Tujuan Ruang Lingkup Penelitian Hipotesa

3 merupakan salah satu modifikasi pati secara esterifikasi. Asetilasi terhadap pati dan amilopektin akan membentuk film yang lemah dan patah, sedangkan hasil pengujian terhadap film amilosa asetat menunjukkan sifat lebih fleksibel dan kuat. Hasil penelitian Kiatkamjornwong et al. 2001 menunjukkan bahwa campuran pati singkong termodifikasi dengan matriks LDPE kompatibel berdasarkan morfologi permukaannya dan menunjukkan aksi seperti plasticizer dibandingkan pati singkong alami Proses asetilasi ditujukan untuk mendapatkan pati asetat, yang dipengaruhi oleh jenis katalis, konsentrasi pereaksi, suhu dan lama waktu reaksi asetilasi. Menurut Sun dan Sun 2002, suhu dan lama waktu reaksi asetilasi berperan penting terhadap rendemen dan sifat-sifat pati asetat yang dihasilkan. Kedua faktor tersebut sangat menentukan besarnya derajat asetilasi yang dinyatakan sebagai derajat substitusi DS. DS merupakan parameter yang menentukan penggunaan pati asetat secara komersial dan menentukan besarnya perubahan sifat fungsional pati asetat dari pati alaminya. Mengingat pati dari sumber tanaman yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda, maka kondisi proses fraksinasi dan asetilasinya diduga tidak akan sama. Kondisi proses tersebut mencakup suhu pemanasan suspensi dan konsentrasi butanol sebagai senyawa pengompleks dalam proses fraksinasi pati, serta lama dan waktu reaksi asetilasi pati. Informasi tentang proses-proses tersebut masih sedikit ditemukan dalam literatur tentang penggunaan pati untuk bahan BDP.

B. Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan pati sagu termodifikasi yang mempunyai kemampuan membentuk film dan mempunyai kesesuaian dengan plastik sintetik. Tujuan khusus tiap tahap penelitian ini adalah : 1. Mengetahui karakteristik fisiko-kimia dan fungsional pati sagu dari beberapa daerah di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh suhu pemanasan suspensi pati dan konsentrasi larutan butanol sebagai senyawa pengompleks dalam proses fraksinasi terhadap karakteristik fraksi amilosa yang dihasilkan. 3. Mengetahui pengaruh suhu dan lama waktu reaksi asetilasi terhadap karakteristik pati asetat yang dihasilkan. 4 4. Mengetahui karakteristik pati sagu dan modifikasinya sebagai bahan campuran plastik sintetik polipropilen.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada bahan baku berupa pati sagu yang diperoleh dari beberapa daerah, yaitu Riau, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Irian Jaya. Pati sagu tersebut diolah secara tradisional oleh masyarakat setempat. Fokus penelitian akan diarahkan hanya pada dua proses penting, yaitu proses fraksinasi dan asetilasi. Hasil dari dua proses ini diharapkan akan menghasilkan produk pati termodifikasi yang mempunyai sifat pembentukan film dan sesuai bila dicampur dengan plastik sintetik polipropilen. Untuk itu, dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian pencampuran pati sagu dan modifikasinya dengan polipropilen. Hasil kelayakan campuran tersebut ditunjukkan dengan hasil uji morfologi permukaan, uji mekanik dan kemampuan produk terdegra-dasi secara biologis

D. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : 1. Pati sagu dari daerah yang berbeda di Indonesia kondisi tanah yang berbeda mempengaruhi karakteristik fisiko-kimianya, yang selanjutnya dapat mempengaruhi sifat fungsionalnya. 2. Peningkatan suhu pemanasan dan konsentrasi larutan butanol yang ditambahkan sebagai senyawa pengompleks dalam proses fraksinasi pati sagu dapat meningkat- kan rendemen fraksi amilosa yang dihasilkan. 3. Peningkatan suhu dan lama waktu reaksi asetilasi dapat meningkatkan kadar asetil dan nilai derajat substitusi DS pati asetat yang dihasilkan. 4. Fraksinasi pati sagu dapat meningkatkan proporsi fraksi amilosanya, sehingga bersifat lebih fleksibel. 5. Asetilasi pati sagu dapat meningkatkan sifat kesesuaian dengan plastik sintetik.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.