Transhipment CMM 2008-03 Tindakan Pengelolaan dan Konservasi Penyu Conservation And

Perihal Hukum Nasional Implementasi Status Uraian Rencana Aksi UU PP Perpres Permen KP and Yellow-fin Tuna in the WCPFC jalur tangkapan dan alat bantu penangkapan ikan, maupun pelaksanaan program observer yang betujuan meminimalisir tertangkapnnya baby tuna yellowfin dan bigeye b. pengesahan Permen KP tentang Observer , yang tentu saja sesuai dengan perkembangan hukum internasional d. CMM 2009-02: FAD Closures and Catch Retention √ √ - Sedang a. Rumpon diatur dalam Peren KP No. Per.02Men2012. b. Perlu aturan teknis tentang rumpon sebagaimana mandat Pasal 19 ayat 3 Permen KP No. Per.02Men2012 e. 2009-03: Conservation and Management for Swordfish √ √ - Sedang Pembenahan sistem pendataan kegiatan perikanan di laut lepas, khususnya Swordfish di Pasifik Barat Daya f. 2010-01: Conservation and Management Measure for North Pacific Striped Marlin √ √ - Sedang Pembenahan sistem pendataan kegiatan perikanan di laut lepas, khususnya Striped Marlin di Pasifik Barat Daya g. 2010-04: Conservation and Management Measure for Pacific Bluefin Tuna √ √ - sedang Indonesia mendorong komunikasi dengan IATTC secara bilateral terkait dengan pengelolaan perikanan tuna sirip biru h. 2010-05 : Conservation and Management Measure √ √ - Sedang Indonesia akan menjaga South Pacific Albacore dari kegiatan kapal perikanan 140 Perihal Hukum Nasional Implementasi Status Uraian Rencana Aksi UU PP Perpres Permen KP for South Pacific Albacore 6. Pengelolaan Tangkapan Sampingan a. 2004-04 : Resolution on Conservation and Management Measures √ - Sedang Perlu dilakukan penyusunan Peraturan Menter Kelautan terkait dengan pembatasan upaya tangkapan b. 2008-03 : Conservation And Management of Sea Turtles √ √ - Sedang Pengesahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Hasil Tangkapan Sampingan c. 2010-07 : Conservation and Management Measure for Sharks √ √ - Sedang Pengesahan Indonesia - National Plan of Action NPOA for the Conservation and Management of Sharks d. 2011-03 : Conservation and Management Measure for Protection of Cetaceans from Purse Seine Fishing Operations √ √ - Sedang Pengesahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Hasil Tangkapan Sampingan e. 2011-04 : Conservation and Management Measure for Oceanic Whitetip Shark √ √ - Sedang Pengesahan Indonesia - National Plan of Action NPOA for the Conservation and Management of Sharks 141 Perihal Hukum Nasional Implementasi Status Uraian Rencana Aksi UU PP Perpres Permen KP 7. Program Observer dan Inspeksi Kapal a. 2006-07 : Conservation and Management Measure for the Regional Observer Programme √ √ - Sedang a. Aturan inspeksi kapal dan observer dimuat dalam Permen KP No. Per.12Men2012 dan Permen KP No. Per.30Men2012. b. Namun kedua Permen tersebut tidak mengatur secara detil tentang mekanisme observer, sehingga perlu penetapan Permen KP tentang Observer , yang tentu saja sesuai dengan perkembangan hukum internasional b. 2006-08 : WCPFC Commission Boarding and Inspection Procedures √ √ - Sedang a. Aturan inspeksi kapal dan observer dimuat dalam Permen KP No. Per.12Men2012 dan Permen KP No. Per.30Men2012. b. Namun kedua Permen tersebut tidak mengatur secara detil tentang mekanisme observer, sehingga perlu penetapan Permen KP tentang Observer , yang tentu saja sesuai dengan perkembangan hukum internasional c. 2007-01 : Conservation and Management Measure for the Regional √ √ - Sedang a. Aturan inspeksi kapal dan observer dimuat dalam Permen KP No. Per.12Men2012 dan Permen KP No. Per.30Men2012. 142 Perihal Hukum Nasional Implementasi Status Uraian Rencana Aksi UU PP Perpres Permen KP Observer Programme b. Namun kedua Permen tersebut tidak mengatur secara detil tentang mekanisme observer, sehingga perlu penetapan Permen KP tentang Observer , yang tentu saja sesuai dengan perkembangan hukum internasional d. 2011-06 : Conservation and Management Measure for Compliance Monitoring Scheme √ √ - Sedang Indonesia memiliki aturan kegiatan penangkapan ikan, baik di WPP-NRI maupun di laut lepas. Kedua peraturan ini menjadi landasan dalam melakukan penangkapan ikan di laut lepas 8. Data Buoys a. 2009-05: Conservation and Management Measure Prohibiting Fishing on Data Buoys √ √ √ Kuat 9. Transhipment b. 2009-06 : Conservation and Management Measure on Regulation of Transshipment √ √ √ Kuat Keterangan : Kuat : Hukum Nasional ada Permen ada Implementasi ada Sedang : Hukum Nasional ada Permen ada Implementasi tidak ada Lemah : Hukum Nasional ada Permen tidak ada Implementasi tidak ada Sangat Lemat : Hukum Nasional tidak ada Permen tidak ada Implementasi tidak ada 143

5.4 Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi di lakukan mengkaji dampak ekonomi terhadap pelaksanaan CMM 2008-01 tentang Tindakan Pengelolaan dan Konservasi Tuna Bigeye dan Tuna Yellowfin di WCPFC Conservation and Management Measure for Big-eye and Yellowfin Tuna in the WCPFC. Pengaturan bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian akibat upaya penangkapan kedua spesies ini terutama kematian juvenile akibat penggunaan alat tangkap purse seine dengan alat bantu rumpon. Penutupan berlaku pada periode 1 Agustus – 30 September antara tahun 2009 – 2012 yang selanjutnya diperpanjang melalui CMM 2011-01. Namun ketentuan ini tidak berlaku jika kapal tersebut terdapat observer yang dilaporkan ke Komisi. Berdasarkan data hasil tangkapan per jenis alat tangkap yang didaratkan di PPS Bitung periode tahun 2005 -2009, hasil tangkapan sebagian besar berasal dari alat tangkap purse seine dan pole and line. Rata-rata hasil tangkapan purse seine pada periode tersebut sebesar 78,57 persen dan pole and line sebesar 20,33 persen. Rata-rata peninkatan tangkapan purse seine setiap tahun sebesar 28,45 persen dan pole and line lebih tinggi takni 71,15 persen per tahun. Tingginya pertumbuhan pole and line disebabkan semakin meningkatnya nelayan yang menggunakan pole and line setiap tahun. Perkembangan pendaratan ikan di PPS Bitung tahun 2005 -2009 dilihat pada Gambar 23. Sumber : Diolah Data Statistik PPS Bitung 2010 2005 2006 2007 2008 2009 Long Line 330.23 Gill Net 110.00 320.61 Hand Line 1.42 0.51 0.51 4.33 57.30 Pole and Line 603.56 1,434.37 1,500.26 3,010.24 4,383.21 Purse Seine 5,026.12 7,333.98 5,065.32 9,883.84 10,248.96 - 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 To n Gambar 24a Jumlah Tangkapan Berdasarkan Jenis Alat Penangkapan Ikan di PPS Bitung tahun 2005-2009 Nelayan purse seine merupakan nelayan dominan yang mendaratkan ikan PPS Bitung dan pemasok utama industri pengolahan ikan di Kota Bitung. Menurut Zulham2011, PPS Bitung memberikan pasokan kontribusi sebesar 65 persen terhadap bahan baku industri pengolahan ikan sedangkan 35 persen langsung didaratkan di masing-masing perusahaan. Industri perikanan merupakan motor penggerak pembangunan Kota Bitung. Sampai dengan tahun 2012 terdapat 20 perusahaan pengolahan ikan dengan tujuan ekspor, tiga perusahaan pengalengan dan empat perusahaan pengolahan ikan kayu arubishi. Penutupan selama dua bulan penggunaan alat tangkap purse seine dengan alat bantu rumpon dan larangan penangkapan baby tuna tentunya akan mengurangi pendapatan nelayan dan pasokan bahan baku bagi industri perikanan di Kota Bitung. Responden analisa ekonomi dampak pelarangan penangkapan baby tuna berasal dari 15 nelayan purse seine yang aktif mendaratkan ikan di PPS Bitung selama tahun 2012. Karaktepristik variabel responden disajikan pada tabel 19. Gambar 24b Tangkapan juvenile baby tuna yellowfin yang didaratkan di PPS Bitung Tabel 19. Rataan variable pendapat responden Aspek Rata-rata Keterangan Umur 27 Umur nelayan umumnya 27 tahun Pendidikan 12 SMA Pendapatan 20.520.000 Pendapatan per tahun Lingkungan 3 Biasa saja Pengetahuan 3 Kurang tahu Kepentingan 3 Kurang tahu Persetujuan 2 Cukup setuju Pemanfaatan 3 Kurang tahu Aturan 3 Kurang tahu Perdagangan 3 Kurang tahu Dampak 4 Kurang berdampak Model regresi kesediaan nelayan purse seine untuk menerima pembayaran WTA atas kesediaannya untuk tidak melakukan penangkapan juvenile baby tuna . Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persepsi masyarakat nelayan purse seine tentang pentingnya mewujudkan perikanan tuna berkelanjutan. Dengan kata lain, adanya imbal jasa sebagai kompensasi kepada nelayan purse seine di harapkan mampu mengurangi tekanan terhadap terhadap ikan tuna yang masih kecil baby tuna, sehingga ikan tuna bisa tumbuh besar dan bernilai ekonomi tinggi serta mampu memenuhi kebutuhan protein hewan yang sehat. Analisa WTA dalam penelitian dilakukan dalam empat tahapan, yaitu: 1 Memberikan pemahaman tentang kemungkinan larangan penangkapan baby tuna Seluruh responden diberikan informasi, bahwa kemungkinan akan dilakukannya pelarangan penangkapan baby tuna yellowfin tuna dan bigeye tuna di wilayah Laut Sulawesi apabila Indonesia melakukan pengesahan terhadap Konvensi WCPFC. Adapun responden adalah nelayan pengguna alat tangkap purse seine. 2 Memperoleh Nilai WTA Besarnya nilai WTA didapatkan dari hasil wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner Lampiran 3. Berdasarkan hasil analisa, nilai rataan kesediaan menerima pembayaran WTA