Tabel 4.2 Perolehan Skor Afektif Karakter Kerja Keras S.B
Pertemuan I
II III
IV V
Skor Total 30
40 44
49 52
4.2.1.3 Karakter Kerja Keras S.C
S.C  merupakan  peserta  didik  yang  memperoleh  rangking  kuartil  kedua pada  tes  pendahuluan.  S.C  memiliki  karakter  yang  pendiam  sehingga  semangat
dan  antusiasnya  dalam  mengikuti  pembelajaran  terlihat  masih  kurang  pada pertemuan I. Namun setelah dilakukan dorongan, S.C menunjukan antusiasme dan
semangat  untuk  mengikuti  pembelajaran  pada  pertemuan  II-V.  Berbeda  dengan kebanyakan  peserta  didik  lain  pada  pertemuan  I-II,  S.C telah  mengerjakan  tugas
terstrukur  sejak  pertama  kali  diberikan  walaupun  masih  belum  lengkap.  Pada pertemuan  III-V  S.C  telah  mengerjakan  tugas  terstruktur  dengan  lebih  lengkap
dan  rapi.  Sikap  S.C  dalam  mengerjakan  tugas  terstruktur  didukung  hasil wawancara berikut:
P :  Apakah kamu mengerjakan tugas?
S.C  :  Mengerjakan yang mana Bu? P
:  Tugas terstruktur dan PR? S.C  :  Mengerjakan,  kalau  PR  hanya  betul  1,  kalau  tugas  terstruktur
sebelum pertemuan sudah saya kerjakan. Wawancara tanggal 11-05-2013
Secara umum S.C telah dapat memfokuskan perhatian pada pembelajaran, namun pada pertemuan I-III sesekali  ia  masih  bergurau dengan teman  sebangku.
Pada  pertemuan  IV-V  S.C  dapat  lebih  fokus  dan  mendengarkan  penjelasan  dari guru  dan  teman.  S.C  pada  pertemuan  I-III  masih  pasif  dalam  menanggapi
penjelasan  guru,  ia  akan  menanggapi  jika  didorong.  Dorongan  terus  menerus
menjadikan  S.C  terbiasa  menanggapi  penjelasan  guru  walaupun  dengan  suara pelan  yakni  pada  pertemuan  IV-V.  Berdasarkan  pengamatan  dari  pertemuan  I-V
diketahui  bahwa  S.C  sudah  terbiasa  membuat  catatan  untuk  materi-materi  yang dianggapnya penting.
Kemauan S.C untuk menghadapi kesulitan belajar pada pertemuan I belum terlihat,  ia  lebih  sering  diam  dan  tidak  menanyakan  apa  yang  menjadi
kesulitannya.  Setelah  pertemuan  II-V  S.C  menjadi  lebih  aktif,  bahkan  pada pertemuan  IV-V  ia  berani  menanyakan  kesulitan  yang  ia  alami  pada  guru
walaupun  tidak  disuruh.  Tercatat  pada  pertemuan  I  S.C  hanya  sekali  bertanya pada  guru,  sedangkan  pada  pertemuan  II-IV  ia  lebih  sering  bertanya  jika
mengalami  kesulitan.  S.C  juga  berusaha  menanyakan  kesulitan  yang  dialaminya pada kakaknya ketika di rumah, seperti dikutip dalam wawancara berikut:
P :  Jika kamu kesulitan dalam menyelesaikan soal apa yang kalian
lakukan?  Apakah  diskusi  dengan  teman  atau  tetap  mencoba coba lagi?
S.C  :  Kadang  diskusi,  kalau  dirumah  dicoba  dulu  atau  tanya  sama kakak.
Wawancara tanggal 18-05-2013 Peserta  didik  dalam  setiap  pertemuan  juga  diberikan  beberapa  masalah
untuk  dipecahkan  secara  berpasangan  dengan  mengikuti  aturan  TAPPS.    Pada pertemuan  I-II  S.C  memiliki  kesiapan  diri  dalam  memecahkan  masalah  secara
normal.  Pada  pertemuan-pertemuan  selanjutnya  S.C  lebih  percaya  diri  dalam memecahkan masalah yang ditemui, ia juga berani menjelaskan hasil pemecahan
masalahnya  kepada  teman-teman.  S.C  secara  umum  dapat  fokus  mengerjakan permasalahan  yang  diberikan  secara  tuntas  sampai  batas  waktu  yang  diberikan.
S.C  juga  dapat  berkomunikasi  dengan  pasangannya  pada  saat  memecahkan
masalah walaupun pada pertemuan I-II masih belum berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan S.C saat wawancara sebagai berikut:
P :  Tanya  jawab  di  kelas  untuk  memecahkan  soal  apakah  sudah
berlangsung dengan baik? S.C  :  Kadang  sering  gak  nyambung,  atau  kadang  malah  ngomongin
apa gitu Bu. Wawancara tanggal 11-05-2013
Setelah pada pertemuan III-IV berganti pasangan diskusi, S.C dapat menjalankan perannya dengan baik sebagai problem solver maupun listener.
Kerja  keras  peserta  didik  juga  dilihat  dari  kebiasaan  belajarnya  diluar pembelajaran.  S.C  yang  pada  pertemuan  I  masih  kurang  berlatih  memecahkan
soal,  setelah  pertemuan  II-IV  ia  dapat  lebih  kontinu  berlatih  mengerjakan  soal sendiri  di  rumah  terbukti  dari  soal-soal  pada  tugas  maupun  PR  dapat
dikerjakannya  dengan  lengkap  dan  benar.  S.C  menyatakan  pada  saat  wawancara sebagai berikut:
P :  Apakah  dengan  mengerjakan  sedikit  soal  saja  kamu  merasa
dapat terampil dalam menyelesaikan soal? S.C  :  Tidak,  jadi  saya  harus  mencoba soal-soal  yang  lain  yang  lebih
menantang, rumit. P
:  Apakah sudah kamu lakukan? S.C  :  Sudah.
Wawancara tanggal 18-05-2013 S.C  pada  pertemuan  I  belum  membuat  tugas  rangkuman  karena  tidak  cermat
dalam  membaca  tugas.  Pada  pertemuan-pertemuan  selanjutnya  S.C  membuat rangkuman  pada  buku  catatannya,  namun  hanya  dibuat  dengan  bersumber  dari
tugas terstruktur dan LKPD. Lembar pengamatan karakter kerja keras untuk S.C dapat  dilihat  pada  Lampiran  32.  Berikut  adalah  skor  yang  diperoleh  S.C  untuk
karakter kerja keras dari pertemuan I-V:
Tabel 4.3 Perolehan Skor Afektif Karakter Kerja Keras S.C
Pertemuan I
II III
IV V
Skor Total 30
40 45
51 54
4.2.1.4 Karakter Kerja Keras S.D