27
D. Aplikasi
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah pati sagu yang terpilih pada tahap karakterisasi, amilosa hasil fraksinasi pada kondisi proses yang terpilih, pati asetat dan
amilosa asetat hasil asetilasi pada kondisi proses yang terpilih dan plastik polipropilen PPH10HO.
2. Alat
Untuk analisa sifat thermal digunakan peralatan Differential Scanning Calori- metry
Mettler Toledo DSC 821 dan untuk analisa FTIR digunakan peralatan spektrofotometer infra merah Shimadzu FTIR-8300. Peralatan yang digunakan untuk
membuat campuran pati dengan plastik sintetik adalah rheomix Haake Rheomix 600P dilengkapi dengan ulir Roller Rotor. Pembuatan spesimen untuk uji kuat tarik dan
elongasi digunakan compresion molding Collin Presse 300P, sedangkan analisanya menggunakan alat tensile strength test UTM Shimadzu AGS-10 KNG. Untuk analisa
morfologi digunakan Scanning Electrone Microscope Phillips XL 30.
3. Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan aplikasi pati dan modifikasinya sebagai bahan campuran plastik sintetik. Untuk mengetahui karakteristik pati sagu dan modifikasinya
amilosa, pati asetat dan amilosa asetat yang akan digunakan sebagai bahan campuran plastik sintetik, dilakukan analisis sifat thermal, spektrofotometer infra merah dan
perbandingan sifat fungionalnya, meliputi kelarutan dan swelling power pada suhu 70°C, freeze-thaw stability, kejernihan pasta, water retention capacity dan oil retention
capacity .
Aplikasi pati sebagai bahan campuran plastik sintetik dilakukan dengan cara blending
pati dan PP, dengan perbandingan 1 : 9 menggunakan rheomix pada suhu 210°C dan kecepatan putar 40 rpm selama 5 menit. Kondisi selama proses
pencampuran blending dianalisis. Analisa sifat fisik campuran meliputi Scanning Electrone Microscope
SEM, Tensile Strength uji kuat tarik dan elongasi dan sifat biodegradable
. Prosedur analisa disajikan pada Lampiran 3.
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sagu merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang dapat dipergunakan sebagai sumber karbohidrat yang cukup potensial di Indonesia. Pati sagu dihasilkan
dari ekstraksi batang pohon sagu Metroxylon sagu Rottb.. Daerah penyebaran tumbuhnya tanaman ini sangat luas, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa
Barat dan Papua, serta beberapa kepulauan, seperti Kepulauan Riau, Nias, Mentawai dan Maluku Gambar 18. Potensi pengembangan sagu cukup besar, mengingat sagu
dapat tumbuh di tempat yang tanaman lain tidak dapat tumbuh baik, tidak memerlukan pemupukan dan sedikit perawatan tanah rawa. Potensi sagu di Indonesia diperkirakan
sekitar 4,5 – 23,5 juta ton tepung sagu kering per tahun Matanubun dan Maturbongs, 2005.
Gambar 18. Peta penyebaran tanaman sagu di Indonesia Matanubun dan Maturbongs, 2005
Karakteristik pati sagu, baik kualitas atau mutu, komposisi kimia, sifat fisik maupun sifat fungsional sangat ditentukan oleh daerah atau tempat di mana tanaman
sagu tersebut tumbuh. Selain itu, karakteristik pati sagu juga sangat menentukan aplikasinya dalam industri. Pada penelitian ini, dilakukan karakterisasi pati sagu dari
daerah Irian Jaya Irja, Sulawesi Utara Sulut, Kalimantan Selatan Kalsel, Riau dan Jawa Barat Jabar.
Scale 1 : 35.000.000
Sago area