Jenis dan Sumber Data

4 GAMBARAN UMUM WCPFC

4.1 Sejarah Pembentukan WCPC

4.1.1 Pra Pembentukan WCPC

Sebelum WCPFC terbentuk, kerjasama perikanan tuna antara negara- negara kepulauan di Samudera Pasifik berdasarkan pendekatan kolektif dengan membentuk beberapa kelembagaan, salah satu diantaranya adalah Forum Fisheries Agency FFA yang berpusat di Honiara Kepulauan Salomon. FFA berdiri pada tahun 1979, dibentuk oleh negara-negara merdeka di Kepulauan Pasifik, Australia dan Selandia Baru. Pembentukan FFA didasarkan pada tantangan dan perkembangan hak pengelolaan perikanan di Zona Ekonomi Ekslusif, sedangkan negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik tidak memiliki kapasitas yang memadai. Namun pada saat bersamaan terjadinya perluasan operasional penangkapan ikan kelompok distant water fishing nations DWFNs ke Samudera Pasifik. Pembentukan FFA bertujuan untuk membantu dan melindungi kepentingan negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan dan memaksimalkan keuntungan ekonomi dan sosial dari perikanan tuna di Samudera Pasifik. Namun demikian, FFA tidak memiliki mandat dan pengambilan kebijakan untuk pengelolaan perikanan. Untuk itu, FFA berkerjasama dengan Secretariat of the Pacific Community SPC untuk berinisiasi memfasilitasi kerjasama regional dalam mendukung pengelolaan dan pengembangan perikanan tuna. SPC dibentuk pada tahun 1974 oleh beberapa negara kolonial seperti Australia, Selandia Baru, Perancis, Inggris dan Amerika Serikat. Keanggotaan SPC meliputi seluruh negara-negara koloni Amerika samoa, French Polynesia, Guam, New Cledonia, Northern Mariana Island, Pitcairn Island, Tokelau, Wallis dan Futuna, negara merdeka di Sanudera Pasifik Cook Island, Federasi Micronesia, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Palau, Papua New Guinea, samoa, Kepulauan Salomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu, Australia, Selandia Baru, Perancis dan Amerika. SPC berkantor pusat di Nouema, yang memiliki misi membantu masyarakat Kepulauan Pacific untuk menyusun dan mengambil keputusan untuk masa bersama yang lebih baik. Sadar akan posisi negosiasi yang lemah dengan DWFNs, pada tahun 1982 FFA bersepakat untuk memperkuat posisinya melalui Nauru Agreement yang bertujuan untuk mengkoordinasikan pengelolaan perikanan di Samudera Pasifik. Nauru Agreement menjadi dasar pengelolaan perikanan regional di Samudera Pasifik. Negara-negara pihak Nauru Agreement Parties to the Nauru Aggrement PNA pada tahun 1983 mengadopsi kesepakatan Nauru Agreement untuk membatasi keberadaan kapal-kapal asing, yang 80 persen diantaranya adalah kapal ikan yang menggunakan purse seine Havice, 2010. Pada tahun 1992, PNA menetapkan perjanjian Palau Agreement yang bertujuan untuk mengatur pengelolaan perikanan purse seine, yang jumlahnya terus meningkat dan mengacam keberlanjutan penangkapan tuna di Samudera Pasifik. Palau Agreement bertujuan untuk melindungi sediaan tuna dari dampak overfishing dan meningkatan manfaat ekonomi dari perikanan tuna diantara PNA. Namun demikian, upaya tersebut tidak optimal karena tidak melibatkan Indonesia dan Philipina yang dianggap belum mengelola perikanan tuna secara baik. Untuk itu, pada tahun 1990-an, anggota FFA memperluas kerjasama dengan melibatkan Indonesia, Philipinna dan DWFNs. Selanjutnya pada tahun 1995, PNA melaksanakan FSM Arrangement for Regional Fisheries Access FSM Arrangement. Namun kebijakan tersebut justru menyebabkan terjadi peningkatan kapasitas dan upaya tangkapan Havice, 2010. Pada tahun 1997, negara-negara di kepulauan Pasifik termasuk Australia dan Selandia Baru dan DWFNs di Samudera Pasifik sebalah Barat dan Tengah termasuk China, Prancis, Korea, Jepang, Filipina, Taiwan dan Amerika Serikat mulai melakukan negosiasi untuk menetapkan Western and Central Pacific Fisheries Commission untuk mengelola spesies ikan yang migrasi jauh Havice, 2010.

4.1.2 Negosiasi Pembentukan WCPFC

Pada First-Multilateral High Level Conference Conservation and Management of Highly Migratory Fish Stocks MHLC di New York, terjadi