METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Bitung, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pertimbangannya adalah Bitung
salah satu basis nelayan yang melakukan penangkapan ikan di ZEEI Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik yang dikelola oleh WCPFC. Penelitian
dilaksanakan pada sepanjang tahun 2012 meliputi tahap persiapan, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan disertasi serta konsultasi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama. Menurut Durianto, et. al
. 2001, penelitian survei adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran suatu kejadian. Metode survei dilakukan bila
data yang dicari sebenarnya sudah ada di lapangan atau obyek penelitiannya telah jelas. Data yang digunakan, yaitu:
1 Data Primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan mengenai
karakteristik nelayan purse seine yang melakukan penangkapan baby tuna di Bitung. Data primer yang digunakan berupa pemberian kuesioner kepada subyek
penelitian dengan wawancara secara intensif dan mendalam in-depth interview. 2 Data Sekunder.
Data sekunder diperoleh publikasi Komisi WCPFC dan instansi terkait, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Pelabuhan Perikanan
Samudera PPS Bitung, Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, dan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Data sekunder
yang digunakan berupa Laporan Tahunan dan Basis Data Komisi WCPFC, Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan data penunjang
lainnya, laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Laporan
Tahunan Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung dan Laporanan Tahunan Satuan Kerja Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
Data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode triangulasi, yaitu penggunaan berbagai metode yang saling
melengkapi Mulyana, 2001. Menurut Sitorus 1998 triangulasi dapat diartikan
sebagai kombinasi sumber data yang memadukan sedikitnya tiga metode, seperti pengamatan, wawancara dan analisis dokumen. Pengamatan dilakukan
secara langsung di lapangan, sedangkan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam Mulyana, 2001. Wawancara
mendalam atau wawancara tak berstruktur adalah metode yang selaras dengan perspektif interaksionisme simbolik, karena hal tersebut memungkinkan pihak
yang diwawancara untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang
diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan. Sementara analisis dokumen dilakukan dengan cara mendalami berbagai informasi penting seperti literatur dan
teori organisasi pengelolaan perikanan regional yang berkaitan dengan dasar hukum serta dampak yang ditimbulkan dari suatu ratifikasi. Kelebihan metode
triangulasi ini adalah saling menutupi kelemahan antara satu metode dengan metode lainnya, sehingga hasil yang diharapkan dari realitas sosial masyarakat
menjadi lebih valid.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah nelayan yang menggunakan alat tangkap purse seine
yang mendaratkan ikan di PPS Bitung. Pemilihan responden nelayan purse seine
didasarkan pada penangkapan baby tuna dilakukan menggunakan alat tangkap purse seine. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode sensus
terhadap nelayan purse seine yang melakukan penangkapan ikan di wilayah WCPFC dan melakukan pendaratan ikan di PPS Bitung. Berdasarkan data yang
diperoleh dari PPS Bitung, armada tangkap purse seine yang melakukan penangkapan ikan di WCPFC dan mendaratkan ikan di PPS Bitung sebanyak 15
unit. Teknik sensus digunakan karena jumlah populasi yang menjadi responden dapat dijangkau untuk dilakukan wawancara.