Belanda Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Sepuluh Negara

5.1.2 Belanda

Belanda terletak di Benua Eropa bagian timur dengan keberadaan tanahnya yang terletak dibawah permukaan laut. Negara yang terkenal akan kincir angin dan bendungannya ini memiliki 12 propinsi dengan arah angin utama yaitu barat daya sehingga iklim kepulauannya sederhana dengan musim sejuk yang sederhana dan musim panas yang dingin. Perekonomian di negeri ini pun sudah terbilang maju dengan PDB per kapita pada tahun 2009 sebesar US 792.128.000.000 dan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 16.531.000 jiwa. Belanda merupakan salah satu negara terkecil Uni Eropa, namun setengah bagian dari wilayahnya adalah lahan pertanian. Meskipun termasuk ke dalam negara kecil dan terletak di bawah permukaan laut, Belanda mampu mengembangkan sektor pertaniannya dengan baik. Sektor pertanian khususnya hortikultura sangat penting bagi perekonomian Belanda dan telah menjadikan Belanda sebagai negara eksportir ketiga terbesar setelah Amerika Serikat dan Perancis dalam produk pertanian. Sektor pertanian Belanda mampu menyediakan peluang kurang lebih sebesar empat persen dari jumlah populasi penduduk Belanda Perdagangan internasional merupakan suatu kegiatan yang tak terlepaskan dari aktivitas rutin suatu negara, begitu pula yang dialamai oleh Belanda. Nilai pertukaran perkapita Belanda pada tahun 2007-2009 sebesar US 65.149 dan pada tahun 1995 Belanda mulai bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia WTO, 2010. Belanda juga memiliki keanekaragaman tanaman hias, hampir setiap tahun Belanda mengadakan festival bunga untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya tersebut. Berikut merupakan neraca perdagangan beberapa komoditi hortikultura Belanda tahun 2001, 2005 dan 2009. Sumber: UN Comtrade, 2011 Gambar 5.3 Neraca Perdagangan Hortikultura BelandaTahun 2001, 2005 dan 2009 Dari Gambar 5.3 dapat terlihat bahwa neraca perdagangan komoditi hortikultura yang diteliti dalam penelitian ini rata-rata bernilai positif seperti pada bunga potong, kubis, jamur dan nanas. Ini menunjukan bahwa ekspor Belanda untuk komoditi tersebut lebih besar dari impornya. Ekspor Belanda yang paling kuat adalah bunga potong, dari bunga potong tersebut perekonomian Belanda ditopang melalui devisa yang masuk akibat aktivitas ekspor yang terjadi. Sedangkan yang bernilai negatif yaitu terjadi pada komoditi cendawan tanah, pisang, jambu biji, mangga dan manggis. Jahe dan temulawak juga memiliki neraca pedagangan yang negatif tetapi hanya pada tahun 2001, dan 2005 saja. Pada tahun 2009 neraca perdagangan kedua komoditi tersebut bernilai positif dan neraca perdagangan jahe pada tahun 2009 merupakan yang terbesar mengalahkan komoditi bunga potong. Belanda masih mengimpor beberapa komoditas hortikultura untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk mereka. Sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk memasuki Pasar Belanda untuk memasarkan produk-produk hortikultura Indonesia dan bersaing dengan negara importir lainnya. Perkembangan ekspor hortikultura Indonesia di Pasar Belanda tahun 2000-2010 dapat dilihat pada Gambar 5.4. Sumber: UN Comtrade, 2011 Gambar 5.4 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Belanda Tahun 2000-2010 Perkembangan ekspor hortikultura pada Gambar 5.4 sangat berfluktuasi, hal ini dikarenakan nilai dan volume ekspor yang tidak stabil, cenderung naik dan turun pada tahun-tahun tertentu. Kenaikan tertinggi pada tahun 2005 dengan nilai ekspor sebesar US 624.039 dan ekspor terbesar pada komoditi jahe. Rata-rata pertumbuhan ekspor Indonesia di Pasar Belanda yaitu sebesar 41,18 persen, dari angka pertumbuhan tersebut maka besar peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspornya. Ekspor tertinggi Indonesia ke Pasar Belanda yaitu pada komoditi jahe.

5.1.2 Singapura