Regional Fisheries Management Organization RFMO

Tahun PenulisPeneliti Judul Jurnal Kesimpulan publikasi dan diseminasi hasil penelitian 2012 Dickson, A. C. DFT, M. Demoos, W. S. de la Cruz, I. Tanangonan, J. O. Dickson, DFT and R. V. Ramiscal Analysis of Purse SeineRing Net Fishing Operations in Philippine EEZ Paper prepared for the Scientific Committee Eighth Regular Session, 7-15 August 2012 Busan, Republic of Korea  Pengurangan kedalaman jaring tidak hanya menurunkan tangkapan bigeye tuna, tetapi juga yellowfin tuna dan skipjack.  Program observer perikanan Fisheries Observer Program melaporkan bahwa kerjasama yang baik antara BFAR dan industri perikanan untuk mengkaji dan melaksanakan aturan dan kepatuhan sesuai perjanjian terkait dengan tindakan pengelolaan dan konservasi 2012 Melda Kamil Ariadno Review of Policy and Legal Arrangements of WCPFC Related Matters and Checklist of Compliance Shortfalls Indonesia paper policy for WCPFC, November 2012  Peraturan perundang-undangan Indonesia sudah sesuai dengan Konvensi, meskipun perlu tambahan  Penegakan hukum terhadap kapal perikanan Indonesia belum efektif  Dalam rangka pemenuhan kewajiban sesuai aturan WCPFC, maka perlu dilakukan pendampingan teknis untuk mencapai kapasitas dan kemampuan pemerintah Indonesia.  Aturan WCPFC akan mengikat secara efektif, apabila Indonesia melakukan ratifikasi. 36

2.12 Novelty Kebaruan

Penelitian terdahulu sebagaimana disajikan pada Tabel 4 mengkaji RFMO dalam aspek kelembagaan. Sementara kajian khusus WCPFC baru dilaksanakan alam konteks analisa peraturan perundang-undangan menggunakan yuridis comparative . Dengan demikian, dampak lanjutan berupa besaran dampak yang ditimbulkan dari Konvensi WCPFC belum dikaji secara lebih mendalam. Penelitian ini menawarkan kebaruan dalam beberapa aspek, yaitu: 1 Formulasi strategi, yang perlu dilakukan secara sinergis dan komprehensif. Seperangkat strategi ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Luar Negeri. Dengan demikian, kebaharuan kedua dalam penelitian ini adalah rumusan strategi utuh dan menyeluruh dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi diplomasi Indonesia di wilayah WCPFC. 2 Kajian implikasi. Ratifikasi adalah salah satu pengikatan diri suatu negara terhadap suatu hukum internasional sesuai asas pacta sunt servanda. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan menjadi panduan Indonesia dalam bersikap untuk menjadi anggota atau CNM. Dengan demikian, kebaharuan ketiga dalam penelitian ini adalah analisis implikasi persiapan ratifikasi Indonesia terhadap Konvensi WCPFC, khususnya analisa terhadap larangan penangkapan baby tuna yellowfin dan big eye. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Bitung, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pertimbangannya adalah Bitung salah satu basis nelayan yang melakukan penangkapan ikan di ZEEI Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik yang dikelola oleh WCPFC. Penelitian dilaksanakan pada sepanjang tahun 2012 meliputi tahap persiapan, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan disertasi serta konsultasi.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama. Menurut Durianto, et. al . 2001, penelitian survei adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran suatu kejadian. Metode survei dilakukan bila data yang dicari sebenarnya sudah ada di lapangan atau obyek penelitiannya telah jelas. Data yang digunakan, yaitu: 1 Data Primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan mengenai karakteristik nelayan purse seine yang melakukan penangkapan baby tuna di Bitung. Data primer yang digunakan berupa pemberian kuesioner kepada subyek penelitian dengan wawancara secara intensif dan mendalam in-depth interview. 2 Data Sekunder. Data sekunder diperoleh publikasi Komisi WCPFC dan instansi terkait, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Bitung, Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Data sekunder yang digunakan berupa Laporan Tahunan dan Basis Data Komisi WCPFC, Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan data penunjang lainnya, laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Laporan