berpikir menuju ke tahapan yang lebih tinggi. Proses ini menurut Vygotsky disebut zone of proximal development ZPD. Teori Vygotsky dapat dikaitkan
dengan model pembelajaran TAPPS yaitu adanya interaksi sosial antara peserta didik dan guru dalam membahas materi serta soal dengan jalan diskusi. Model
TAPPS juga mengondisikan peserta didik untuk bekerja secara berpasangan untuk memecahkan masalah, dalam hal ini terjadi interaksi dimana salah satu peserta
didik sebagai problem solver mengungkapakan argumentasinya sedangkan peserta didik lain sebagai listener berusaha menangkap pola pikir pasangan diskusinya.
2.1.5.4 Kelemahan dan Kelebihan Model TAAPS
Suatu model pembelajaran diterapkan untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi guna mencapai tujuan pembelajaran, namun
dalam aplikasinya kita tidak dapat serta merta menentukan model pembelajaran mana
yang paling
efektif. Pemilihan
model pembelajaran
harus mempertimbangkan hal-hal misalnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik, dan alokasi waktu yang tersedia. Hal- hal tersebut dapat kita pertimbangkan salah satunya dengan merujuk pada
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran, karena setiap metode atau model pembelajaran pasti mempunyai ciri khas, kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Seperti halnya dengan model-model lain, model pembelajaran TAPPS
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. JohnsonChung 1999:2 dalam sebuah jurnalnya mengungkapkan kelebihan model TAPPS menurut para ahli, yakni:
1. Setiap anggota pada pasangan TAPPS dapat saling belajar mengenai strategi
pemecahan masalah satu sama lain sehingga mereka sadar tentang proses berpikir masing-masing.
2. TAPPS menuntut seorang problem solver untuk berpikir sambil menjelaskan
sehingga pola berpikir mereka lebih terstruktur. 3.
Dialog pada TAPPS membantu membangun kerangka kerja kontekstual yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.
4. TAPPS memungkinkan peserta didik untuk melatih konsep, mengaitkannya
dengan kerangka kerja yang sudah ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam.
Selain memiliki kelebihan, Johnson 1999: 2 berpendapat bahwa TAPPS juga memiliki kekurangan antara lain:
1. Berpikir sambil menjelaskan kepada orang lain bukanlah hal yang mudah.
Seseorang pasti akan kesulitan untuk memilih kata, apalagi untuk orang yang tidak terbiasa berbicara.
2. Menjadi seorang listener yang harus menuntun problem solver memecahkan
masalah sekaligus memonitor segala yang dilakukan problem solver tanpa berpikir untuk mengerjakan masalah tersebut sendiri juga bukanlah hal yang
mudah, apalagi jika listener menganggap dirinya akan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan lebih baik.
3. TAPPS memerlukan banyak waktu.
2.1.6 Media pembelajaran berupa Kartu Permasalahan