Model TAPPS berbantuan Kartu Permasalahan

suatu permasalahan, 3 memberikan pengetahuan dan kecakapan praktis kepada peserta didik yang bernilai atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, 4 peserta didik dapat belajar bagaimana bertindak dalam situasi yang baru, 5 peserta didik dapat belajar bekerja secara sistematis saat memecahkan suatu permasalahan. Menurut Hujodo 2005: 92 keunggulan penggunaan media kartu adalah sebagai berikut 1 peserta didik akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan pada pengalamannya sendiri karena dituntut mengerjakan sesuai dengan kemampuannya, 2 prinsip psikologis terpenuhi yaitu konsep generalisasi dari hal yang kongkret ke abstrak, 3 peserta didik dapat menemukan konsep sehingga memungkinkan untuk mentransfer ke masalah lain yang relevan, dan 4 meningkatkan aktivitas peserta didik, karena memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama dalam arti saling bertukar ide.

2.1.7 Model TAPPS berbantuan Kartu Permasalahan

Model pembelajaran TAPPS pelaksanaannya menitikberatkan kepada kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan secara berpasangan. Melalui model TAPPS peserta didik dapat belajar secara aktif untuk mencari informasi yang diperlukan, peserta didik dituntut untuk terampil bertanya dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan dari sumber yang tersembunyi, mencari berbagai alternatif solusi dan menentukan cara yang paling efektif untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan kartu permasalahan merupakan media berupa kartu yang berisikan butir-butir soal pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan diskusi. Jadi dapat dibentuk sebuah kombinasi model pembelajaran TAPPS berbantuan media kartu pemasalahan yang diharapkan dapat membentuk karakter kerja keras dan keterampilan pemecahan masalah yang hasil akhirnya mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah peseta didik. Model pembelajaran TAPPS memiliki sintaks yang berguna untuk mengarahkan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Implementasi model pembelajaran TAPPS ini nantinya akan dibantu oleh kartu permasalahan, oleh karena itu sintaks model pembelajaran akan dimodifikasi sedemikian rupa tanpa mengurangi dan merusak isi sintaks model pembelajaran TAPPS yang semula. Implementasi model pembelajaran TAPPS berbantuan kartu permasalahan yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut. 1. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan tahapannya adalah sebagai berikut: a. Peserta didik membahas tagihan tugas terstruktur dengan bimbingan guru. b. Peserta didik mendapatkan motivasi pentingnya kerja keras dan manfaat mempelajari materi. c. Peserta didik mengingat kembali pengertian dan sifat-sifat bangun segiempat apersepsi. 2. Kegiatan inti Kegiatan inti tahapannya adalah sebagai berikut: Fase 1: a. Peserta didik membangun karakter kerja keras dengan mengerjakan LKPD dan soal dalam buku siswa untuk menentukan rumus keliling dan luas tanpa bantuan guru terlebih dahulu. b. Peserta didik bersama guru membahas LKPD. c. Guru menyampaikan materi pokok dari hasil pembahasan. Fase 2: a. Guru mengkoordinasi peserta didik untuk membentuk kelompok berpasangan b. Peserta didik mendapatkan kartu permasalahan dan dapat mempelajarinya selama beberapa menit. Fase 3: a. PS1 menggunakan keterampilannya dalam memecahankan masalah sambil menjelaskan setiap langkah penyelesaian kepada L1 b. L1 bekerja keras dalam mengamati proses penyelesaian masalah PS1, bertanya jika ada hal yang kurang dipahami atau memberikan arahan penuntun jika PS1 merasa kesulitan. c. Guru berkeliling kelas memberikan bimbingan scaffolding dan membantu kelancaran diskusi. Fase 4: PS1 dan L1 bertukar peran dan melakukan diskusi kembali seperti fase 3 untuk memecahkan masalah yang lain. Fase 5: Pembahasan masalah secara bersama-sama Fase 6: Pemberian penghargaan untuk PS dan L terbaik. 3. Penutup Kegiatan penutup tahapannya adalah sebagai berikut: a. Peserta didik membuat rangkuman dan refleksi pembelajaran. b. Peserta didik melakukan kuis. c. Peserta didik diberikan tugas terstruktur dengan harapan agar karakter kerja keras peserta didik dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

2.1.8 Kajian Materi Luas dan Keliling Segiempat

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERNUANSA ETNOMATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PESERTA DIDIK

3 24 356

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

Keefektifan Pembelajaran Model TAPPS Berbantuan Worksheet Berbasis Polya terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkaran Kelas VIII

1 11 214

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SUPERITEM BERBANTUAN SCAFFOLDING MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMK

27 358 374

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran TAI dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif Berbantuan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII pada Materi Segiempat.

0 0 1

Keefektifan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Penemuan Terbimbing Dengan LKS Penemuan Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Sub Pokok Materi Segiempat Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMP N 13 Kota Semarang.

0 0 1

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII pada Materi Bilangan melalui Model Treffinger Berbantuan Masalah Open- Ended

0 0 11