22 70°C, kejernihan pasta pati 1 , freeze-thaw stability, oil retention capacity ORC dan
water retention capacity WRC, serta viskositas dengan Brabender Visco Amilograph
dan Apparent Viscosity dengan Brookfield Viscometer. Prosedur analisa karakterisasi mutu, sifat fisiko-kimia dan fungsional pati sagu disajikan pada Lampiran 2.
B. Fraksinasi 1. Bahan
Bahan utama yang digunakan adalah pati sagu yang terpilih pada tahap karakterisasi pati, dengan parameter penentu kadar pati dan amilosa tertinggi. Bahan
kimia untuk proses fraksinasi adalah gas nitrogen, butanol, etanol, eter dan CaCl
2
. Bahan kimia untuk analisa kromatografi digunakan gel Sepharose-CL 6B, sedangkan
untuk analisa sifat fungsional amilosa hasil fraksinasi menggunakan larutan iod, minyak dan akuades.
2. Alat
Peralatan yang digunakan untuk fraksinasi antara lain labu leher tiga, tabung gas nitrogen, sentrifus, cawan petri dan inkubator. Peralatan untuk analisa kromatografi
yaitu kolom kromatografi dengan panjang 60 cm, diameter 1,5 cm dilengkapi dengan fraction collector
. Alat-alat untuk karakterisasi antara lain kertas saring, cawan porselin, Erlenmeyer
, tabung reaksi, gelas ukur, gelas piala, termometer, pipet volumetrik, spektrofotometer, timbangan kasar, timbangan analitik, mikroskop polarisasi Olympus
model BHB, Nippon Kogaku, Jepang dilengkapi dengan kamera Olympus model C-35 A, hot plate, magnetic stirer, vacuum filter, freezer, dan penangas.
3. Pengamatan
Proses fraksinasi pati sagu dilakukan untuk mendapatkan fraksi amilosa. Pada penelitian ini, proses fraksinasi pati sagu dilakukan dengan memodifikasi metode
Mizukami et al. 1999. Diagram alir proses fraksinasi pati pati sagu disajikan pada Gambar 16.
23 Suspensi pati 15 g dalam satu liter air destilasi, pH 6,5 – 7,2 didiamkan pada
suhu ruang selama 20 menit, kemudian dipanaskan selama 1 jam dan diaduk dibawah nitrogen atmosphere
. Fraksi yang larut dalam air panas hot-water solubleHWS Gambar 16. Diagram alir proses fraksinasi pati sagu modifikasi metode Mizukami et
al ., 1999
Fraksi residu Pati 15 g
Suspensi Pati Akuades 1
ℓ
Penyimpanan T ruang, t = 20 menit
Sentrifugasi Pemanasan 85, 90, 95°C,
t = 60 menit
Inkubasi T = 30°C, t = 24 jam Fraksi larut dalam
air panas Butanol
8,3; 10; 12,5
Sentrifugasi
Supernatan SAP Endapan SAM
Fraksi Amilosa Pencucian dengan etanol
Pencucian dengan eter Pengeringan dengan CaCl
2
Fraksi Amilopektin
24 dipisahkan dengan setrifugasi pada 5.000 g selama 10 menit, kemudian ditambah 1-
butanol dan diinkubasikan pada suhu 30°C selama 24 jam. Hasil presipitasi fraksi amilosa didapatkan dengan sentrifugasi pada 5.000 g selama 10 menit. Proses
pencucian dengan menggunakan etanol dan eter, dan kemudian dikeringkan dengan absorben CaCl
2
. Untuk mendapatkan rendemen fraksi amilosa yang tinggi, dilakukan pengujian secara bertahap terhadap perlakuan suhu pemanasan suspensi pati 85, 90 dan
95°C dan konsentrasi butanol sebagai senyawa pengompleks 8,3; 10,0 dan 12,5 . Untuk menentukan kondisi proses fraksinasi terbaik dilakukan analisis sebaran
bobot molekul pati sagu dan fraksi amilosanya dengan Gel Permeation Chromato- graphy
GPC, rendemen dan sifat fungsionalnya, yang meliputi kelarutan dan swelling power
pada suhu 70°C, freeze-thaw stability, kejernihan pasta, water retention capacity dan oil retention capacity. Prosedur analisa disajikan pada Lampiran 2.
C. Asetilasi 1. Bahan