Permusan Masalah Tujuan Penelitian

habitat dan ekosistem serta keragaman jenis dan populasinya. Oleh karena itu, setiap negara, organisasi internasional, dan individu dihimbau untuk secara sukarela melaksanakan ketentuan-ketentuan yang dirancang untuk memiliki kekuatan berlaku secara universal, meliputi antara lain: prinsip-prinsip umum, pengelolaan sumber-sumber perikanan, dan operasi penangkapan ikan. 5 UN Conference on Environment and Development UNCED : Agenda 21 Agenda 21 merupakan merupakan respon dalam mempersiapkan secara global tantangan pembangunan pada abad ke – 21, dimana bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia dan pembangunan yang berkelanjutan. Terdapat beberapa bagian yang terkait dengan pengelolaan perikanan berkelanjutan, yakni : a Bagian I .Dimensi Sosial dan Ekonomi Bab 2 dan Bab 8. Walaupun tidak berhubungan langsung dengan perikanan, namun terdapat beberapa isu yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan, termasuk salah satunya adalah perikanan. b Bagian II. Pengelolaan dan Konservasi Sumberdaya. Terdapat beberapa bab yang berhubungan dengan perikanan, yakni 1 Bab 9; Perlindungan atmosphere, berhubungan dengan buangan gas polusi dari aktivitas penangkapan ikan dan penggunaan mesin pendingin yang dapat menipsikan ozon; 2 Bab 15; Konservasi dan keanekaragaman hayati; 3 Bab 17; Perlindungan laut, termasuk laut tertutup, semi tertutup dan wilayah pesisir yang meliputi : pengelolaan terpadu dan berkalanjutan wilayah pesisir dan ZEE, perlindungan lingkungan laut, pemanfaatan berkelanjutan dan perlindungan sumberdaya hayati di laut lepas, pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi sumberdaya hayati laut di wilayah hukum nasional, penguatan kerjasama dan koordinasi pada tingkat regional dan internasional, dan pembangunan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. 6 Convention on Bilogical Diversity CBD CBD diratifikasi pada tahun 1995 merupakan tindak lanjut implementasi UNCED. CBD bertujuan untuk mengkonservasi keanekaragaman biologi, pemanfaatan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan dan pemanfaatan bersama secara tepat untuk sumber genetic, hak dalam memanfaatkan sumberdaya, dan penggunaan teknologi yang tepat. Pada saat yang bersamaan, sebagian negara-negara anggota FAO juga mengadopsi instrumen aturan internasional yakni CCRF. Terdapat beberapa persamaan prinsip antara CDB dengan CCRF sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kesamaan Prinsip antara Convention on Bilogical CBD dengan Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF Convention on Bilogical CBD Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF 9.2.4. Membuat sistem informasi 7d. Pengelolaan dan penyusunan data 9.2.5. Memonitoring lingkungan perairan 7b. Memonitor komponen-kompnen keanakaragaman bilogi 9.3.1 Menlindungi kenakerhama genetic dan ekisistem 8d. melindungi ekosistem.14.a kajian damapak lingkungan 7.5 Pendekatan kehati-hatian Prolog : Pendekatan kehati-hatian Sumber : www.fao.orgfi CBD secara rinci diatur lebih lanjut pada Jakarta Mandate yang meliputi rencana-rencana aksi pengelolaan ekosistem laut dan pesisir serta eksosistem perairan umum daratan berupa upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan habitatnya, pengelolaan pengenalan spesies asing, keterpaduan pengelolaan wilayah, pendekatan kehati-hatian, pendekatan eksosistem.

2.7 Regional Fishery Bodies

Mandat Regional Fishery Bodies RBF atau Badan – Badan Perikanan Regional beragam. Beberapa RBF mempunyai mandat untuk memberikan nasehat advisory mandate, mekanisme keputusan ataupun koordinasi yang tidak mengikat dari anggota. Sedangkan beberapa RBF memiliki mandat pengelolaan atau dikenal dengan Regional Fisheries Management Organization RFMO.