Singapura Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Sepuluh Negara

Sumber: UN Comtrade, 2011 Gambar 5.4 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Belanda Tahun 2000-2010 Perkembangan ekspor hortikultura pada Gambar 5.4 sangat berfluktuasi, hal ini dikarenakan nilai dan volume ekspor yang tidak stabil, cenderung naik dan turun pada tahun-tahun tertentu. Kenaikan tertinggi pada tahun 2005 dengan nilai ekspor sebesar US 624.039 dan ekspor terbesar pada komoditi jahe. Rata-rata pertumbuhan ekspor Indonesia di Pasar Belanda yaitu sebesar 41,18 persen, dari angka pertumbuhan tersebut maka besar peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspornya. Ekspor tertinggi Indonesia ke Pasar Belanda yaitu pada komoditi jahe.

5.1.2 Singapura

Singapura terletak di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometer di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Singapura adalah sebuah negara pulau yang merupakan pusat keuangan terdepan keempat didunia. Singapura juga merupakan kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam keuangan dan perdagangan internasional. Pelabuhan Singapura termasuk ke dalam lima pelabuhan tersibuk di dunia. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Singapura mencapai 4.988.000 jiwa dengan luas wilayah 710,2km 2 membuat Singapura menjadi negara terpadat setelah Monako. PDB Singapura pada tahun 2009 sebesar US 182.232.000.000 WTO, 2010 dan pertumbuhan ekonomi Singapura merupakan yang tercepat di dunia dengan pertumbuhan PDB 17,90 persen pada pertengahan tahun 2010. Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, perdagangan menjadi salah satu aktivitas yang rutin dilakukan di negara ini, baik kegiatan ekspor ataupun pengolahan barang impor sehingga Singapura menjadi pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Sumber: UN Comtrade, 2011 Gambar 5.5 Neraca Perdagangan Hortikultura Singapura Tahun 2001, 2005 dan 2009 Pada Gambar 5.5 dapat kita lihat neraca perdagangan Singapura atas beberapa produk hortikultura pada tahun 2001, 2005 dan 2009 menunjukan pertumbuhan yang negatif. Ini menunjukan bahwa Singapura terbuka terhadap produk-produk impor, karena nilai impornya yang lebih besar daripada volume ekspornya. Impor tertinggi yaitu pada komoditi jahe kemudian disusul oleh komoditi temulawak. Terbukanya Pasar Singapura bagi negara eksportir sebenarnya bukan untuk pemenuhan konsumsi domestik semata, melainkan untuk kegiatan re-export. Produk-produk impor dibeli oleh Singapura kemudian diolah dan di proses dan rata-rata produk tersebut berasal dari Indonesia dan negara- negara eksportir lainnya untuk di ekspor kembali, jadi yang diekspor bukan produk asli Singapura. Sumber: UN Comtrade, 2011 Gambar 5.6 Perkembangan Nilai Ekspor Hortikultura Indonesia di Pasar Singapura Tahun 2000-2010 Perkembangan nilai ekspor hortikultura Indonesia di Pasar Singapura selama satu dekade terakhir seperti pada Gambar 5.6 cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2001, 2002, dan 2003 nilai ekspor Indonesia menurun. Rata- rata pertumbuhan nilai ekspor Indonesia selama satu dekade terakhir yaitu sebesar 7,80 persen. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 2000 dan didominasi oleh komoditi jahe yaitu sebesar US 691.562. Jahe juga menjadi komoditi yang paling banyak di ekspor oleh Indonesia di Pasar Singapura.

5.1.3 Taiwan