Karakter Kerja Keras S.E

4.2.1.5 Karakter Kerja Keras S.E

S.E merupakan peserta didik yang memperoleh rangking terakhir dalam tes pendahuluan. S.E memiliki karakter yang berubah-ubah. Semangat dan antusiasmenya dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan I masih kurang, sehingga harus didorong oleh guru. Pada pertemuan II S.E menunjukkan semangat yang cukup baik, namun pada pertemuan III semangatnya menurun kembali. Setelah didorong kembali, S.E menunjukan antusiasme dan semangat mengikuti pembelajaran pada dua pertemuan terakhir. Pada pertemuan I S.E tidak mengerjakan tugas yang diberikan, buku perserta didiknya juga tidak dibawa. Guru mengingatkan S.E untuk selalu membawa dan mengerjakan tugas terstruktur, sehingga pada pertemuan II-V ia mengerjakan tugas walaupun masih belum lengkap. Adanya tugas juga menjadi dorongan bagi S.E untuk belajar seperti dikutip dalam wawancara berikut: P : Apakah kamu merasa keberatan dengan adanya tugas? S.E : Mungkin adanya tugas malah menjadi tantangan tersendiri, jadinya saya belajar. Wawancara tanggal 10-05-2013 Secara umum S.E telah dapat memfokuskan perhatian pada pembelajaran, namun sesekali masih bergurau dengan teman sebangku. Pada pertemuan I-II S.E masih pasif menanggapi penjelasan guru, ia akan menanggapi jika didorong. Dorongan terus menerus ternyata tidak berpengaruh banyak, S.E pada pertemuan IV-V juga masih pasif dalam menanggapi penjelasan guru. Berdasarkan pengamatan dari pertemuan I-V diketahui bahwa S.E membuat catatan sebatas melengkapi buku peserta didik yang belum diisi. Kemauan untuk menghadapi kesulitan belajar S.E pada pertemuan I masih rendah, ia lebih sering diam dan tidak menanyakan kesulitannya padahal saat ditanya S.E masing sering salah menjawab. Setelah pertemuan II-V S.E menjadi lebih aktif, dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi dengan teman, seperti dikutip dalam wawancara berikut: P : Jika kamu kesulitan dalam menyelesaikan soal apa yang kamu lakukan? Apakah diskusi dengan teman atau tetap mencoba coba lagi? S.E : Mencoba sendiri dulu, kalau mentok tanya teman. Wawancara tanggal 18-05-2013 Tercatat pada pertemuan I-II S.E tidak bertanya pada guru, sedangkan pada pertemuan III-IV ia hanya sekali bertanya kepada guru jika didorong. Peserta didik dalam setiap pertemuan juga diberikan beberapa masalah untuk dipecahkan secara berpasangan dengan mengikuti aturan TAPPS. S.E pada pertemuan I memiliki kesiapan diri dalam memecahkan masalah jika didorong. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya S.E lebih percaya diri dalam memecahkan masalah yang ditemui, ia juga berani menjelaskan pemecahan masalah kepada teman-temannya walaupun masih harus dibimbing guru. S.E secara umum dapat mengerjakan permasalahan yang diberikan secara tuntas sampai batas waktu yang diberikan. Saat memecahkan masalah S.E sudah berani berkomunikasi dengan pasangannya walaupun pada pertemuan I masing belum berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan S.E saat wawancara sebagai berikut: P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal secara berpasangan? S.E : Bisa, tetapi kadang temannya “tellme” Wawancara tanggal 10-05-2013 Setelah pada pertemuan II-IV berganti pasangan diskusi, S.E dapat menjalankan perannya dengan cukup baik sebagai problem solver maupun listener. Kerja keras peserta didik juga dilihat dari kebiasaan belajar diluar pembelajaran. S.E pada pertemuan I masih kurang berlatih memecahkan soal terbukti tugas dan soal yang diberikan belum dikerjakan sama sekali. Ia dapat lebih kontinu berlatih soal-soal sendiri dirumah pada pertemuan II-IV, terbukti dari pekerjaan soal-soal tugas maupun PR yang telah dikerjakan olehnya. Dorongan pada S.E sangatlah penting karena S.E mau mengerjakan tugas dan latihan soal jika disuruh, seperti pernyataanya sebagai berikut: P : Apakah kalau dirumah kamu sering latihan soal? S.E : Menunggu disuruh. Wawancara tanggal 10-05-2013 P : Apakah dengan mengerjakan sedikit soal saja kalian dapat terampil dalam menyelesaikan soal? S.E : Tidak, sehingga saya harus banyak latihan Wawancara tanggal 11-05-2013 S.E pada pertemuan I belum membuat tugas rangkuman karena tidak memperhatikan tugas yang diberikan pada buku peserta didik. Pada pertemuan- pertemuan selanjutnya S.E membuat rangkuman pada buku catatannya, namun dibuat hanya bersumber dari tugas terstruktur dan LKPD. Lembar pengamatan karakter kerja keras untuk S.E dapat dilihat pada Lampiran 32. Berikut adalah skor yang diperoleh S.E untuk karakter kerja keras dari pertemuan I-V: Tabel 4.5 Perolehan Skor Afektif Karakter Kerja Keras S.E Pertemuan I II III IV V Skor Total 30 40 41 41 45

4.1.3 Deskripsi Data Keterampilan Pemecahan Masalah Psikomotorik

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

Keefektifan Pembelajaran Model TAPPS Berbantuan Worksheet Berbasis Polya terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas VIII

1 11 214

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

27 358 374

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran TAI dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif Berbantuan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII pada Materi Segiempat.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Penemuan Terbimbing Dengan LKS Penemuan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Sub Pokok Materi Segiempat Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMP N 13 Kota Semarang.

0 0 1

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII pada Materi Bilangan melalui Model Treffinger Berbantuan Masalah Open- Ended

0 0 11