6 Convention on Bilogical Diversity CBD CBD diratifikasi pada tahun 1995 merupakan tindak lanjut implementasi
UNCED. CBD bertujuan untuk mengkonservasi keanekaragaman biologi, pemanfaatan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan dan pemanfaatan
bersama secara tepat untuk sumber genetic, hak dalam memanfaatkan sumberdaya, dan penggunaan teknologi yang tepat. Pada saat yang bersamaan,
sebagian negara-negara anggota FAO juga mengadopsi instrumen aturan internasional yakni CCRF. Terdapat beberapa persamaan prinsip antara CDB
dengan CCRF sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kesamaan Prinsip antara Convention on Bilogical CBD dengan
Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF
Convention on Bilogical CBD
Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF
9.2.4. Membuat sistem informasi 7d. Pengelolaan dan penyusunan data
9.2.5. Memonitoring lingkungan perairan
7b. Memonitor komponen-kompnen keanakaragaman bilogi
9.3.1 Menlindungi kenakerhama genetic dan ekisistem
8d. melindungi ekosistem.14.a kajian damapak lingkungan
7.5 Pendekatan kehati-hatian Prolog : Pendekatan kehati-hatian
Sumber : www.fao.orgfi
CBD secara rinci diatur lebih lanjut pada Jakarta Mandate yang meliputi rencana-rencana aksi pengelolaan ekosistem laut dan pesisir serta eksosistem
perairan umum daratan berupa upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan habitatnya, pengelolaan pengenalan spesies asing,
keterpaduan pengelolaan wilayah, pendekatan kehati-hatian, pendekatan eksosistem.
2.7 Regional Fishery Bodies
Mandat Regional Fishery Bodies RBF atau Badan
– Badan Perikanan Regional beragam. Beberapa RBF mempunyai mandat untuk memberikan nasehat
advisory mandate, mekanisme keputusan ataupun koordinasi yang tidak mengikat dari anggota. Sedangkan beberapa RBF memiliki mandat pengelolaan
atau dikenal dengan Regional Fisheries Management Organization RFMO.
Negara yang menjadi anggota RFMO terikat dengan langkah-langkah pengelolaan dan konservasi yang ditetapkan dalam suatu RFMO.
Fungsi RBF juga beragam, termasuk pengumpulan, analisis dan disemininasi informasi dan data, mengkoordinasikan pengelolaan perikanan
melalui skema dan mekanisme bersama, menyediakan forum kebijakan dan teknik, dan pengambilan keputusan terkait dengan konservasi, pengelolaan,
pengembangan dan tanggungjawab terhadap sumberdaya. RFMO memainkan peran unik dalam fasilitasi kerjasama internasional untuk konservasi dan
pengelolaan sediaan ikan. RFMO merupakan organisasi kerjasama perikanan antar pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan langkah-
langkah konservasi dan pengelolaan perikanan FAO, 2001. RBF merupakan wadah penting untuk meningkatkan pemanfaatkan
berkelanjutan dimana kerjasama internasional dibutuhkan dalam pengelolaan dan konservasi. Secara signifikan, United Nations Conference on Environment and
Development UNCED 1992 merupakan perangkat hukum menempatkan RBF
dalam fasilitasi kerjasama internasional. Peran dan prioritas RBF beragam menurut mandat dan faktor-faktor lainnya, termasuk kemauan politik dari para
anggotanya. FAO menilai RBF memiliki peran penting untuk meningkatkan perikanan
berkelanjutan jangka panjang melalui kerjasama internasional dalam konservasi dan pengelolaan. Peran FAO adalah : a memberikan dukungan administrasi dan
teknik kepada RBF; b meningkatkan kerjasama dan konsutasi diantara RBF; c memfasilitasi
pertemuan RBF;
dan d
mendorong RBF
untuk mengimplementasikan hal-hal yang diatur dalam UNCED, termasuk keterpaduan
program-program FAO dengan RBF.
Tabel 3. Kelompok – Kelompok Regional Fisheries Bodies
No Jenis
Status Posisi
Anggota Tahun Berdiri
RFMO
1. Commission for the Conservation of Antarctic
Marine Living Resources CCAMLR
Diluar FAO Global dan lintas
samudera 34 anggota
1982
2. Indian Ocean Tuna Commission
IOTC Dibawah FAO
Berdasarkan Pasal Samudera Hindia
12 Anggota termasuk
1996
No Jenis
Status Posisi
Anggota Tahun Berdiri
VI Indonesia
3. North-East Atlantic Fisheries Commission
NEAFC Diluar FAO
Samudera Atlantik
7 anggota 1982
4. South Pacific Regional Fisheries Management
Organisation SPRFMO
Diluar FAO Samudera Pasifik
20 Negara 2006
5. Convention on the Conservation and
Management of the Pollock Resources
CCBSP Diluar FAO
Samudera Pasifik 5 anggota
1996
6. International Pacific Halibut Commission
IPHC Non
Samudera Pasisifk 2 anggota
1923 7. North Pacific Anadromous
Fish Commission NPAFC
Samudera Pasifik 5 Negara
1993 8. Western and Centra Pasific
Fisheries Commission WCPFC
Diluar FAO Samudera Pasifik
36 negara
Indonesia : Cooperating
Non- Member
2004
9. Commission for the Conservation of Southern
Bluefin Tuna CCSBT
Diluar FAO Global dan lintas
samudera 9 anggota
1994 10. International Whaling
Commission IWC
Diluar FAO Global dan lintas
samudera 66 anggota
1946 11. Pacific Salmon
Commission PSC
Diluar FAO Samudera Pasifik
2 anggota 1985
12. General Fisheries Commission for the
Mediterranean GFCM
Dibawah FAO Berdasarkan Pasal
VI Mediterania dan
Laut Hitam 23 anggota
1952 13. Lake Victoria Fisheries
Organization LVFO
Ditetapkan diluar FAO, tetapi
terdapat fungsi- funsgi FAO
Perairan Umum Daratan
3 Negara 1994
14. Regional Commission for Fisheries
RECOFI Dibawah FAO
Berdasarkan Pasal VI
Samudera Hindia 8 Negara
1999 15. Inter-American Tropical
Tuna Commission IATTC
Diluar FAO Samudera Pasifik
13 anggota 1950
16. Northwest Atlantic Fisheries Organization
NAFO Diluar FAO
Samudera Atlantik
15 anggota 1979
17. South East Atlantic Fisheries Organization
SEAFO Ditetapkan diluar
FAO, tetapi terdapat fungsi-
funsgi FAO Samudera
Atlantik 4 anggota
2003
18. International Commission for the Conservation of
Atlantic Tunas ICCAT
Ditetapkan diluar FAO, tetapi
terdapat fungsi- funsgi FAO
Samudera Atlantik
3 negara 1966
19. North Atlantic Salmon Conservation Organization
Diluar FAO Samudera
30 anggota 1983
No Jenis
Status Posisi
Anggota Tahun Berdiri
NASCO Atlantik
20. South Indian Ocean Fisheries Agreement
SIOFA Ditetapkan diluar
FAO, tetapi terdapat fungsi-
funsgi FAO Samudera Hindia
6 anggota 2006
Advisory Mandate Bodies
1. Asia-Pacific Fishery Commission
APFIC Dibawah FAO
Berdasarkan Pasal VI
Samudera Pasifik dan Perairan
Umum Daratan 21 Anggota
termasuk Indonesia
1948
2. Commission for Inland Fisheries of Latin America
COPESCAL Dibawah FAO
Berdasarkan Pasal XIV
Perairan Umum Daratan
21 anggota 1976
3. Forum Fisheries Agency FFA
Diluar FAO Samudera Pasifik
Anggota 1997
4. Southeast Asian Fisheries Development Center
SEAFDEC Diluar FAO
Samudera Pasifik 11 anggota
termasuk Indonesia
1967 5. The Bay of Bengal
Programme - Inter
Governmental Organisation
BOBP-IGO Diluar FAO
Samudera Hindia 4 anggota
2003
6. Joint Technical Commission for the
Argentina Uruguay
Maritime Front CTMFM
Diluar FAO Samudera
Atlantik 2 anggota
1973
7. International Council for the Exploration of the Sea
ICES Diluar FAO
Samudera Atlantik
19 anggota 1964
8. Pacific Community SPC Diluar FAO
Samudera Pasifik 33 anggota
1947 9. Regional Fisheries
Advisory Commission for South-West Atlantic
CARPAS Diluar FAO
Samudera Atlantik
3 anggota 1974
10. Comité régional des pêches du Golfe de Guinée
COREP Diluar FAO
Samudera Atlantik
4 anggota 1984
11. Mekong River Commission MRC
Diluar FAO Perairan Umum
Daratan 4 anggota
1995 12. Sub-Regional Commission
on Fisheries SRFC
Diluar FAO Samudera
Atlantik 7 anggota
1985 13. Fishery Committee for the
Eastern Central Atlantic CECAF
Dibawah FAO Berdasarkan Pasal
XIV Samudera
Atlantik 3 anggota
1967 14. South Pacific Permanent
Commission CPPS
Diluar FAO Samudera Pasifik
4 anggota 1952
15. North Atlantic Marine Mammal Commission
NAMMCO Diluar FAO
Samudera Atlantik
4 anggota 1992
16. South West Indian Ocean Fisheries Commission
Diluar FAO Samudera Hindia
9 anggota 2004
No Jenis
Status Posisi
Anggota Tahun Berdiri
SWIOFC 17. Committee for Inland
Fisheries of Africa CIFAA
Dibawah FAO Berdasarkan Pasal
XIV Perairan Umum
Daratan 37 anggota
1971 18. European Inland Fisheries
Advisory Commission EIFAC
Diluar FAO Perairan Umum
Daratan 34 anggota
1957 19. Latin American
Organization for the Development of Fisheries
OLDEPESCA Diluar FAO
Global dan lintas samudera
14 anggota 1982
20. Western Central Atlantic Fishery Commission
WECAFC Dibawah FAO
Berdasarkan Pasal XIV
Samudera Atlantik
35 anggota 1973
21. Ministerial Conference on Fisheries Cooperation
among African States Bordering the Atlantic
Ocean COMHAFAT
Ditetapkan diluar FAO, tetapi
terdapat fungsi- funsgi FAO
Samudera Atlantik
22 anggota 2007
22. Fishery Committee of the West Central Gulf Of
Guinea FCWC
Diluar FAO Samudera
Atlantik 6 anggota
2006 23. North Pacific Marine
Science Organization PICES
Diluar FAO Samudera Pasifik
6 anggota 1992
Sumber : 1 www.fao.orgfi , 2 WCPFC, 2007 3 FAO, 1999 dan 4 Lodge M, 2007
2.8 Regional Fisheries Management Organization RFMO
Pembentukan suatu RFMO, merupakan implementasi pengelolaan sumberdaya ikan dilaut lepas yang telah diamanatkan dalam UNCLOS 1982. Pada
pasal 116-118 UNCLOS 1982 disebutkan bahwa semua negara mempunyai kewajiban untuk mengambil tindakan atau kerjasama dengan negara lain dalam
mengambil tindakan untuk upaya konservasi sumberdaya hayati di laut lepas dan berkerjasama untuk menetapkan organisasi perikanan sub regional atau regional.
Selanjutnya dipertegas pada Pasal 8 UN Fish Stock Agreement 1995, bahwa negara-negara pantai dan negara-negara yang melakukan penangkapan ikan di laut
lepas harus berkerjasama dalam mengelola sumberdaya ikan di laut lepas melalui organisasi atau pengaturan pengelolaan perikanan sub regional atau regional.
Pembentukan RFMO mulai meningkat sejak tahun 1960-an, saat ini telah dibentuk 18 RFMO, hampir seluruh perairan laut lepas telah menjadi
kewenangannya. Saat ini keberadaan RFMO memegang peran penting dalam sistem pengelolaan perikanan global, tanpa adanya kerjasama tersebut optimasi
pemanfaatan sumberdaya ikan yang berkelanjutan akan sulit untuk dicapai Lodge and House, 2007.
RFMO memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam mengatur konservasi dan pengelolaan sumberdaya ikan yang bersifat shared fish stocks
transboundary, highly migratory, straddling stock, and discrete high seas stocks
pada perairan tertentu yang disepakati bersama yang dapat meliputi laut lepas maupun perairan ZEE suatu negara. Disamping itu RFMO juga mempunyai
kewajiban dalam konservasi dan kelestarian semua spesies yang tergolong pada
perikanan seperti: seabirds, turtles, dolphins, sharks dan non-target fish; dan
sumberdaya laut lainnya.
Sumber : Bird Life International, 2008
Gambar 4. Peta Wilayah Kewenangan RFMO