Sementara itu, dalam Permen KP No. Per.05Men2012 disebutkan bahwa pemberlakuan beberapa Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan
mulai berlaku tanggal 1 Februari 2013. Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan tersebut, yaitu:
a. Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal dengan alat bantu penangkapan ikan ABPI berupa rumpon dan lampu sebagaimana diatur dalam Pasal 22
ayat 1; b. Lampara dasar sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat 7;
c. Pukat hela dasar berpapan otter trawls sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat 2;
d. Pukat hela pertengahan udang shrimp trawls sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat 8;
e. Bagan berperahu dengan ABPI berupa lampu sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat 2;
f. Pukat labuh long bag set net sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat 4; g. Muro ami sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat 11; dan
h. Rawai dasar set longlines sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat 7;
Khusus pengaturan rumpon pada Permen KP No. Per.02Men2011 belum diatur lebih rinci dan diamanatkan akan diatur menjadi peraturan menteri sendiri.
Oleh karena itu seharusnya peraturan menteri terkait dengan rumpon segera ditetapkan sehingga pengelolaan rumpon dapat dilakukan dengan baik. Sebelum
Permen KP No. Per.02Men2011 terbit telah terdapat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No Kep.30Men2004 tentang Pemasangan dan
Pemanfatan Rumpon. Dalam Kepmen ini diatur mekanisme pemberian izin rumpon dari tingkat pusat hingga daerah dan penempatan rumpon yang
memerhatikan habitat, jalur ruaya, kawasan lindung, Alur Layar Kepulauan Indonesia ALKI, jalur navigasi pelayaran dan batas wilayah.
5.2.5 Pengelolaan Tangkapan Utama
Berdasarkan pelaporan statistik WCPFC dari jumlah tersebut di atas hanya terdapat delapan spesies yang menjadi spesies target utama di wilayah Konvensi
WCPFC. Sedangkan yang menjadi target sasaran oleh kapal Indonesia di wilayah Konvensi WCPFC yakni lima spesies yakni bigeye, yellowfin, skipjack, swordfish,
dan striped marlin. Sedangkan albacore ditangkap diluar wilayah Konvensi yakni di Samudera Hindia dan Laut Timor, dan dua spesies lainnya yakni black marlin
dan blue marlin tidak tertangkap oleh kapal bendera Indonesia. Berdasarkan data statistik WCPFC pada tahun 2002-2011, spesies
tangkapan utama Indonesia didominasi oleh 1 skipjack dengan rata-rata tangkapan pertahun sebesar 224.384 ton atau meningkat setiap tahun sebesar 3,34
persen, 2 yellowfin dengan rata-rata tangkapan pertahun 70.806 ton atau meningkat setiap tahun sebesar 3,42 persen, dan 3 bigeye dengan rata-rata
tangkapan pertahun 14.071 ton atau meningkat setiap tahun sebesar 4,03 persen. Sedangkan untuk swordfish dan kelompok marlin sangat sedikit tertangkap karena
umumnya ikut tertangkap pada alat tangkap longline dan purse seine. Data rinci tangkapan tuna Indonesia per spesies terdapat pada Gambar 16.
Sumber : Diolah Data Base WCPFC
Gambar 16 Tangkapan dari Kapal Bendera Indonesia pada Wilayah Konvensi pada tahun 2002
– 2011
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Swordfish
253 392
577 583
657 633
627 658
644 644
644 Striped Marlin
88 138
203 205
232 223
221 232
227 227
227 Blue Marlin
545 799
1,135 1,146
1,605 1,431
1,512 1,441
1,383 1,408
1,478 Black Marlin
164 240
341 344
652 480
430 489
413 420
557 Yellowfin
68,779 73,106
72,692 82,157
59,450 51,040
62,842 58,353
80,669 64,155 103,595
Skipjack 173,265 173,336 163,583 191,653 173,203 218,310 243,118 255,917 279,985 273,637 270,100
Bigeye 10,395
10,922 10,959
12,318 12,147
14,717 13,532
18,002 18,052
13,472 16,584
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000 450,000
To n
Berdasarkan daerah penangkapan yang diolah dari data logbook penangkapan ikan PPS Bitung dan PPN Ternate tahun 2012, tangkapan Indonesia
masih berada di dalam perairan Indonesia. Spesies bigeye umumnya tertangkap di Laut Maluku diatas Kepuluan Sula. Sedangkan yellowfin tertangkap merata di
Laut Sulawesi terutama antara perairan Kota Bitung dan Kepulauan Sangihe, disekitar Laut Seram dan Laut Halmahera. Sedangkan untuk skipjack banyak
tertangkap pada Laut Sulawesi dan Laut Maluku. Daerah penangkapan ikan berdasarkan analisa logbook di sajikan pada Gambar 16.
Sumber : Diolah Data Logbook Penangkapan Ikan
Gambar 16 Peta Daerah Penangkapan Kapal Indonesia Berdasarkan Jenis Ikan